Prajuru Pura Pasar Agung Bongkar Patung di Gunung Agung
Patung Dewa Wisnu Ternyata Dipasang Artha Dipa buat Redakan Erupsi
AMLAPURA, NusaBali
Setelah terpasang secara misterius selama 1,5 bulan, 6 patung di hulu Telaga Mas Gunung Agung kawasan suci Pura Pasar Agung, Desa Adat Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem akhirnya tuntas dibongkar.
Pembongkaran terakhir dilakukan oleh pangempon Pura Pasar Agung, Selasa (1/3) siang. Tiga (3) dari 6 patung terakhir yang dibongkar prajuru Pura Pasar Agung, Selasa siang pukul 12.00 Wita, masing-masing Patung Dewa Wisnu, Patung Garuda, dan Patung Sulinggih. Sedangkan 3 patung lainnya di Telaga Mas Gunung Agung sudah lebih dulu dibongkar, 18 Februari 2022 lalu, yakni Patung Siwa, Patung Nandini, dan Patung Dewi Laksmi.
Pembongkaran patung yang terpasang secara misterius di hulu Telaga Mas Gunung Agung, Selasa kemarin, dikoordinasikan langsung oleh Panglingsir Pangempon Pura Pasar Agung, Jro Mangku Sukra. Pembongkaran dilakukan, karena pemasangan patung di Telaga Mas yang berada pada ketinggian sekitar 2.556 metrer di atas permukaan laut (dpl) tersebut bertentangan dengan Purana Pura Pasar Agung. Sesuai purana, dilarang ada patung, palinggih, atau sebutan lainnya di hulu Pura Pasar Agung.
Awalnya, hanya ditemukan 3 patung yang terpasang di Telaga Mas Gunung Agung, 16 Januari 2022 lalu, masing-masing Patung Siwa, Patung Nandini, dan Patung Dewi Laksmi. Ketiga patung ini kemudian diketahui dipasang oleh rombongan yang dikoordinasikan Jro Mangku Merta Mas Semeru, beralamat di Jalan Kaswari Gang Bakung 7 Denpasar pada 16 Januari 2022 lalu. Ketiga patung ini pun sudah dibongkar, 18 Februari 2022 lalu.
Pasca ditemukannya Patung Siwa, Patung Dewi Laksmi, dan Patung Nandini tersebut, pangempon Pura Pasar Agung ternyata kembali menemukan tiga patung lagi, yakni Patung Dewa Wisnu, Patung Garuda, dan Patung Suli-nggih. Pangempon pun menggelar paruman di Bale Pesandekan Pura Pasar Agung, 31 Januari 2022. Paruman kala itu dikoordinasikan langsung Jro Mangku Sukra, selaku Panglingsir Pangempon Pura Pasar Agung.
Dari paruman tersebut, diputuskan untuk membongkar tiga patung yang ditemukan belakangan dan tak diketaui siapa pemasangnya. Patung Dewa Wisnu, Patung Garuda, dan Patung Sulinggih disepakati agar dibongkar oleh pemasangnya. Jika tidak kunjung dilakukan pembongkaran sampai 1 Maret 2022, maka pangempon Pura Pasar Agung yang akan membongkarnya. Sebab, di Pura Pasar Agung akan digelar upacara nangluk merana pada Buda Paing Wayang, Rabu, 2 Februari 2022 ini.
"Makanya, kami pangempon naik ramai-ramai untuk membongkar 3 patung yang pemasangnya tidak dikenal itu. Patung yang dibongkar kemudian dititipkan di jaba tengah Pura Pasar Agung," jelas Jro Mangku Sukra, Selasa kemarin.
Sementara, Humas Pangempon Pura Pasar Agung, I Wayan Suara Arsana, mengatakan sebelum membongkar tiga patung kemarin, rombongan pangempon terlebih dulu sembahyang di Pura Pasar Agung. Persembahyangan yang dikoordinasikan Jro Mangku Sukra ini dihadiri pula pamangku Pura Pasar Agung, Jro Mangku Gede Umbara.
Bahkan, Ketua PHDI Kecamatan Selat, Jro Mangku Sudana, juga ikut hadir dalam persembahyangan tersebut. Demikian pula Bhabinkamtibmas Desa Sebudi Aiptu I Made Wirta Sujana dan relawan RAPI Kecamatan Selat.
Setelah sembahyang, mereka kemudian naik Gunung Agung sekitar pukul 10.00 Wita. Rombongan tiba di lokasi pemasangan patung kawasan Telaga Mas Gunung Agung, siang sekitar pukul 12.00 Wita. Patung yang ditemukan berdiri di atas batu itu kemudian diturunkan satu per satu. Patung Garuda jadi satu dengan Patung Dewa Wisnu setinggi 80 cm dan lebar 60 cm. Sedangkan Patung Sulinggih tingginya mencapai 50 cm, dengan lebar 35 cm.
Menurut Wayan Suara Arsana, ketiga patung tersebut selanjutnya dibawa turun untuk ditempatkan di jaba tengah Pura Pasar Agung. Patung Garuda dan Patung Dewa Wisnu berisi plakat Bhinneka Tunggal Ika, di mana bagian bawahnya bertuliskan I Wayan Artha Dipa SH MH, mantan Bendena Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Karangasem yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Karangasem.
Betulkah? Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, mengakui memang dirinya yang memasang Patung Garuda dan Dewa Wisnu tersebut. Patung yang jadi satu paket ini di bawahnya berisikan tulisan Bhinneka Tunggal Ika, I Wayan Artha Dipa SH MH, Saka Purba Wisesa.
Menurut Artha Dipa, patung tersebut dipasang di hulu Pura Pasar Agung saat Gunung Agung masih erupsi, Mei 2018 lalu. Ketika itu, Artha Dipa masih menjabat sebagai Wakil Bupati Karangasem merangkap Bendesa Madya MDA Karangasem. Artha Dipa mengaku dapat pawisik (petunjuk niskala), sehingga memasang patung di hulu Pura Pasar Agung.
"Awalnya, saya mendapat pawisik agar memasang Patung Garuda dan Dewa Wisnu di hulu Pura Pasar Agung. Tujuannya, agar erupsi Gunung Agung bisa reda dan tidak terjadi muntahan lahar panas yang hebat," kenang Artha Dipa saat dikonfirmasi NusaBali di Amlapura, Selasa kemarin.
Artha Dipa menyebutkan, pemasangan patung tersebut ternyata bertuah. Buktinya, setelah patung dipasang, urung terjadi erupsi Gunung Agung sekala besar. Yang terjadi hanya erupsi sebatas hembusan abu dan sesekali ada muntahan kerikil.
Hanya saja, kata Artha Dipa, masalah pawisik tidak etis dibeberkan ke publik, sehingga baru sekarang diungkapnya. Versi Artha Dipa, pawisik tersebut didapatkan di Pura Peninjoan Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem "Sebenarnya saya ini hanya membawakan patung, sementara yang memasang adalah krama dari Desa Adat Sebudi," papar pejabat asal Banjar Pakel, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem ini.
Patung yang dipasang di Telaga Mas Gunung Agung tersebut, kata Artha Dipa, ditaruh begitu saja, tanpa disertai upacara pamelaspas. "Jika patung yang saya pasang diasalahkan karena Purana Pura Pasar Agung melarangnya, tidak masalah,” jelas Artha Dipa. *k16
1
Komentar