BLK Karangasem Tunda 2 Paket Pelatihan
AMLAPURA, NusaBali
Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja (UPTD BLK) Karangasem menunda 2 paket pelatihan dari 8 paket yang direncanakan. Penyebabnya, jumlah peserta yang mendaftar belum mencapai minimal 16 orang.
Pelatihan yang ditunda yakni paket listrik dan mekanik sepeda motor. Masa pendaftaran dua paket pelatihan ini diperpanjang. Kepala UPTD BLK Karangasem, I Komang Eli Kusuma, mengatakan ada sisi positif dua paket pelatihan tertunda, sehingga tidak terjadi kerumunan peserta. Kadis Ketenagakerjaan Karangasem I Ketut Kanginan Subandi memaparkan, pelatihan mulai dibuka sejak Kamis (17/2). Pelatihan dibuka Bupati Karangasem I Gede Dana. Pendaftaran telah dibuka sejak awal Januari dengan biaya APBN. Tiap paket pelatihan dengan biaya Rp 50 juta. “Pelatihan enam paket dengan durasi waktu berbeda-beda tergantung paket. Usai pelatihan lanjut uji kompetensi keahlian,” jelas Kanginan Subandi yang mantan Kepala Badan Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) Karangasem.
Pelatihan gelombang I sebanyak 6 paket yakni roti kue, teknisi AC, menjahit, waiters, desain grafis, dan administrasi perkantoran. Paket membuat roti kue dengan pertemuan 18 kali, lainnya pertemuannya 30 kali selama 240 jam. Satu jam pelajaran selama 40 menit. Instruktur roti kue Sugiatna, instruktur waiters Mini Sulastri, instruktur desain grafis I Putu Hari Partadi, dan instruktur menjahit Handayani. Kanginan Subandi mengatakan, seluruh fasilitas peralatan lengkap, didukung instruktur berpengalaman. “Pelatihan 8 jam sehari, jam istirahat pukul 11.00 Wita,” jelas Kanginan Subandi.
Saat ini pelatihan mulai pukul 07.30-15.30 Wita tanpa ada jam istirahat. “Pelatihan paling cepat selesai adalah roti kue, hanya 18 kali pertemuan. Usai dapat teori langsung praktek beragam jenis kue,” ungkap Kanginan Subandi. Ditegaskan, peserta pelatihan mesti praktek di rumah agar teori yang diterima betul-betul dikuasai. Instruktur menjahit, Handayani mengatakan pelatihan seminggu pertama berupa teori, pengenalan pola, dan teknis menghidupkan mesin. “Selanjutnya, langsung menjahit pakai kertas, belajar memotong kain, dan menjahit,” jelas Handayani. *k16
1
Komentar