Melasti Tak Ngubeng Lagi
Pantai Padanggalak Diramaikan Krama yang Gelar Melasti
Walikota meminta peserta melasti agar taat prokes utamanya masker, juga melibatkan satgas banjar, desa, kecamatan dan pecalang untuk jaga prokes.
DENPASAR, NusaBali
Setelah dua kali melaksanakan ngubeng, beberapa desa adat di Kota Denpasar kembali gelar prosesi melasti ke segara. Beberapa desa adat ini terlihat melaksanakan prosesi melasti di Pantai Padanggalak, Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur pada Soma Kliwon Wayang, Senin (28/2).
Salah satu desa adat yang melaksanakan melasti, yakni Desa Adat Peraupan, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Timur. Bendesa Adat Peraupan, Made Sudi Mardika mengatakan pelaksanaan melasti kali ini digelar sesuai tradisi yang berjalan sebelum pandemi.
Pratima dan banten atau upakara dibawa ke pantai. Selain itu, juga diiringi dengan gambelan baleganjur. Hanya saja tidak semua krama yang dilibatkan. "Kami hanya libatkan 150 orang pada melasti kali ini. Kalau dulu biasanya kami libatkan sampai 400 orang," kata Mardika. Menurutnya, di Desa Adat Peraupan memiliki 3 (tiga) banjar adat. Sementara itu, terkait rangkaian Nyepi di Desa Adat Peraupan sudah dimulai 27 Februari 2022. Diawali dengan Ida Bhatara lunga ka Pura Bale Agung.
Selanjutnya melasti pada hari ini (kemarin), esok harinya persiapan untuk Tawur Kesanga dan pada 2 Maret digelar upacara tawur kasanga. Dia berharap ke depannya situasi kembali normal dan kegiatan upacara agama kembali normal seperti biasa. "Kami jalankan sesuai tradisi yang sudah berlangsung dari dulu," ungkapnya. Pantauan NusaBali, krama Desa Adat Kesiman, Denpasar timur juga menggelar prosesi melasti di Pantai Padanggalak.
Sementara itu Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang ikut prosesi melasti dari Desa Adat Penatih mengatakan setelah ngubeng dua kali, beberapa desa adat yang ada di Kota Denpasar memutuskan untuk melasti.
Hal ini sesuai dengan kesepakatan rapat yang digelar Pemkot Denpasar, Majelis Desa Adat (MDA) dan desa adat. "Setelah 2 kali ngubeng, kini melasti kembali digelar seperti biasa dan ini keyakinan desa adat bahwa melasti adalah proses melepas mala," ungkapnya.
Apalagi menurutnya, kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar sudah mengalami penurunan. Pihaknya pun meminta peserta melasti agar taat prokes utamanya masker. Selain itu peserta melasti juga minimal sudah vaksin dosis kedua. Dalam melasti ini juga telah melibatkan satgas banjar, desa, kecamatan dan pecalang untuk menjaga penerapan prokes. "Memang untuk menjaga jarak agak susah, tapi wajib masker dan vaksin dosis kedua," imbuhnya. *mis
Salah satu desa adat yang melaksanakan melasti, yakni Desa Adat Peraupan, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Timur. Bendesa Adat Peraupan, Made Sudi Mardika mengatakan pelaksanaan melasti kali ini digelar sesuai tradisi yang berjalan sebelum pandemi.
Pratima dan banten atau upakara dibawa ke pantai. Selain itu, juga diiringi dengan gambelan baleganjur. Hanya saja tidak semua krama yang dilibatkan. "Kami hanya libatkan 150 orang pada melasti kali ini. Kalau dulu biasanya kami libatkan sampai 400 orang," kata Mardika. Menurutnya, di Desa Adat Peraupan memiliki 3 (tiga) banjar adat. Sementara itu, terkait rangkaian Nyepi di Desa Adat Peraupan sudah dimulai 27 Februari 2022. Diawali dengan Ida Bhatara lunga ka Pura Bale Agung.
Selanjutnya melasti pada hari ini (kemarin), esok harinya persiapan untuk Tawur Kesanga dan pada 2 Maret digelar upacara tawur kasanga. Dia berharap ke depannya situasi kembali normal dan kegiatan upacara agama kembali normal seperti biasa. "Kami jalankan sesuai tradisi yang sudah berlangsung dari dulu," ungkapnya. Pantauan NusaBali, krama Desa Adat Kesiman, Denpasar timur juga menggelar prosesi melasti di Pantai Padanggalak.
Sementara itu Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang ikut prosesi melasti dari Desa Adat Penatih mengatakan setelah ngubeng dua kali, beberapa desa adat yang ada di Kota Denpasar memutuskan untuk melasti.
Hal ini sesuai dengan kesepakatan rapat yang digelar Pemkot Denpasar, Majelis Desa Adat (MDA) dan desa adat. "Setelah 2 kali ngubeng, kini melasti kembali digelar seperti biasa dan ini keyakinan desa adat bahwa melasti adalah proses melepas mala," ungkapnya.
Apalagi menurutnya, kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar sudah mengalami penurunan. Pihaknya pun meminta peserta melasti agar taat prokes utamanya masker. Selain itu peserta melasti juga minimal sudah vaksin dosis kedua. Dalam melasti ini juga telah melibatkan satgas banjar, desa, kecamatan dan pecalang untuk menjaga penerapan prokes. "Memang untuk menjaga jarak agak susah, tapi wajib masker dan vaksin dosis kedua," imbuhnya. *mis
Komentar