nusabali

Surplus Beras Tabanan Tahun 2021 Turun 1.386 Ton

  • www.nusabali.com-surplus-beras-tabanan-tahun-2021-turun-1386-ton

TABANAN, NusaBali
Kabupaten Tabanan mengalami penurunan surplus beras sekitar 1.386 ton di tahun 2021. Tercatat capaian surplus beras di 2021 mencapai 48.614 ton, sementara surplus tahun 2020 mencapai 50.000 ton.

Penyebab turunnya surplus beras ini karena sejumlah faktor, salah satunya puso akibat serangan hama. Penyuluh Pertanian Ahli Muda Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Ketut Wicahyadi seizin Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana, mengatakan meskipun mengalami penurunan produksi beras, namun Tabanan masih mengantongi surplus. “Memang ada penurunan surplus beras dari tahun 2020 dibanding 2021. Tetapi kita tetap mengalami surplus,” kata Wicahyadi, Rabu (16/2).

Dikatakannya, surplus beras ini diketahui setelah dihitung dari hasil produksi padi yang sudah dijadikan beras. Kemudian dikurangi dari jumlah kebutuhan konsumsi dan non konsumsi (cadangan kebutuhan efektif). Misalnya hitungan surplus beras di tahun 2021. Ketersediaan beras adalah sebanyak 105.177 ton, sedangkan kebutuhan beras konsumsi 51.421 ton dan non konsumsi 5.142 ton. “Dari hitungan itu maka terjadi surplus beras sebanyak 48.614 ton,” beber Wicahyadi.

Menurut Wicahyadi ada sejumlah faktor penyebab terjadinya penurunan surplus beras di tahun 2021. Salah satunya adalah puso atau gagal panen. Sebab tahun 2021 banyak tanaman padi mengalami gagal panen karena diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tikus. “Total luasan puso saat itu mencapai 221 hektare, terluas ada di Kecamatan Penebel sekitar 98 hektare,” tegasnya.

Selain karena puso, penurunan surplus beras juga diakibatkan karena adanya penambahan luas tanaman jagung, kedelai, dan bawang merah yang merupakan bantuan pusat. Khusus untuk penanaman jagung memang untuk mengatasi kemarau panjang, sehingga petani beralih menanam jagung. “Tahun 2021 penanaman jagung difokuskan ke Kecamatan Selemadeg Timur dan hasilnya lumayan bagus dirasakan petani,” tandas Wicahyadi. *des

Komentar