BNN Baku Tembak dengan Bandar Narkoba
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso mengungkapkan, petugas BNN terlibat baku tembak dengan sekelompok orang yang diduga bandar narkoba di Deli Serdang, Rabu (1/3).
JAKARTA, NusaBali
Baku tembak terjadi lantaran adanya perlawanan saat petugas menghentikan mobil bandar narkotika. Belum dipastikan adanya korban jiwa dalam baku tembak tersebut.
Namun, Budi enggan mengungkap sosok bandar yang digerebek. Informasi seputar identitas bandar dan jaringannya tersebut baru akan dibeberkan setelah penyelidikan dan pengembangan dari penyidik.
"Setelah selesai penanganan akan kita ungkap. Kalau enggak nanti akan menyulitkan pengembangan kasus sendiri," kata Budi di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/3).
Meski belum mendapat informasi terkait korban jiwa, Budi menuturkan wajar jika petugas menembak mati para bandar narkoba yang melakukan perlawanan.
"Jadi kalau akibat perlawanan itu ada yang meninggal, apalagi bandar, ya enggak ada masalah. Kan mengurangi beban negara juga," kata Budi dilansir kompas.
Menurutnya BNN harus mengambil tindakan secara tegas dan keras bila ada perlawanan. Buwas juga mengatakan ada 72 jaringan internasional yang beroperasi di Indonesia.
"Jaringannya belum tahu, di Indonesia ini ada 72 jaringan internasional yang beroperasi, jadi mereka termasuk yang mana dari 72 ini, kita nggak tahu, nunggu dulu, yang sementara kita ini barang nya adalah sabu ya," ujarnya.
"Karena nanti setelah selesai penahannya baru kita beritahu, kalau tidak nanti akan menyulitkan pengembangan kasus itu sendiri, tapi pasti nanti kita sampaikan," sambung Buwas.
BNN berlaku tegas dan masif dengan memberikan persenjataan baru kepada anggotanya dalam menindak para bandar narkoba. Senjata itu diberikan berdasarkan hasil rapim pada tanggal 24 Februari 2017 lalu. *
Namun, Budi enggan mengungkap sosok bandar yang digerebek. Informasi seputar identitas bandar dan jaringannya tersebut baru akan dibeberkan setelah penyelidikan dan pengembangan dari penyidik.
"Setelah selesai penanganan akan kita ungkap. Kalau enggak nanti akan menyulitkan pengembangan kasus sendiri," kata Budi di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/3).
Meski belum mendapat informasi terkait korban jiwa, Budi menuturkan wajar jika petugas menembak mati para bandar narkoba yang melakukan perlawanan.
"Jadi kalau akibat perlawanan itu ada yang meninggal, apalagi bandar, ya enggak ada masalah. Kan mengurangi beban negara juga," kata Budi dilansir kompas.
Menurutnya BNN harus mengambil tindakan secara tegas dan keras bila ada perlawanan. Buwas juga mengatakan ada 72 jaringan internasional yang beroperasi di Indonesia.
"Jaringannya belum tahu, di Indonesia ini ada 72 jaringan internasional yang beroperasi, jadi mereka termasuk yang mana dari 72 ini, kita nggak tahu, nunggu dulu, yang sementara kita ini barang nya adalah sabu ya," ujarnya.
"Karena nanti setelah selesai penahannya baru kita beritahu, kalau tidak nanti akan menyulitkan pengembangan kasus itu sendiri, tapi pasti nanti kita sampaikan," sambung Buwas.
BNN berlaku tegas dan masif dengan memberikan persenjataan baru kepada anggotanya dalam menindak para bandar narkoba. Senjata itu diberikan berdasarkan hasil rapim pada tanggal 24 Februari 2017 lalu. *
1
Komentar