Lansia Telantar Susah Dibujuk ke Panti Jompo
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Pemkab Tabanan kesulitan bujuk para lanjut usia (lansia) telantar untuk ditempatkan di Panti Jompo.
TABANAN, NusaBali
Alasannya, para lansia telantar itu kebanyakan tidak mau meninggalkan rumah. Dinas Sosial PPA masih carikan formula agar mereka bisa lebih sejahtera di Panti Jompo.
Kepala Dinas Sosial PPA Tabanan, I Gede Nyoman Gunawan, mengatakan hingga awal Maret ini baru ada dua orangtua yang bersedia dirawat Pemkab Tabanan. “Perlu pendekatan khusus agar para lansia mau pindah rumah ke Panti Jompo,” ungkap Nyoman Gunawan, Rabu (1/3). Faktor kesulitan rayu lansia telantar masih mau dirawat oleh keluarga dekat dan keluarga jauh. “Kepedulian masyarakat Bali sangat tinggi, sehigga lansia yang ditemui tidak punya siapa-siapa mau dibantu,” terang Gunawan.
Meski baru mendapatkan dua orang, pihaknya masih tetap berusaha melakukan pendekatan bagi lansia renta dan hidupnya sebatang kara. “Tempat sudah siap, tetapi masih persiapan pengadaan kelengkapan dan fasilitas rumah, mudah-mudahan April terealisasi,” jelas Gunawan. Dua unit rumah dinas di Banjar Wanasara, Desa Bongan Tabanan, akan dijadikan Satu unit akan dijadikan tempat kesekretariatan dan satunya lagi digunakan menampung para lansia. “Kami punya program Panti Jompo, akan kami sosialisasikan ke masyarakat,” tambahnya.
Panti Jompo ini akan berstatus UPT (Otomatis Pelaksanaan Teknis) otomatis memerlukan staf. Tetapi untuk saat ini baru masuk kegiatan Dinas Sosial PPA. Nanti untuk 2018 barangkali baru bisa. “Kalau sudah berbentuk UPT kan dari mereka pembiayaannya, sekarang baru masuk di kegiatan, satu tahun ini kami belum bentuk UPT,” jelasnya. Anggaran pembuatan Panti Jompo sebanyak Rp 350 juta untuk pengadaan fasilitas yang ada. * d
Kepala Dinas Sosial PPA Tabanan, I Gede Nyoman Gunawan, mengatakan hingga awal Maret ini baru ada dua orangtua yang bersedia dirawat Pemkab Tabanan. “Perlu pendekatan khusus agar para lansia mau pindah rumah ke Panti Jompo,” ungkap Nyoman Gunawan, Rabu (1/3). Faktor kesulitan rayu lansia telantar masih mau dirawat oleh keluarga dekat dan keluarga jauh. “Kepedulian masyarakat Bali sangat tinggi, sehigga lansia yang ditemui tidak punya siapa-siapa mau dibantu,” terang Gunawan.
Meski baru mendapatkan dua orang, pihaknya masih tetap berusaha melakukan pendekatan bagi lansia renta dan hidupnya sebatang kara. “Tempat sudah siap, tetapi masih persiapan pengadaan kelengkapan dan fasilitas rumah, mudah-mudahan April terealisasi,” jelas Gunawan. Dua unit rumah dinas di Banjar Wanasara, Desa Bongan Tabanan, akan dijadikan Satu unit akan dijadikan tempat kesekretariatan dan satunya lagi digunakan menampung para lansia. “Kami punya program Panti Jompo, akan kami sosialisasikan ke masyarakat,” tambahnya.
Panti Jompo ini akan berstatus UPT (Otomatis Pelaksanaan Teknis) otomatis memerlukan staf. Tetapi untuk saat ini baru masuk kegiatan Dinas Sosial PPA. Nanti untuk 2018 barangkali baru bisa. “Kalau sudah berbentuk UPT kan dari mereka pembiayaannya, sekarang baru masuk di kegiatan, satu tahun ini kami belum bentuk UPT,” jelasnya. Anggaran pembuatan Panti Jompo sebanyak Rp 350 juta untuk pengadaan fasilitas yang ada. * d
1
Komentar