Pecalang Bersepeda Jadi 'Catatan'
MDA dan PHDI Bali Evaluasi Nyepi Saka 1944
Soal penggunaan internet saat perayaan Nyepi, Gusti Made Ngurah mengatakan ke depan agar ada upaya memantapkan koordinasi antara lembaga terkait.
DENPASAR, NusaBali
Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Wraspati Pon Wayang, Kamis (3/3), relatif lebih baik tinimbang perayaan yang sama pada tahun – tahun lalu. Majelis Desa Adat Provinsi Bali (MDA) Provinsi Bali maupun PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Provinsi Bali, menilai secara umum perayaan Nyepi tahun ini sangat lancar, tertib, dan nyaris tanpa gangguan menonjol.
Namun demikian dua ‘lembaga tinggi’ di Bali yang kompeten dalam urusan hari suci itu, tetap mengevaluasi pelaksanaan Nyepi ini. Setidaknya, video rombongan pecalang bersepeda saat mengamankan Nyepi yang diunggah di media sosial menjadi salah satu ‘catatan’ atau bahan evaluasi itu.
Kepada NusaBali, Jumat (4/3), Petajuh Agung Bidang Agama, Seni, Tradisi, Budaya dan Kearifan Lokal MDA Bali I Gusti Made Ngurah mengatakan Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 secara langsung tidak ada laporan atau kejadian yang diterima MDA Provinsi Bali. "Sementara kami belum dapat merekam peristiwa melalui media massa maupun media sosial. Secara langsung tidak ada laporan kejadian serius kepada kami, terkait gangguan yang menganggu umat melaksanakan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 kali ini. Tetapi evaluasi tentu tetap ada kami lakukan, karena itu merupakan hal penting," ujar Gusti Made Ngurah.
Gusti Made Ngurah menambahkan jika sampai sepekan ke depan tidak ada laporan, maka perayaan Nyepi tahun ini dianggap berjalan dengan lancar. Baik dari sisi keamanan, kedisiplinan masyarakat di Bali, menjaga keheningan dalam melaksanakan Catur Brata Panyepian. "Semuanya lancar-lancar saja, peristiwa yang ganggu keamanan juga tidak terjadi," ujar doktor Ilmu Kajian Budaya, Universitas Udayana, Denpasar ini.
Dia mengakui hanya ada kejadian kecil yakni ketidakdisiplinan oknum anggota pecalang menggunakan media sosial. Seperti anggota pecalang sedang bersepeda dengan rombongan keliling mengamankan Nyepi di wilayahnya. Walaupun itu sebatas dokumentasi, sebaiknya tidak diunggah di media sosial. "Nah ini menjadi evaluasi kami, satu dua masih ada. Harus ada pembinaan dari majelis desa adat maupun desa adat secara langsung kepada oknum tersebut. Harus disiplin bermedia sosial," terang mantan Kepala Kanwil Agama Provinsi Bali ini.
Gusti Made Ngurah juga menangkap ada saja oknum yang nakal saat hari sipeng (sunyi) Nyepi. Misalnya, mendadak orang pakai baju adat, baju pecalang supaya dapat keluar dengan bebas, lalu membuat konten video. "Tahun lalu pernah ada yang begitu. Pakai baju adat, supaya dapat jalan keluar. Mudah-mudahan tahun ini kami tidak terima laporan begitu lagi," tegas mantan calon DPD RI pada Pileg 2019 ini.
Peristiwa satu atau dua kasus di beberapa desa adat yang diketahui langsung Gusti Made Ngurah, juga terjadi. Misalnya, ada oknum masyarakat yang keluar saat perayaan Nyepi. Oknum itu sudah langsung ditangkap. "Ditangani dengan baik, kendaraaanya disita petugas. Ada kejadian itu, sudah ditangani dengan baik. Itu hanya satu dua kasus, tidak heboh," tegasnya.
Soal penggunaan internet saat perayaan Nyepi, Gusti Made Ngurah mengatakan ke depan agar ada upaya memantapkan koordinasi antara lembaga terkait. Misalnya, kalau ada surat edaran dari Majelis Desa Adat agar ada penguatan dari Gubernur Bali. "Nanti pemerintah daerah yang membuat regulasi menguatkan surat edaran majelis, sehingga regulasi itu makin kuat," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali I Gusti Ngurah Sudiana menyebut perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 sangat lancar. Kelancaran Baik saat Tawur Agung Kasanga dan Pangrupukan (sehari sebelum Nyepi, Red), maupun saat Hari Raya Nyepi. Umat Hindu di Bali dapat melaksanakan Catur Brata Panyepian dengan hening dan lancar. "Tidak ada peristiwa yang menganggu saat umat melaksanakan Catur Brata Panyepian kali ini. Situasi lebih kondusif dari tahun ke tahun. Ini berarti pengawasan, pengamanan berjalan dengan baik. Semua pihak juga sangat sadar untuk menjaga kondisi hening, sehingga tidak ada kejadian yang menganggu pelaksanaan Catur Brata Panyepian kali ini," ujar Sudiana.
Menurut Sudiana, kerjasama semua pihak sangat mendukung pelaksanaan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 ini. Antisipasi sejak awal juga sangat baik. "Keganjilan-keganjilan tidak ada, artinya kerjasama lembaga umat sudah bagus, mulai dari antisipasi sampai pengamanan saat puncak Perayaan Nyepi," tegasnya.
Ditanya soal peristiwa pecalang yang naik sepeda berpatroli dengan rombongan, kemudian diunggah di media sosial hingga memantik pro dan kontra, kata Sudiana, kedepan harus ada evaluasi. "Kalau naik sepeda berpatroli tidak masalah. Justru itu melaksanakan tugas, lagian sepeda gayung tidak ada bunyinya. Kalau tidak naik sepeda mungkin lelah pecalangnya. Karena jalan jauh keliling desa," ujar Sudiana.
Hanya saja ke depan, menurut Sudiana, video pengamanan dengan bersepeda jangan diposting di media sosial. "Karena hal itu dapat menimbulkan pro dan kontra. Sebenarnya internet saat perayaan Nyepi sudah dimatikan, tetapi setelah Nyepi kan bisa saja diunggah. Ke depan jangan dilakukan hal itu lagi supaya tidak jadi bahasan di media sosial," ujar Sudiana.7nat
1
Komentar