Koster Groundbreaking PLTG di Pesanggaran
Direlokasi dari Grati-Jatim, Hasilkan Listrik 2x100 MW
Versi Dirut PLN, Darmawan Prasodjo, relokasi PLTG Grati yang terlaksana berkat inisiatif Gubernur Bali Wayan Koster ini akan jadi showcase di KTT G-20
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster melaksanakan groundbreaking (peletakan baru pertama) Relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati (Jawa Timur) di Pesanggaran (Denpasar Selatan) dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida (Klungkung), pada Sukra Kliwon Bala, Jumat (18/2) pagi. Relokasi PLTG Grati di Pesanggaran ini akan menghasilkan listrik 2x100 mega watt (MW), sementara PLTS Hybrid Nusa Penida berkapasitas 3,5 MW.
Acara groundbreaking Relokasi PLTG Grati di Pesanggaran dan Pembangunan PLTS Hybrad Nusa Penida, Jumat kemarin, dihadiri pula Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bali Ade T Sutiawarman, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Kepala Dinas Tenaga Kedrja & ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Arda, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, Dirut PT Indonesia Power Ahsin Sidqi, dan PLN Group.
Dirut PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, melaporkan Relokasi PLTG Grati yang berkapasitas 2x100 MW ke Pesanggaran ini akan mulai beroperasi atau Commercial Operation Date (COD), Oktober 2022 depan, setelah melalui proses Pekerjaan Sipil, Transportasi dan Dismartling, Instalasi Common System, Instalasi Electrical, Instalasi System Control Common, dan Commisioning. Setelah itu, COD keduanya akan dilakukan tahun 2023. Sedangkan untuk pembangunan PLTS Hybrid di Nusa Penida, berkapasitas 3,5 MW.
Menurut Darmawan Prasodjo, ini akan menjadi pembangkit pertama di Bali dan juga bakal jadi showcase di KTT G-20. Karena itu, pemindahan lokasi PLTG dari Grati ke Persanggaran ini tidak mungkin terlaksana, kalau hanya merupakan inisiatif dari PLN.
“Jadi, program ini terlaksana berkat inisiatif dari Bapak Gubernur Bali (Wayan Koster) yang luar biasa menginspirasi, dengan visi kepemimpinan yang visioner, detail dalam bekerja, dan sangat futuristik (menggambarkan masa depan, Red) untuk Bali. Sehingga ini menjadi cambuk bagi jajaran PLN agar bekerja lebih optimal lagi mewujudkan energi bersih di Bali,” jelas Darmawan.
Darmawan kemudian menyampaikan keunggulan menggunakan PLTG, yakni membuat udara tidak ada polusi debu, warnanya biru, tidak ada hujan asap, tidak ada pencemaran merkuri, emisi C02 bisa dipotong menjadi 50 persen. “Saya ucapkan terimakasih kepada Pak Gubernur, Pak Walikota, Pak Bupati yang sudah mendukung terselenggaranya agenda ini. Terimakasih kepada seluruh jajaran dari Polda Bali, Kejati Bali, dan pihak-pihak yang sudah terlibat, dari konsorsium, manajemen di PLN, hingga seluruh anak perusahaan dalam mendukung Relokasi PLTG Grati ke Pesanggaran dan juga pembangunan PLTS Hybrid Nusa Penida,” tandas Darmawan.
Sementara, Gubernur Koster dalam sambutannya menyatakan bahagia, karena PT PLN (Persero) telah memulai Relokasi PLTG Grati ke Pesanggaran dengan kapasitas 2x100 MW dan pembangunan PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MW. Ini sejalan dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dalam menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala-niskala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai dengan Prinsip Tri Sakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan melalui pembangu-nan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai NKRI berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
Menurut Gubernur Koster, implementasi visi ini salah satunya untuk menciptakan kualitas udara yang bersih demi terciptanya kualitas hidup yang sehat di Pulau Bali, dengan menerapkan sumber energi yang ramah lingkungan sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, dengan melaksanakannya dari hulu sampai hilir.
“Bali secara regulasi juga telah memiliki Pergub Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, dengan tujuan menciptakan kualitas udara yang bersih. Penggunaan kendaraan motor listrik tidak akan menimbulkan polusi suara dan tidak mencemari udara atau mengeluarkan asap,” tandas Gubernur Koster.
Dia menambahkan, Bali yang bersih juga memberikan rasa nyaman dan berdampak positif terhadap kunjungan wisatawan. Sebelum pandemi Covid-19, angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sempat naik dari 6 juta menjadi 6,3 juta setahun. Sedangkan angka kunjungan wisatawan domestik naik dari 9 juta menjadi 10,5 juta setahun.
