Bangkai Paus Terdampar di Pantai Pasut, Evakuasi Terkendala Alat Berat
TABANAN, NusaBali
Warga pesisir di Pantai Pasir, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan dibuat heboh oleh terdamparnya bangkai ikan paus pada Minggu (20/2) sekitar pukul 19.30 Wita.
Ikan paus dengan panjang sekitar 8 meter tersebut terdampar 100 meter dari bibir pantai dengan kondisi sudah membusuk. Sayangnya untuk penguburan bangkai ikan paus ini sulit dilakukan karena dinas terkait belum menemukan alat berat. Bahkan sebelumnya BPBD Tabanan sempat ingin mendorong kembali bangkai ikan tersebut ke laut, namun terkendala karena ikan telah busuk dan berat.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan I Ketut Arsana Yasa alias Sadam, mengatakan ikan paus awalnya ditemukan terdampar oleh warga. Pada Minggu malam, Sadam bersama sang anak menuju pantai dengan membawa senter. “Sampai lokasi saya lihat ikan paus terdampar dalam kondisi busuk 100 meter dari bibir pantai,” kata Sadam, Senin (21/2).
Panjang ikan paus yang terdampar ini mencapai 8 meter. Sadam sempat memegang tulang rahangnya yang panjang mencapai sekitar 2 meter. Dan diperkirakan ikan paus ini jenis ikan paus biru berbobot 6 ton. “Kondisinya sudah membusuk, kemungkinan sudah mati di atas 10 hari di laut,” ucap Sadam.
Sadam menambahkan, sejak sepekan terakhir saat melaut memang banyak dijumpai ikan paus di selatan Bali. Karena kebetulan ikan sarden makanannya sedang banyak-banyaknya di selatan laut Tabanan.
Terpisah Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri menerangkan, untuk evakuasi bangkai ikan paus ini sedang mengusahakan alat berat. Bersama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan, alat berat sedang dikoordinasikan ke Dinas PUPRPKP Tabanan. “Rencananya bangkai paus ini akan dikubur, tetapi harus menggunakan alat berat, kalau manual tidak bisa karena ikan sudah busuk,” kata Srinadha Giri.
Bahkan sebelumnya, BPBD Tabanan bersama Dinas Perikanan sempat hendak mendorong bangkai ikan ke laut dengan cara manual menggunakan kayu dan besi. Namun karena ikan terlalu berat, kayu yang digunakan mendorong patah. “Kalau masih ikan segar, rencana kami evakuasi gunakan senso, tetapi ini ikan sudah busuk susah evaluasi harus gunakan alat berat,” beber Srinadha Giri.
Kini pihaknya tengah berusaha mencari alat berat agar bisa segera mengubur bangkai ikan seberat 6 ton tersebut. “Rencana kalau sudah ada alat berat, kami akan kubur di sekitaran pantai. Sekarang masih diusahakan alat berat ini agar bisa dibawa ke Pantai Pasut,” tandas Srinadha Giri. *des
Komentar