Jelang Nyepi, Nasabah Bank Sampah Tarik Saldo
GIANYAR, NusaBali
Ratusan nasabah Bank Sampah Digital Desa Adat Perangsada, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, manarik uang tabungan, Minggu (27/2).
Penarikan uang hasil penjualan sampah itu menjelang Nyepi Tahun Baru Saka 1944. Ketua Kader Bank Sampah Digital Desa Adat Perangsada, Ni Made Sri Suryanti,52, menjelaskan nominal saldo per nasabah bervariasi mulai Rp 3.000 hingga Rp 170.000. Jumlah tabungan ini tergantung antusias para nasabah memilah sampah untuk ditabung. Sebab nilai untuk sampah yang terpilah, cenderung lebih mahal. Dibandingkan kondisi sampah plastik yang tercampur. Misal, sampah plastik lembaran campur dihargai Rp 150/kilogram. Jika mau memilah khusus plastik bening harganya bisa Rp 500/kg.
Dijelaskan Suryaati, jumlah nasabahnya kini sekitar 104 orang. Setiap akhir bulan gelaran bank sampah, selalu ada nasabah baru. "Jadi kami mulai berjalan sejak Mei 2021. Setiap bulan nasabah kami semakin banyak. Artinya kesadaran warga memilah sampah, apalagi bisa jadi berkah perlahan mulai disadari manfaatnya," jelasnya.
Bahkan ada nasabah yang tidak mempermasalahkan nilai tukar. "Bagi mereka, sampah bisa berpindah saja sudah syukur. Apalagi dihargai," jelasnya.
Selain penarikan saldo, momentum menjelang Nyepi ini juga disertai dengan pemberian beras. "Per nasabah kami berikan 2 kilogram. Sebagai ucapan terima kasih ikut menjaga lingkungan. Jadi bukan nilai tukar, melainkan apresiasi," jelas Suryati. Beras yang diberikan merupakan sumbangan dari desa adat dan anggota DPRD Gianyar Wayan Sudiartana. "Kami siapkan 200 kg beras," imbuhnya.
Bendesa Adat Perangsada Mangku Karma Laksamana, didampingi Kelian Dinas Banjar Perangsada I Nyoman Supriyanto, menjelaskan bank sampah digital ini bekerja sama dengan Griya Luhu Beng. "Bermula dari aksi plastic exchange sejak Januari 2021. Digelar 3 kali, selanjutnya dibentuk bank sampah ini," jelasnya.
Bendesa Mangku Karma merasa sudah ada perubahan lingkungan semenjak ada bank sampah. "Memang tidak bersih sekali, tapi sampah di sungai, sawah itu sudah berkurang. Sampah-sampah lama, karena sampah baru yang jatuhnya di rumah tangga sudah langsung dipilah dan ditabung," jelasnya.
Untuk operasional bank sampah ini, desa adat mengerahkan PKK dan sekaa teruna. Dia berharap, pengelolaan sampah di desa adat ini bisa berkontribusi pada pelestarian lingkungan. "Setiap kali digelar, sampah plastik yang berhasil diselamatkan sebanyak 2 pick up. Kalau saja tidak ditabung, kemungkinan sampah itu bisa masuk TPA atau dibuang sembarangan," ujar Mangku Karma. *nvi
Komentar