Puluhan Lontar Puri Anyar Kerambitan Dikonservasi dan Identifikasi
TABANAN, NusaBali
Setelah ratusan tahun disimpan secara turun-temurun di saren agung, akhirnya 50 cakep lontar milik Puri Anyar Kerambitan, Kabupaten Tabanan, dilakukan konservasi dan identifikasi pada Selasa (22/2).
Konservasi dan identifikasi ini melibatkan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan Kabupaten Tabanan yang dirangkaikan menyambut Bulan Bahasa Bali 2022. “Selama ini puluhan cakep lontar yang ada di Puri Anyar Kerambitan hanya diupacarai saat hari raya Saraswati,” ungkap Panglingsir Puri Anyar Kerambitan, Anak Agung Ngurah Agung Bagus Erawan.
Keturunan ke-9 Puri Anyar Kerambitan ini mengakui jika sama sekali tidak mengetahui isi lontar yang diduga sudah disimpan sejak abad XVII tersebut. “Orangtua kami juga tidak tahu. Tapi kami yakin jika lontar-lontar ini ada manfaatnya bagi keluarga, generasi muda maupun masyarakat,” kata Bagus Erawan.
Sekilas dari konservasi yang dilakukan mulai pukul 08.00 Wita, lontar-lontar yang masih cukup baik dan bisa terbaca ini berisikan tentang kawisesan, usadha, filosofi hingga kakawin kisah Mahabarata. “Saya perkirakan lontar-lontar ini ada yang berusia 350 tahun atau seumuran dengan berdirinya Puri Anyar Kerambitan pada tahun 1650,” kata Bagus Erawan
Sementara itu I Nyoman Widana, Korcam Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Kerambitan yang turut aktif dalam kegiatan ini menyatakan bahwa lontar yang diidentifikasi kebanyakan berada di sekitar tahun 1800 hingga 1900an.
Yang menarik dalam kegiatan yang dilangsungkan hingga sore, adalah kehadiran beberapa warga negara asing (WNA) asal
AS, Rusia, dan Australia di Puri Anyar Kerambitan. Namun sebagaimana pengunjung lainnya, para ekspatriat ini harus menjalani cek temperatur sebelum masuk areal puri dan mengikuti protokol kesehatan.
“Mereka ekpatriat yang berbisnis di Bali. Mereka tahu adat budaya Bali seperti herbal, dan selama ini mereka menikmati dedaunan menjadi obat. Kini mereka bisa menyaksikan sendiri bahwa dalam lontar usadha ternyata memang ada,” terang Bagus Erawan. *mao
Komentar