Bamsoet Dorong Pemuda Asia dan Afrika Atasi Krisis Kemanusiaan
JAKARTA,NusaBali
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan peran penting Organisasi Pemuda Asia dan Afrika (Asian African Youth Government) dalam menyikapi isu dan perkembangan realitas saat ini.
Bamsoet mendorong peran maksimal Pemuda Asia dan Afrika dalam krisis kemanusiaan di dunia. Bamsoet menjelaskan Organisasi Pemuda Asia dan Afrika memiliki pola pendekatan berbasis pengetahuan dalam membangun sinergi dan kolaborasi untuk menyikapi berbagai isu, khususnya di Kawasan Asia dan Afrika. "Organisasi ini pendekatannya berbasis pengetahuan dalam membangun sinergi dan kolaborasi untuk menyikapi berbagai isu dan realitas kontemporer yang terjadi, khususnya di kawasan Asia dan Afrika," kata Bamsoet saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (8/3).
Jumpa pers kemarin terkait persiapan pelantikan kepengurusan Organisasi Pemuda Asia dan Afrika Periode 2021-2026 yang diketuai Respiratori Saddam Al-Jihad.
Pelantikan akan digelar pada 11 Maret 2022 di Gedung Nusantara IV Kompleks Parlemen, Jakarta yang akan dihadiri Menteri Luar negeri RI dan beberapa duta besar negara sahabat. Organisasi ini didirikan pada April 2015 lalu, sebagai platform organisasi kepemudaan yang beranggotakan pemuda dari negara-negara Asia dan Afrika.
Bamsoet yang juga Ketua Dewan Kehormatan Organisasi Pemuda Asia dan Afrika menegaskan bahwa organisasi itu berpartisipasi dalam proses penyelesaian krisis kemanusiaan dan merumuskan solusi atas berbagai persoalan yang terjadi di negara-negara Asia dan Afrika. "Organisasi mendorong peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran untuk masyarakat Asia dan Afrika," ujar politisi senior Partai Golkar ini.
Bamsoet mengatakan derasnya arus globalisasi dan kompleksnya dinamika zaman saat ini membutuhkan peran dan kontribusi pemuda, di antaranya untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia dan Afrika.
Dia berharap organisasi ini dapat membangun sinergi dan kolaborasi antara Pemuda Asia dan Afrika dengan berbagai pemangku kepentingan, khususnya pemerintah untuk mewujudkan prinsip-prinsip Dasasila Bandung sebagaimana "legacy" yang diwariskan oleh momentum kesejarahan, yaitu Konferensi Asia Afrika di Bandung Tahun 1955. "Saya selaku Ketua MPR mendorong segenap pemangku kepentingan mendukung program-program yang akan dilaksanakan oleh kepengurusan organisasi selama lima tahun ke depan," kata mantan Ketua DPR RI ini. *K22
1
Komentar