Diduga Depresi, Pemuda Desa Timuhun Gantung Diri di Pohon Mahoni
Pernah 2 Kali Coba Bunuh Diri, Gagal
SEMARAPURA, NusaBali - Setelah dinyatakan hilang selama sehari, Dewa Gede Darma Yoga, 25, akhirnya ditemukan tewas gantung diri dengan tali plastik pada dahan pohon Mahoni di areal tegalan Subak Dana, Banjar Kawan, Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Sabtu (26/2) pagi.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab pemuda berusia 25 tahun ini nekat ulah pati di tegalan milik orangtuanya itu. Namun, di tahun 2021 korban sudah pernah 2 kali melakukan percobaan gantung diri di rumahnya, tetapi aksi itu gagal karena keburu ditemukan keluarga. Diduga korban nekat bunuh diri akibat depresi karena ditemukan sepucuk surat yang ditaruh oleh korban di kamarnya, berisi tulisan ‘Tiang Mepamit Hidup Tuange Sampun Sing Megune’.
Selain itu, korban juga diduga mengalami ganguan jiwa atau ODGJ (orang dengan ganguan jiwa) sejak 6 bulan lalu, dengan gejala korban sempat mengamuk.
Kapolsek Banjarangkan Nicolaus Ruing, mengatakan kejadian ini bermula pada Jumat (25/2) sekitar pukul 14.00 Wita. Seperti biasa korban pergi ke ladang milik orangtuanya untuk mencari rumput untuk pakan sapi dengan mengendarai sepeda motor. Jarak rumah hingga ke lokasi TKP sekitar 1 km. Namun, karena sampai pukul 19.00 Wita belum pulang pihak keluarga melakukan pencarian di ladang tempatnya mencari rumput.
Karena belum ketemu kemudian dilaporkan ke polisi. Selanjutnya, krama bersama prajuru adat, aparat desa, dan petugas kepolisian melakukan pencarian. Namun, karena sampai pukul 21.30 Wita belum ketemu dan cuaca hujan lalu petugas kepolisian menyarankan untuk dilakukan pencarian pada keesokan harinya yakni Sabtu.
Akhirnya, Sabtu sekitar pukul 06.00 Wita korban berhasil ditemukan tergantung di pohon Mahoni. Warga kemudian menurunkan mayat dari pohon Mahoni selanjutnya dilaporkan ke Polsek Banjarangkan untuk proses identifikasi dan proses lebih lanjut. “Kami belum bisa memastikan penyebab korban hingga nekat bunuh diri. Namun, ditemukan sepucuk surat di kamar korban tertulis ‘Tiang Mepamit Hidup Tuange Sampun Sing Megune’,” kata AKP Nicolaus.
Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Atas peristiwa tersebut pihak keluarga mengikhlaskan meninggalnya korban dan di kemudian hari tidak akan melakukan langkah hukum apapun.
Perbekel Timuhun I Putu Arsana, mengatakan jenazah korban saat ini masih dititip di ruang jenazah RSUD Klungkung. Rencananya jenazah akan langsung dikremasi di krematorium di Banjar Pundukdawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Radite Wage Wayang, Minggu (27/2) hari ini. “Jenazah langsung dibawa ke lokasi kremasi dari RSUD Klungkung,” kata Arsana.
Menurut Arsana, korban diduga sempat mengalami ganguan jiwa sekitar 6 bulan lalu. Ketika itu korban sempat mengamuk hingga melukai diri sendiri. Begitu pula ketika hendak dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli, korban bersikeras menolak. Sehingga korban hanya dibawa ke RSUD Klungkung untuk mengobati luka-lukanya. “Korban selama ini memang sering ke ladang milik orangtuanya, untuk mencari pakan sapi,” kata Arsana, sembari menyebut orangtua korban adalah seorang petani. 7 wan
Komentar