Tol Gilimanuk-Mengwi Akan Miliki Tiga Jalur
Dibangun Tahun Ini, Gubernur Koster Beri Nama 'Tol Jagat Kerthi Bali'
Model jalan tol yang memiliki tiga jalur, yakni penumpang umum, jalur khusus sepeda motor, dan jalur khusus sepeda merupakan jalan tol pertama di Indonesia.
DENPASAR, NusaBali
Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi mulai direalisasikan dengan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol, Perjanjian Penjaminan, dan Perjanjian Regres Tol Gilimanuk-Mengwi di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar pada Anggara Pon Kelawu, Selasa (8/3). Menariknya di jalan tol yang diusulkan bernama ‘Jagat Kerthi Bali’ ini akan memiliki 3 (tiga) jalur, yakni jalur untuk penumpang umum, jalur khusus sepeda motor dan jalur khusus sepeda. Jalan tol dengan tiga jalur ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Dalam acara kemarin dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali Wayan Koster. Selain itu, hadir pula Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, Bupati/Walikota se-Bali dan seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Bali.
Gubernur Koster mengatakan pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan program prioritas pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai implementasi Visi Pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
“Sejalan dengan visi ini Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan diberi nama ‘Jagat Kerthi Bali’ yang memiliki makna memberi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan Krama Bali,” ujar Gubernur Koster. Pembangunan jalan tol ini dilaksanakan oleh Konsorsium 3 perusahaan, yaitu PT Sumber Rhodium Perkasa, PT Cipta Sejahtera Nusautama dan PT Bumi Sentosa Dwi Agung. Jalan tol memiliki panjang total 96,21 Km, dengan lebar 40 meter, melewati 3 Kabupaten (Jembrana, Tabanan dan Badung), 13 Kecamatan (5 Kecamatan di Jembrana, 7 Kecamatan di Tabanan, dan 1 Kecamatan di Badung), dan 57 Desa (31 Desa di Jembrana, 24 Desa di Tabanan, dan 2 Desa di Badung).
Di sepanjang Jalan Tol akan dibangun 4 tempat istirahat/rest area, 2 tempat di Jembrana dan 2 tempat di Tabanan yang akan dijadikan sebagai area untuk UMKM.
Selain itu, jalan tol memiliki 3 jalur, yakni jalur untuk penumpang umum, jalur khusus sepeda motor, dan jalur khusus sepeda, serta dilengkapi dengan 6 simpang susun/interchange (Cekik, Banyubiru, Negara, Pekutatan, Soka, dan Wanasari). “Model jalan tol yang memiliki tiga jalur seperti ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia,” beber Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Selain itu, di sepanjang jalan tol akan dibangun lintasan berupa 28 jalan bawah tanah/underpass, 82 jalan layang/overpass, dan 50 jembatan, serta 13 talang irigasi. Pembangunan lintasan ini dilakukan agar tidak menggangu jalan yang dipakai untuk kepentingan upakara adat/melasti dan tidak menggangu sistem irigasi/subak. “Pembangunan dilaksanakan mulai tahun 2022 dan diharapkan selesai pada tahun 2024. Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi diberi nama Tol Jagat Kerthi Bali,” kata Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Proses pelaksanaan pembangunan diawali dengan penetapan lokasi berkenaan dengan jalur jalan oleh Gubernur Bali yang diserahkan kepada Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR RI. Selanjutnya akan dilakukan penentuan harga lahan yang dibebaskan oleh lembaga independen dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Pembangunan jalan tol akan menjadi akses infrastruktur berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru untuk menyeimbangkan dan memeratakan perekonomian antar wilayah Bali Barat, Timur, Utara, dan Selatan. “Saya selaku Gubernur Bali mewakili Pemerintah Daerah dan masyarakat Bali menghaturkan terima kasih kepada Presiden RI Bapak Ir Joko Widodo atas restu dan kebijakannya melalui Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sehingga dapat direalisasikan dan dimulai Pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali,” ungkap Gubernur Koster yang jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Dia menambahkan pembangunan jalan tol telah dilakukan dengan kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik dalam dua tahap. Tahap pertama, kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Jaya Sabha, Denpasar, dipimpin langsung oleh Gubernur Bali dihadiri oleh semua Kepala Desa, Bandesa Adat, dan Bupati Jembrana (hadir langsung), Bupati Tabanan (hadir langsung), serta Bupati Badung (diwakili oleh Wakil Bupati Badung). Tahap Kedua, kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik kepada masyarakat pemilik lahan di masing-masing Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung yang dipimpin oleh Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Provinsi Bali.
