Rumpun Bambu Tumbang Tutup Akses Jalan
Toilet Warga di Lukluk Hancur Tertimpa Pohon
MANGUPURA, NusaBali
Cuaca ekstrem hujan deras disertai angin kencang, sejak Senin (12/2) dini hari hingga sore hari mengakibatkan rumpun bambu tumbang menutup akses jalan di Banjar Petang Tengah, Desa/Kecamatan Petang.
Beruntung kejadian ini tidak memakan korban jiwa. Namun, aliran listrik sempat terganggu beberapa saat. Kasi Trantib Desa Petang Nyoman Wirya, menjelaskan rumbu bambu tumbang diperkirakan saat subuh atau sekitar pukul 04.00 Wita, bersamaan dengan hujan deras saat itu. “Rumpun bambu tumbang kemungkinan akibat hujan deras,” ujar Wirya saat dikonfirmasi.
Menurutnya, diameter rumpun bambu tersebut sekitar dua meter. Sementara ketinggiannya mencapai delapan meter. Saat kejadian tersebut, bambu menutup akses jalan. Untungnya tidak ada korban jiwa maupun kerusakan pada rumah warga.
Syukurnya warga sekitar dibantu Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Badung langsung turun melakukan evakuasi. Dalam waktu satu jam rumpun bambu tersebut sudah bisa dibersihkan dari badan jalan.
Sementara itu Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung I Ketut Murdika, menyampaikan TRC BPBD langsung diluncurkan begitu mendapatkan informasi. Menurut Murdika, meski cuaca cukup ekstrem, hanya dua laporan bencana yang masuk ke BPBD Badung. Satu bencana lagi yakni pohon tumbang menimpa toilet milik warga di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi. Untuk kejadian ini sudah diterjunkan tim untuk melakukan penanganan.
“Toilet milik warga hancur pada bagian tembok. Begitu juga bagian atap hancur dan genteng berjatuhan,” kata Murdika sembari mengimbau masyarakat tetap waspada selama musim penghujan.
Sementara, hujan deras yang mengguyur wilayah Kuta dan sekitarnya menyebabkan volume air di Tukad Mati, Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta naik dan nyaris menyentuh tanggul Senin (12/2). Untuk mengantisipasi meluapnya air, petugas mengerahkan 3 pompa air dan belasan personel di lokasi.
Ketua LPM Legian, I Wayan Puspa Negara, mengatakan hujan deras yang mengguyur wilayah Legian dan sekitarnya menyebabkan debit air di Tukad Mati, Legian sempat meningkat dan ketinggiannya nyaris menyentu tanggul. “Karena kondisi hujan cukup intens, kami turunkan 3 pompa. Ada 2 pompa di jembatan naga dan ada 1 pompa portable yang disiapkan di kantor Kelurahan Legian. Jadi, semuanya dipersiapkan,” kata Puspa Negara.
Untuk di kawasan Jalan Dewi Sri, Puspa Negara mengaku kondisi aman terkendali. Genangan yang biasa terjadi sudah tidak terlihat lagi, setelah dipasangi inlet di sepanjang trotoar yang ada di pinggir jalan. “Dengan adanya inlet yang dipasang Dinas PUPR, daya resap air juga semakin cepat, sehingga tidak terjadi genangan yang menganggu aktivitas warga,” kata mantan anggota DPRD Badung ini.
Secara terpisah, Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah, mengatakan kalau sebagian wilayah Bali terpantau diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi itu terkonsentrasi terjadi di wilayah Bali bagian Selatan dan Timur. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti labilitas lokal yang kuat, masa udara basah dari permukaan hingga lapisan atmosfer atas yang mendukung pertumbuhan awan hujan, pola belokan dan penumpukan masa udara di sekitar wilayah Bali dan NTB yang ikut berkontribusi dalam pembentukan awan hujan.
“Intensitas hujan terjadi sejak Senin pukul 05.30 Wita hingga pukul 15.30 Wita,” jelas Diana. Selain itu, intensitas hujan juga disebabkan adanya fenomena MJO yang sedang aktif di kuadran 3, yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di Indonesia secara umum. Atas kondisi tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat, kilat petir, yang dapat disertai angin kencang berdurasi singkat di beberapa wilayah Bali. Serta dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrim tersebut. Sebab, pada dasarnya saat ini wilayah Bali masih dalam musim hujan. *ind, dar
Komentar