Kenaikan angka kunjungan wisatawan ke Bali ini, kate Gubernur Koster, tak terlepas karena adanya kebijakan Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. “Penggunaan energi bersih di Bali mendapat respons positif dan apresiasi dari sejumlah negara,” papar Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Gubernur Koster kemudian menyoroti energi listrik yang ada di Bali sebagian masih menggunakan bahan bakar fosil. “Atas kondisi itu, saya bicara dengan Menteri ESDM untuk meminta agar yang berbahan bakar fosil ini ditransisikan paling tidak menggunakan gas (PLTG), seperti di Gillimanuk (Jembrana), Celukanbawang (Buleleng), dan Pemaron (Buleleng),” kenangnya.
Selanjutnya, Gubernur Koster menargetkan ‘Bali Mandiri Energi’ dengan energi bersih, seiring rencana dibangunnya tenaga listrik yang bisa memenuhi kebutuhan energi untuk konsumsi domestik ataupun konsumsi wisatawan, hotel, restoran, dan industri di Pulau Dewata. Mengapa Bali perlu mandiri energi? Selain untuk kebutuhan domestiknya, juga karena Bali adalah pintu masuk wisata dunia terbesar di Indonesia.
“Jadi, harus memiliki kepastian keberlanjutan dari kebutuhan energi yang bisa dikelola dan dikontrol langsung oleh daerah. Sekarang sedang disiapkan kebijakan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), di mana nantinya diharapkan rumah, hotel, restoran, perkantoran, pasar swalayan, serta fasilitas umum lainnya menggunakan rooftop. Kalau di Bali begini, akan keren dan betul-betul menjadi destinasi pariwisata yang digemari oleh masyarakat luar,” papar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatgan Tejakula, Buleleng yang berpengalaman tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Di akhir sambutannya, Gubernur Koster menegaskan Bali sebagai tuan rumah G-20 melalui Presiden Jokowi telah meng-endorse tiga topik utama yang akan diangkat dalam Presidensi G-20 Indonesia. Topik pertama, Sistem Kesehatan Dunia. Topik kedua, Transformasi Ekonomi dan Digital. Topik ketiga, Transisi Energi.
Menurut Koster, Presiden Jokowi mendorong dalam rangka KTT G-20 di Bali agar ada showcase tentang energi bersih. “Maka, saya ucapkan terimakasih kepada PLN yang telah melakukan relokasi ini dan harus dilaksanakan dengan disiplin serta berkualitas, karena KTT G-20 akan berlangsung November 2022 mendatang,” kata Koster.
“Jadi, paling lambat akhir Oktober 2022 (PLTG Relokasi Pesanggaran, Red) harus jadi dan beroperasi, serta menjadi showcase G-20, termasuk yang di Nusa Penida terkait Hybrid, selain ada penerangan jalan umum menggunakan solar cell dan kendaraan listrik,” lanjut politisi senior PDIP bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Koster pun meminta kepada PLN untuk meneruskan komitmennya, sampai betul-betul terwujud ‘Bali Mandiri Energi’ dengan energi bersih. “Kita doakan PLN lebih progresif untuk mencapai energi bersih di tahun 2025 sebanyak 23 persen.” *nar
Acara groundbreaking Relokasi PLTG Grati di Pesanggaran dan Pembangunan PLTS Hybrad Nusa Penida, Jumat kemarin, dihadiri pula Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bali Ade T Sutiawarman, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Kepala Dinas Tenaga Kedrja & ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Arda, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, Dirut PT Indonesia Power Ahsin Sidqi, dan PLN Group.
Dirut PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, melaporkan Relokasi PLTG Grati yang berkapasitas 2x100 MW ke Pesanggaran ini akan mulai beroperasi atau Commercial Operation Date (COD), Oktober 2022 depan, setelah melalui proses Pekerjaan Sipil, Transportasi dan Dismartling, Instalasi Common System, Instalasi Electrical, Instalasi System Control Common, dan Commisioning. Setelah itu, COD keduanya akan dilakukan tahun 2023. Sedangkan untuk pembangunan PLTS Hybrid di Nusa Penida, berkapasitas 3,5 MW.
Menurut Darmawan Prasodjo, ini akan menjadi pembangkit pertama di Bali dan juga bakal jadi showcase di KTT G-20. Karena itu, pemindahan lokasi PLTG dari Grati ke Persanggaran ini tidak mungkin terlaksana, kalau hanya merupakan inisiatif dari PLN.
“Jadi, program ini terlaksana berkat inisiatif dari Bapak Gubernur Bali (Wayan Koster) yang luar biasa menginspirasi, dengan visi kepemimpinan yang visioner, detail dalam bekerja, dan sangat futuristik (menggambarkan masa depan, Red) untuk Bali. Sehingga ini menjadi cambuk bagi jajaran PLN agar bekerja lebih optimal lagi mewujudkan energi bersih di Bali,” jelas Darmawan.