“Dari sebanyak 8.641 warga yang setuju (hanya 2 warga tidak setuju) atau sekitar 99,9% menyatakan sangat mendukung program pembangunan jalan tol yang melintasi lahannya, bahkan mereka berharap pembangunan segera dapat diwujudkan karena akan meningkatkan perekonomian yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” imbuh Gubernur Koster yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Sementara dalam sambutannya Menteri PUPR RI, Basuki Hadimulyono mengucapkan selamat atas dilaksanakannya perjanjian pengusahaan jalan tol Gilimanuk-Mengwi. Menurutnya proyek ini harus dilaksanakan dengan kerja keras, mencapai hasil yang berkualitas, memperhatikan lingkungan, dilaksanakan dengan tata kelola yang baik dengan penuh tanggung jawab. “Diharapkan pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan sukses, mulai tahun 2022 dan selesai tahun 2024. Pengawasan akan saya lakukan secara ketat,” tegas Menteri Basuki. *sur
Dalam acara kemarin dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali Wayan Koster. Selain itu, hadir pula Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, Bupati/Walikota se-Bali dan seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Bali.
Gubernur Koster mengatakan pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan program prioritas pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai implementasi Visi Pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
“Sejalan dengan visi ini Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan diberi nama ‘Jagat Kerthi Bali’ yang memiliki makna memberi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan Krama Bali,” ujar Gubernur Koster. Pembangunan jalan tol ini dilaksanakan oleh Konsorsium 3 perusahaan, yaitu PT Sumber Rhodium Perkasa, PT Cipta Sejahtera Nusautama dan PT Bumi Sentosa Dwi Agung. Jalan tol memiliki panjang total 96,21 Km, dengan lebar 40 meter, melewati 3 Kabupaten (Jembrana, Tabanan dan Badung), 13 Kecamatan (5 Kecamatan di Jembrana, 7 Kecamatan di Tabanan, dan 1 Kecamatan di Badung), dan 57 Desa (31 Desa di Jembrana, 24 Desa di Tabanan, dan 2 Desa di Badung).
Di sepanjang Jalan Tol akan dibangun 4 tempat istirahat/rest area, 2 tempat di Jembrana dan 2 tempat di Tabanan yang akan dijadikan sebagai area untuk UMKM.
Selain itu, jalan tol memiliki 3 jalur, yakni jalur untuk penumpang umum, jalur khusus sepeda motor, dan jalur khusus sepeda, serta dilengkapi dengan 6 simpang susun/interchange (Cekik, Banyubiru, Negara, Pekutatan, Soka, dan Wanasari). “Model jalan tol yang memiliki tiga jalur seperti ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia,” beber Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Selain itu, di sepanjang jalan tol akan dibangun lintasan berupa 28 jalan bawah tanah/underpass, 82 jalan layang/overpass, dan 50 jembatan, serta 13 talang irigasi. Pembangunan lintasan ini dilakukan agar tidak menggangu jalan yang dipakai untuk kepentingan upakara adat/melasti dan tidak menggangu sistem irigasi/subak. “Pembangunan dilaksanakan mulai tahun 2022 dan diharapkan selesai pada tahun 2024. Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi diberi nama Tol Jagat Kerthi Bali,” kata Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Proses pelaksanaan pembangunan diawali dengan penetapan lokasi berkenaan dengan jalur jalan oleh Gubernur Bali yang diserahkan kepada Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR RI. Selanjutnya akan dilakukan penentuan harga lahan yang dibebaskan oleh lembaga independen dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Pembangunan jalan tol akan menjadi akses infrastruktur berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru untuk menyeimbangkan dan memeratakan perekonomian antar wilayah Bali Barat, Timur, Utara, dan Selatan. “Saya selaku Gubernur Bali mewakili Pemerintah Daerah dan masyarakat Bali menghaturkan terima kasih kepada Presiden RI Bapak Ir Joko Widodo atas restu dan kebijakannya melalui Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sehingga dapat direalisasikan dan dimulai Pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali,” ungkap Gubernur Koster yang jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Dia menambahkan pembangunan jalan tol telah dilakukan dengan kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik dalam dua tahap. Tahap pertama, kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Jaya Sabha, Denpasar, dipimpin langsung oleh Gubernur Bali dihadiri oleh semua Kepala Desa, Bandesa Adat, dan Bupati Jembrana (hadir langsung), Bupati Tabanan (hadir langsung), serta Bupati Badung (diwakili oleh Wakil Bupati Badung). Tahap Kedua, kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik kepada masyarakat pemilik lahan di masing-masing Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung yang dipimpin oleh Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Provinsi Bali.
“Dari sebanyak 8.641 warga yang setuju (hanya 2 warga tidak setuju) atau sekitar 99,9% menyatakan sangat mendukung program pembangunan jalan tol yang melintasi lahannya, bahkan mereka berharap pembangunan segera dapat diwujudkan karena akan meningkatkan perekonomian yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” imbuh Gubernur Koster yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Sementara dalam sambutannya Menteri PUPR RI, Basuki Hadimulyono mengucapkan selamat atas dilaksanakannya perjanjian pengusahaan jalan tol Gilimanuk-Mengwi. Menurutnya proyek ini harus dilaksanakan dengan kerja keras, mencapai hasil yang berkualitas, memperhatikan lingkungan, dilaksanakan dengan tata kelola yang baik dengan penuh tanggung jawab. “Diharapkan pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan sukses, mulai tahun 2022 dan selesai tahun 2024. Pengawasan akan saya lakukan secara ketat,” tegas Menteri Basuki. *sur
1
Komentar