Pipi Balita Tergigit Kuluk
Buat sementara, balita ini hanya mendapat pengobatan luka biasa di Puskesmas Melaya II.
NEGARA, NusaBali
Seorang balita, Ni Kadek JA, 3,5 tahun, tergigit kuluk atau anak anjing di bagian pipi, Senin (27/2). Kasus gigitan anjing di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana ini dikhawatirkan positif rabies. Petugas yang mendapat informasi kasus gigitan anjing pada wajah balita langsung mengeliminasi kuluk tersebut dan mengambil sample untuk uji lab, Selasa (28/2). Gigitan pada wajah masuk kategori risiko tinggi
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Anak Agung Ngurah Mahadikara didampingi Kasi Pengamat dan Penyidikan, I Wayan Widarsa mengakui adanya kasus gigitan anak anjing itu. Menurutnya, kuluk berumur sekitar 1 bulan yang menggigit Jualita Apsari merupakan peliharaan ayah korban. “Luka gigitannya memang tidak terlalu parah, hanya lecet biasa. Tetapi karena khawatir rabies, tadi kami lakukan pengambilan sample,” terang Ngurah Mahadikara.
Hasil lab sampel berupa bagian otak kuluk yang telah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar siang kemarin itu diperkirakan paling lambat diterima pada Rabu (29/2) hari ini. Jika menunjukkan posituf rabies, balita tergigit kuluk yang sementara baru diberikan perawatan luka biasa di Puskesmas Melaya II, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya itu, dipastikan harus mendapat Serum Anti Rabies (SAR). “Karena area wajah masuk gigitan risiko tinggi. Kalau masuk gigitan biasa, jika memang positif rabies, cukup diberikan VAR (Vaksin Anti Rabies),” terangnya.
Pihaknya tidak mau menganggap sepele masalah gigitan anjing. Apalagi kuluk yang sudah tiga kali ditemui positif rabies di Jembrana pada bulan Februari 2017 ini. “Kuluk memang agak sulit diprediksi, apakah menggigit karena terprovokasi atau bagaiamana. Kuluk di masyarakat sebagian besar belum divaksin, termasuk yang di Gilimanuk itu. Tetapi mudah-mudahan nanti hasilnya negatif,” tambahnya. * ode
Seorang balita, Ni Kadek JA, 3,5 tahun, tergigit kuluk atau anak anjing di bagian pipi, Senin (27/2). Kasus gigitan anjing di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana ini dikhawatirkan positif rabies. Petugas yang mendapat informasi kasus gigitan anjing pada wajah balita langsung mengeliminasi kuluk tersebut dan mengambil sample untuk uji lab, Selasa (28/2). Gigitan pada wajah masuk kategori risiko tinggi
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Anak Agung Ngurah Mahadikara didampingi Kasi Pengamat dan Penyidikan, I Wayan Widarsa mengakui adanya kasus gigitan anak anjing itu. Menurutnya, kuluk berumur sekitar 1 bulan yang menggigit Jualita Apsari merupakan peliharaan ayah korban. “Luka gigitannya memang tidak terlalu parah, hanya lecet biasa. Tetapi karena khawatir rabies, tadi kami lakukan pengambilan sample,” terang Ngurah Mahadikara.
Hasil lab sampel berupa bagian otak kuluk yang telah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar siang kemarin itu diperkirakan paling lambat diterima pada Rabu (29/2) hari ini. Jika menunjukkan posituf rabies, balita tergigit kuluk yang sementara baru diberikan perawatan luka biasa di Puskesmas Melaya II, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya itu, dipastikan harus mendapat Serum Anti Rabies (SAR). “Karena area wajah masuk gigitan risiko tinggi. Kalau masuk gigitan biasa, jika memang positif rabies, cukup diberikan VAR (Vaksin Anti Rabies),” terangnya.
Pihaknya tidak mau menganggap sepele masalah gigitan anjing. Apalagi kuluk yang sudah tiga kali ditemui positif rabies di Jembrana pada bulan Februari 2017 ini. “Kuluk memang agak sulit diprediksi, apakah menggigit karena terprovokasi atau bagaiamana. Kuluk di masyarakat sebagian besar belum divaksin, termasuk yang di Gilimanuk itu. Tetapi mudah-mudahan nanti hasilnya negatif,” tambahnya. * ode
1
Komentar