Wakil Ketua BKSAP DPR RI Minta Hapus Syarat Karantina
Undang Parlemen Dunia Datang ke Bali
DENPASAR, NusaBali
Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, I Putu Supadma Rudana, menggunakan kesempatan promosikan kepariwisataan Bali dengan mengundang anggota parlemen dunia untuk hadiri Inter Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali, 20-24 Maret 2022 mendatang.
Undangan tersebut disampaikan Supadma Rudana saat menghadiri pertemuan Parliamentary Hearing di United Nations (UN) Headquarters New York, Amerika Serikat, Sabtu (19/2) malam. Supadma pun minta syarat karantina bagi wisatawan segera dihapus.
Pada intervensinya dalam pertemuan Parliamentary Hearing di Gedung PBB di New York tersebut, Supadma Rudana menyuarakan tentang kegiatan IPU Assembly di Bali dengan pola sistem bubble. Supadma mengundang para anggota parlemen berbagai negara untuk hadir dalam sidang IPU Assembbly di Bali dengan tema ‘Getting to Zero, Mobilizing Parliaments to Act on Climate Change’ tersebut.
Dalam kesempatan itu, Supadma meyakinkan bahwa Bali sudah sangat siap dengan protokol kesehatan mencegah penularan Covid-19. Hotel-hotel di Bali juga sangat siap menerima kehadiran tamu internasional. “Saya menggunakan kesempatan intervensi di pertemuan New York untuk mengundang anggota parlemen se-dunia datang ke Bali, Maret 2022 nanti," ujar Supadma saat dihubungi NusaBali, Minggu (20/2).
Di hadapan anggota parlemen dunia dalam pertemuan di New York tersebut, Supadma juga menyampaikan masyarakat Bali sangat antusias menunggu kehadiran mereka. Masyarakat Bali pun antusiap menerima kunjungan wisatawan mancanegara.
"Saya yakin wisatawan sudah tidak sabar juga hadir ke Bali. Kepariwisataan kita telah siap, keamanan kesehatan terjamin, vaksinasi sudah dilakukan 3 kali di Bali. Berbagai sarana prasarana kepariwisataan telah siap kembali menerima wisatawan, menuju pemulihan kepariwisataan Indonesia dan Bali," terang politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang duduk di Komisi VI DPR RI (membidangi industri, perdagangan, UMKM, dan BUMN) ini.
Untuk meyakinkan dunia internasional terhadap kesiapan Bali menerima kunjungan wisatawan, Supadma sebelumnya sempat bertemu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan pimpinan media nasional yang akan meliput Pertemuan Parlemen Dunia di Bali. "Hal itu semua dalam rangka pemulihan pariwisata Bali. Dalam pertemuan dengan Menko Marves, saya telah menyampaikan agar setidaknya Maret 2022 nanti syarat karantina bagi wisatawan masuk Bali sudah dihapus," katanya.
Sedangkan dalam pertemuan di New York, Supadma yang hadir bersama delegasi BKSAP DPR RI, juga menyuarakan peran kearifan lokal Bali. Sebagai contoh, di Bali ada konsep Tri Hita Karana. Menurut Supadma, kearifan lokal Bali ini merupakan sumbangsih implementasi budaya leluhur yang bisa menjadi inspirasi dunia.
Isu lain yang juga dibahas adalah tentang meningkatnya ketidakadilan ekonomi di masyarakat dunia, yang mengakibatkan tantangan kemunduran pencapaian SDGs (sustainable development goals) dengan tema besar ‘No One Left Behind’ (tidak ada yang boleh tertinggal dalam pencapaain kesejahteraan dalam suatu bangsa di dunia). "Salah satunya, dengan penerapan green ekonomi yang memberikan pertumbuhan terkendali terhadap ekonomi, masyarakat mendapatkan manfaat besar dari peningkatan ekonomi. Masyarakat menjadi pelaku ekonomi utama termasuk UMKM," jelas alumni Webster University, Amerika Serikat ini. *nat
Pada intervensinya dalam pertemuan Parliamentary Hearing di Gedung PBB di New York tersebut, Supadma Rudana menyuarakan tentang kegiatan IPU Assembly di Bali dengan pola sistem bubble. Supadma mengundang para anggota parlemen berbagai negara untuk hadir dalam sidang IPU Assembbly di Bali dengan tema ‘Getting to Zero, Mobilizing Parliaments to Act on Climate Change’ tersebut.
Dalam kesempatan itu, Supadma meyakinkan bahwa Bali sudah sangat siap dengan protokol kesehatan mencegah penularan Covid-19. Hotel-hotel di Bali juga sangat siap menerima kehadiran tamu internasional. “Saya menggunakan kesempatan intervensi di pertemuan New York untuk mengundang anggota parlemen se-dunia datang ke Bali, Maret 2022 nanti," ujar Supadma saat dihubungi NusaBali, Minggu (20/2).
Di hadapan anggota parlemen dunia dalam pertemuan di New York tersebut, Supadma juga menyampaikan masyarakat Bali sangat antusias menunggu kehadiran mereka. Masyarakat Bali pun antusiap menerima kunjungan wisatawan mancanegara.
"Saya yakin wisatawan sudah tidak sabar juga hadir ke Bali. Kepariwisataan kita telah siap, keamanan kesehatan terjamin, vaksinasi sudah dilakukan 3 kali di Bali. Berbagai sarana prasarana kepariwisataan telah siap kembali menerima wisatawan, menuju pemulihan kepariwisataan Indonesia dan Bali," terang politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang duduk di Komisi VI DPR RI (membidangi industri, perdagangan, UMKM, dan BUMN) ini.
Untuk meyakinkan dunia internasional terhadap kesiapan Bali menerima kunjungan wisatawan, Supadma sebelumnya sempat bertemu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan pimpinan media nasional yang akan meliput Pertemuan Parlemen Dunia di Bali. "Hal itu semua dalam rangka pemulihan pariwisata Bali. Dalam pertemuan dengan Menko Marves, saya telah menyampaikan agar setidaknya Maret 2022 nanti syarat karantina bagi wisatawan masuk Bali sudah dihapus," katanya.
Sedangkan dalam pertemuan di New York, Supadma yang hadir bersama delegasi BKSAP DPR RI, juga menyuarakan peran kearifan lokal Bali. Sebagai contoh, di Bali ada konsep Tri Hita Karana. Menurut Supadma, kearifan lokal Bali ini merupakan sumbangsih implementasi budaya leluhur yang bisa menjadi inspirasi dunia.
Isu lain yang juga dibahas adalah tentang meningkatnya ketidakadilan ekonomi di masyarakat dunia, yang mengakibatkan tantangan kemunduran pencapaian SDGs (sustainable development goals) dengan tema besar ‘No One Left Behind’ (tidak ada yang boleh tertinggal dalam pencapaain kesejahteraan dalam suatu bangsa di dunia). "Salah satunya, dengan penerapan green ekonomi yang memberikan pertumbuhan terkendali terhadap ekonomi, masyarakat mendapatkan manfaat besar dari peningkatan ekonomi. Masyarakat menjadi pelaku ekonomi utama termasuk UMKM," jelas alumni Webster University, Amerika Serikat ini. *nat
Komentar