12 Istri di Sukasada Berlomba Masatua Bali
SINGARAJA, NusaBali - 12 krama istri di wawidangan (wilayah) Desa Adat Sukasada, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, unjuk kebolehan masatua (membawakan cerita berbahasa Bali).
Berbagai judul satua (cerita) itu dibawakan dengan sangat apik dan menarik dalam Lomba Masatua Bali, serangkaian peringatan Bulan Bahasa Bali, Jumat (25/2).
Kelian Desa Adat Sukasada Jro I Putu Joni Sandiasa, di sela-sela lomba, menjelaskan perayaan Bulan Bahasa Bali, sesuai dengan surat edaran Dinas Pemajuan Desa Adat (DPMA) dan Gubernur Bali. Setiap desa adat diwajibkan melaksanakan Lomba Masatua Bali yang melibatkan krama istri.
“Bulan Bahasa Bali tahun ini adalah peringatan keempat. Upaya pelestarian dilakukan dengan lomba masatua Bali. Harapannya, dengan lomba ini sastra, bahasa, dan budaya Bali bisa lestari,” ungkap Jro Joni.
Dalam lomba masatua ini, panitia menyiapkan 10 judul satua Bali untuk dipilih oleh para peserta. Sejumlah satua tersebut pun merupakan satua yang populer seperti I Siap Selem, I Lutung Teken I Kakua, I Belog, Ni Bawang Teken Ni Kesuna, Men Sugih Teken Men Tiwas, I Timun Emas, Pan Balang Tamak, I Tuung Kuning, Cupak Gerantang, hingga Kambing Takutin Macan.
Menurut Jro Joni, upaya pelestarian sastra dan bahasa Bali melalui satua ini tidak akan berhenti hanya di perlombaan saja. Namun setelah ini, masing-masing baga pawongan di wawidangan desa adat akan memberikan pembinaan kepada krama untuk mengintensifkan kembali kegiatan masatua pada anak-anak di rumah.
Hasil penilaian dewan juri, Lomba Masatua Bali Desa Adat Sukasada memutuskan Ni Ketut Sukranadi sebagai Juara I, Ketut Suartadi Juara II, I Gusti Ayu Agung Sri Susila Juara III dan Komang Nariani juara Harapan. Seluruh pemenang lomba berhak atas uang pembinaan dan piagam penghargaan. Peserta yang belum berhasil meraih juara juga diberikan apresiasi berupa uang transpor. Seluruh pembiayaan atas kegiatan Bulan Bahasa Bali, disebut Jro Joni, diambil dari APBD Semesta Berencana.
Salah seorang peserta I Gusti Ayu Agung Sri Susila,39, mengaku telah mempersiapkan lomba selama dua minggu. Dia pun banyak belajar masatua dari youtube. Dia mengaku kesehariannya sering masatua untuk anaknya sebagai pengantar tidur, maupun saat berkumpul bersama keluarga.
“Cukup grogi juga karena tampil di atas panggung. Kan beda saat bercerita dengan anak di rumah. Tetapi kalau keseharian di rumah hampir setiap hari saya masatua. Anak-anak suka, responnya bagus. Bagus juga untuk pembentukan karakter anak,” ucapnya yang juga seorang guru tematik SD di Buleleng ini.7k23
Komentar