Capaian Vaksinasi Booster di Buleleng Rendah
Dinkes Buleleng Rancang Vaksinasi Jemput Bola
Untuk mendatangkan masyarakat ke pos vaksinasi masih susah, karena sedikit ketertarikan masyarakat untuk divaksinasi.
SINGARAJA, NusaBali
Vaksinasi Covid-19 tahap III (booster) di Buleleng sudah dimulai sejak sebulan lebih. Namun realisasi vaksinasi ini masih rendah. Data Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, hingga Jumat (25/2) kemarin, capaian realisasi vaksinasi booster baru mencapai 6,74 persen.
Kondisi itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain, rendahnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti vaksinasi booster. Hal tersebut diakui Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Sucipto. Menurutnya, capaian yang baru 6,74 persen itu setara dengan 41.457 orang. Sedangkan target sasaran vaksinasi di Buleleng mengacu Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) sebanyak 615.175 orang.
“Tim medis kami sudah bergerak, vaksin juga sudah disiapkan. Hanya saja, saat ini untuk mendatangkan masyarakat ke pos vaksinasi masih susah, karena sedikit ketertarikan masyarakat untuk divaksinasi. Meski sudah lakukan berbagai pendekatan, Pak Bupati juga sudah arahkan ke semua camat. Kendala ini masih kami evaluasi,” ujar Sucipto.
Kendala lain, jelas dia, terkait skema vaksinasi. Terutama dalam penggunaan satu vial vaksin untuk 20 orang, sering kali membuat penundaan vaksinasi. Masyarakat yang sudah datang ke titik vaksinasi ketika tidak mendapatkan peserta dengan jumlah ketentuan satu vial, terpaksa ditunda. Setelah mereka diinformasikan untuk datang kembali, minat masyarakat malah menurun. “Kami juga tidak bisa memungkiri, karena pemakaian vial vaksin harus sesuai dengan laporan. Jadi kalau peserta belum terpenuhi memang ada penundaan,” imbuh mantan Wakil Direktur SDM RSUD Buleleng.
Sejumlah masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin kedua, jelas Sucipto, juga masih banyak yang belum memenuhi kriteria sebagai penerima vaksin booster. Karena vaksin terakhir yang didapatkan belum genap 6 bulan. Menyikapi persoalan tersebut, Dinas Kesehatan Buleleng mengupayakan berbagai cara. Mulai dari membuka gerai vaksin saat hari libur. Vaksinasi massal dibantu TNI/Polri, termasuk penjadwalan vaksinasi jemput bola langsung ke desa-desa. Dengan itu, petugas dapat mendekatkan layanan vaksinasi kepada masyarakat.
“Kami sudah skemakan untuk vaksinasi paralel yang melayani vaksinasi I, II dan booster untuk dijadwalkan kembali ke desa-desa, seperti yang pernah dilakukan. Masing-masing Puskesmas akan turun ke desa memvaksinasi dengan sistem jemput bola,” tegas dia. Sementara itu, perkembangan penularan kasus Covid-19 di Buleleng makin melandai. Data Satgas, Jumat kemarin, penambahan kasus konfirmasi baru hanya tercatat 14 orang. 44 pasien Covid-19 juga dinyatakan sembuh, 2 orang meninggal dunia dan 219 orang dalam perawatan.*k23
Kondisi itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain, rendahnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti vaksinasi booster. Hal tersebut diakui Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Sucipto. Menurutnya, capaian yang baru 6,74 persen itu setara dengan 41.457 orang. Sedangkan target sasaran vaksinasi di Buleleng mengacu Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) sebanyak 615.175 orang.
“Tim medis kami sudah bergerak, vaksin juga sudah disiapkan. Hanya saja, saat ini untuk mendatangkan masyarakat ke pos vaksinasi masih susah, karena sedikit ketertarikan masyarakat untuk divaksinasi. Meski sudah lakukan berbagai pendekatan, Pak Bupati juga sudah arahkan ke semua camat. Kendala ini masih kami evaluasi,” ujar Sucipto.
Kendala lain, jelas dia, terkait skema vaksinasi. Terutama dalam penggunaan satu vial vaksin untuk 20 orang, sering kali membuat penundaan vaksinasi. Masyarakat yang sudah datang ke titik vaksinasi ketika tidak mendapatkan peserta dengan jumlah ketentuan satu vial, terpaksa ditunda. Setelah mereka diinformasikan untuk datang kembali, minat masyarakat malah menurun. “Kami juga tidak bisa memungkiri, karena pemakaian vial vaksin harus sesuai dengan laporan. Jadi kalau peserta belum terpenuhi memang ada penundaan,” imbuh mantan Wakil Direktur SDM RSUD Buleleng.
Sejumlah masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin kedua, jelas Sucipto, juga masih banyak yang belum memenuhi kriteria sebagai penerima vaksin booster. Karena vaksin terakhir yang didapatkan belum genap 6 bulan. Menyikapi persoalan tersebut, Dinas Kesehatan Buleleng mengupayakan berbagai cara. Mulai dari membuka gerai vaksin saat hari libur. Vaksinasi massal dibantu TNI/Polri, termasuk penjadwalan vaksinasi jemput bola langsung ke desa-desa. Dengan itu, petugas dapat mendekatkan layanan vaksinasi kepada masyarakat.
“Kami sudah skemakan untuk vaksinasi paralel yang melayani vaksinasi I, II dan booster untuk dijadwalkan kembali ke desa-desa, seperti yang pernah dilakukan. Masing-masing Puskesmas akan turun ke desa memvaksinasi dengan sistem jemput bola,” tegas dia. Sementara itu, perkembangan penularan kasus Covid-19 di Buleleng makin melandai. Data Satgas, Jumat kemarin, penambahan kasus konfirmasi baru hanya tercatat 14 orang. 44 pasien Covid-19 juga dinyatakan sembuh, 2 orang meninggal dunia dan 219 orang dalam perawatan.*k23
1
Komentar