Darmawan kemudian menyampaikan keunggulan menggunakan PLTG, yakni membuat udara tidak ada polusi debu, warnanya biru, tidak ada hujan asap, tidak ada pencemaran merkuri, emisi C02 bisa dipotong menjadi 50 persen. “Saya ucapkan terimakasih kepada Pak Gubernur, Pak Walikota, Pak Bupati yang sudah mendukung terselenggaranya agenda ini. Terimakasih kepada seluruh jajaran dari Polda Bali, Kejati Bali, dan pihak-pihak yang sudah terlibat, dari konsorsium, manajemen di PLN, hingga seluruh anak perusahaan dalam mendukung Relokasi PLTG Grati ke Pesanggaran dan juga pembangunan PLTS Hybrid Nusa Penida,” tandas Darmawan.
Sementara, Gubernur Koster dalam sambutannya menyatakan bahagia, karena PT PLN (Persero) telah memulai Relokasi PLTG Grati ke Pesanggaran dengan kapasitas 2x100 MW dan pembangunan PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MW. Ini sejalan dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dalam menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala-niskala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai dengan Prinsip Tri Sakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan melalui pembangu-nan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai NKRI berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
Menurut Gubernur Koster, implementasi visi ini salah satunya untuk menciptakan kualitas udara yang bersih demi terciptanya kualitas hidup yang sehat di Pulau Bali, dengan menerapkan sumber energi yang ramah lingkungan sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, dengan melaksanakannya dari hulu sampai hilir.
“Bali secara regulasi juga telah memiliki Pergub Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, dengan tujuan menciptakan kualitas udara yang bersih. Penggunaan kendaraan motor listrik tidak akan menimbulkan polusi suara dan tidak mencemari udara atau mengeluarkan asap,” tandas Gubernur Koster.
Dia menambahkan, Bali yang bersih juga memberikan rasa nyaman dan berdampak positif terhadap kunjungan wisatawan. Sebelum pandemi Covid-19, angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sempat naik dari 6 juta menjadi 6,3 juta setahun. Sedangkan angka kunjungan wisatawan domestik naik dari 9 juta menjadi 10,5 juta setahun.
Kenaikan angka kunjungan wisatawan ke Bali ini, kate Gubernur Koster, tak terlepas karena adanya kebijakan Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. “Penggunaan energi bersih di Bali mendapat respons positif dan apresiasi dari sejumlah negara,” papar Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Gubernur Koster kemudian menyoroti energi listrik yang ada di Bali sebagian masih menggunakan bahan bakar fosil. “Atas kondisi itu, saya bicara dengan Menteri ESDM untuk meminta agar yang berbahan bakar fosil ini ditransisikan paling tidak menggunakan gas (PLTG), seperti di Gillimanuk (Jembrana), Celukanbawang (Buleleng), dan Pemaron (Buleleng),” kenangnya.
Selanjutnya, Gubernur Koster menargetkan ‘Bali Mandiri Energi’ dengan energi bersih, seiring rencana dibangunnya tenaga listrik yang bisa memenuhi kebutuhan energi untuk konsumsi domestik ataupun konsumsi wisatawan, hotel, restoran, dan industri di Pulau Dewata. Mengapa Bali perlu mandiri energi? Selain untuk kebutuhan domestiknya, juga karena Bali adalah pintu masuk wisata dunia terbesar di Indonesia.
“Jadi, harus memiliki kepastian keberlanjutan dari kebutuhan energi yang bisa dikelola dan dikontrol langsung oleh daerah. Sekarang sedang disiapkan kebijakan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), di mana nantinya diharapkan rumah, hotel, restoran, perkantoran, pasar swalayan, serta fasilitas umum lainnya menggunakan rooftop. Kalau di Bali begini, akan keren dan betul-betul menjadi destinasi pariwisata yang digemari oleh masyarakat luar,” papar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatgan Tejakula, Buleleng yang berpengalaman tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Di akhir sambutannya, Gubernur Koster menegaskan Bali sebagai tuan rumah G-20 melalui Presiden Jokowi telah meng-endorse tiga topik utama yang akan diangkat dalam Presidensi G-20 Indonesia. Topik pertama, Sistem Kesehatan Dunia. Topik kedua, Transformasi Ekonomi dan Digital. Topik ketiga, Transisi Energi.
Menurut Koster, Presiden Jokowi mendorong dalam rangka KTT G-20 di Bali agar ada showcase tentang energi bersih. “Maka, saya ucapkan terimakasih kepada PLN yang telah melakukan relokasi ini dan harus dilaksanakan dengan disiplin serta berkualitas, karena KTT G-20 akan berlangsung November 2022 mendatang,” kata Koster.
“Jadi, paling lambat akhir Oktober 2022 (PLTG Relokasi Pesanggaran, Red) harus jadi dan beroperasi, serta menjadi showcase G-20, termasuk yang di Nusa Penida terkait Hybrid, selain ada penerangan jalan umum menggunakan solar cell dan kendaraan listrik,” lanjut politisi senior PDIP bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Koster pun meminta kepada PLN untuk meneruskan komitmennya, sampai betul-betul terwujud ‘Bali Mandiri Energi’ dengan energi bersih. “Kita doakan PLN lebih progresif untuk mencapai energi bersih di tahun 2025 sebanyak 23 persen.” *nar
Komentar