Soal Prokes Pengarak Ogoh-ogoh Pangrupukan
Gianyar Belum Pastikan Biaya Rapid Test Gratis
GIANYAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster telah mengizinkan pengarakan Ogoh-ogoh saat malam Pangrupukan, sehari menjelang Nyepi Tahun Baru Caka 1944, Kamis (3/3).
Terkait itu, Dinas Kesehatan (Diskes) Gianyar belum menerima permintaan test rapid antigen dari sekaa teruna. Dinas ini juga belum memastikan biaya test untuk pengarak Ogoh-ogoh tersebut, dapat gratis. Untuk diketahui, pengarakan Ogoh-ogoh diizinkan dengan syarat, salah satunya, 25 pengarak per Ogoh-ogoh wajib rapid test antigen negatif. Namun belum jelas, apakah biaya rapid test ini difasilitasi cuma-cuma oleh pemerintah atau berbayar secara mandiri.
Kepala Diskes Gianyar dr Ida Komang Upeksa menjelaskan terkait rapid tes dan swab antigen pengarakan Ogoh-ogoh, Dinkes siap memfasilitasi jika ada permintaan. Namun sejauh ini, belum ada sekaa teruna yang mengajukan untuk difasilitasi test tersebut. "Harus ada permintaan dari sekaa teruna, sebagai dasar pengeluaran swab antigen dan pelaksanaannya. Kecuali untuk tracing dan testing kontak erat untuk menurunkan laju penularan pandemi, tentu tanpa bayar," ujar Upeksa, Rabu (23/2).
Apakah Dinkes akan menggratiskan biaya test swab antigen untuk pengarak Ogoh-ogoh di Gianyar, Upeksa belum bisa menegaskan. Dia meminta agar hal tersebut dikonfirmasi ke Dinkes Provinsi Bali. "Belum, belum tahu. Kami menunggu petunjuk saja," jelasnya.
Untuk diketahui, syarat hasil test swab antigen negatif ini menjadi tantangan tersendiri di kalangan pemuda. Satu sisi, perjuangan sejumlah pihak agar pawai Ogoh-ogoh diizinkan, kini pemuda harus memilih 25 anggota untuk ditest rapid antigen. "Dulu sebelum pandemi, tanpa ada syarat ini itu, semua antusias ngarap. Tapi sekarang karena harus isi swab, kami harus pilih. Cuma agak kesulitan," jelas salah satu ketua sekaa teruna yang enggan namanya dikorankan. Kesulitan yang dimaksud, anggota sekaa teruna tidak siap menjalani test rapid antigen.
"Sekarang lagi nyari siapa yang mau mengarak Ogoh-ogoh. Banyak yang tidak mau karena harus swab antigen. Bahkan terpaksa harus memaksa supaya arak-arakan terlaksana. Biar nggak malu memperjuangkan arak-arakan Ogoh-ogoh," ujar sumber yang mewanti agar namanya tidak disebutkan.
Bahkan untuk mendapatkan pengarak Ogoh-ogoh, pengurus sekaa teruna bahkan membutuhkan waktu sampai tiga hari. Sebab harus mendatangi anggota satu-satu ke rumahnya, untuk pendekatan. Sebab, selain mencari 25 pengarak, mereka juga harus menyiapkan anggota cadangan. Takutnya saat hari ‘H’ pengambilan swab antigen, yang bersangkutan tak bisa ikut karena sakit. *nvi
Komentar