nusabali

Polisi Tewas Bunuh Diri

  • www.nusabali.com-polisi-tewas-bunuh-diri

Aiptu I Ketut Partono adalah polisi ketiga di Karangasem yang bunuh diri dalam 5 tahun, setelah Briptu IGG Martawi Umbara dan Bripka I Made Suartawan

Hingga pukul 07.30 Wita, Aiptu Ketut Partono belum juga muncul dari kamarnya, padahal waktunya berangkat kerja sudah lewat 30 menit.

Curiga terjadi sesuatu, istri korban, Wayan Supartini, pun melakukan pencarian kian kemari. Namun, dia tidak menemukan suaminya. Perempuan cantik berusia 37 tahun ini hanya menemukan sepatu dinas suaminya. Maka, Supartini pilih menelepon iparnya, I Nengah Gita, yang tinggal terpisah.

Kemudian, Nengah Gita dan Supartini bersama-sama mencari korban Aiptu Ketut Partono di sekitar rumahnya. Ketika dicari ke lantai 2, Nengah Gita menemukan  korban tewas menggantung di kap baja ruang santi teras bagian utara. Melihat pemandangan mengejutkan ini, Nengah Gita langsung teriak memanggil istri korban, Supartini. Kemudian, Supartini yang dalam kondisi shock langsung menelepon kerabatnya agar segara datang ke rumahnya.

Tak lama berselang, kerabat korban berdatangan ke lokasi TKP. Mereka berupaya memberikan pertolongan, mengingat suhu badan korban masih hangat, dikiranya bisa terselamatkan. Tak lama berselang, datang kakak sulung korban, I Gede Sudana, 53, dan kakak nomor tiga korban, Ni Made Sudani, 46. Tak tahan menyaksikan adiknya gantung diri, Made Sudani menjerit histeris sambil memeluk tiang beton. Sedangkan istri korban, Wayan Supartini, langsung mengurung diri di dalam kamar karena jiwanya terguncang.

Laporan atas peristiwa heboh polisi gantung diri ini akhirnya masuk ke Poslek Abang. Begitu mendapat laporan, petrugas Polsek Abang yang dipimpin langsung Kapolsek AKP I Nyoman Sugitayasa terjun ke lokasi TKP di rumah Aiptu Ketut Partono. Kepolisian terjun membonceng petugas medis dari Puskesmas Abang II, untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan kondisi mayat korban.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Maka, korban disimpulkan meninggal murni akibat ulahpati dengan cara gantung diri, berdasarkan tanda-tanda seperti ludah menjulur dan keluar air mani dari alat vitalnya. Di lehernya juga ada luka lebam bekas jeratan tali. Korban diperkirakan sudah meninggal 30 menit sebelum ditemukan kemarin pagi pukul 07.30 Wita.

Hingga tadi malam, jenazah korban Aiptu Ketut Partono masih disemayamkan di ruymah duka di Banjar Kebon, Desa Kertamandala, Kecamatan Abang, Karangasem. Rencananya, jenazah polisi korban bunuh diri ini akan dimakamkan di Setra Desa Pakraman Culik, Kecamatan Abang pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (3/3) ini. Kemarin sore, telah dilakukan ritual nyiramang layon (memandikan jenazah) di rumah duka.

Hingga saat ini, belum diketahui pasti, apa yang melatarbelakangi hingga koban Aiptu Ketut Partono nekat mengakhiri hidup secara ulahpati. Namun, terungkap ada cerita unik sebelum kematian tragis sang polisi. Menurut kakak sulung korban, I Gede Sudana, sekitar 1,5 bulan adiknya ini sempat kena tipu orang Jawa yang tidak diketahui identitasnya.

Kala itu, 14 Januari 2017, korban menjual 70 batang pohon Jati hasil panen di kebunnya kepada orang Jawa tersebut seharga Rp 42 juta. Ternyata, setelah pohon Jati ditebang, pembelinya tidak membayar. Berselang sepekan kemudian, 21 Januari 2017, orang Jawa yang membeli kayu Jati kembali datang ke rumah korban dengan membawa mobil Toyota Avanza warna putih. Mobil Avanza inilah yang diserahkan pembeli kayu tersebut kepada korban sebagai jaminannya.

Namun, ternyata korban yang notabene anggota Polri untuk kedua kalinya kena tipu oleh orang yang sama. Sebab, berselang tiga hari kemudian, 24 Januari 2017, datang orang lain yang mengaku sebagai pemilik mobil Avanza tersebut ke rumah korban. Dari situ diketahui kalau mobil yang diserahkan pelaku kepada korban adalah mobil sewaan.

Diduga kuat, korban Aiptu Ketut Partono kebingungan dan tertekan atas kasus pe-nimpuan dua kali oleh orang yang sama. Meski demikian, menurut Gede Sudana, adiknya yang berdinas sebagai anggota Polri tetap rajin kerja. Terakhir, korban masuk kantor ke Mapolres Karangasem sehari sebelum ditemukan tewas gantung diri, Rabu (1/3). “Bisa jadi karena dua kali kena tipu, sehingga adik saya nekat bunuh diri. Tapi, selama ini dia tidak pernah bercerita apa-apa,” ungkap Gede Sudana kepada NusaBali di rumah duka, Kamis kemarin.

Sedangkan kakak ketiga korban, Ni Made Sudani, memperkirakan adiknya malu sebagai seorang polisi, justru kena tipu. Diduga itulah yang menyebabkan korban nekat ulahpati. “Kemarin (Rabu, Red) saya sempat ajak bicara adik saya ini. Dia sempat tersenyum. Orangnya memang tertutup,” papar Sudani.

Sebaliknya, istri korban, Wayan Supartini, mengaku sama sekali tidak mengetahui masalah yang apa sebenarnya dialami sang suami hingga mengakhiri hidup dengan cara sedemikian tragis. “Saya tidak tahu apa-apa, kemarin malam (Rabu) tidurnya terpisah,” kenang Supartini.

Dikonfirmasi NuaBali di rumah duka, Kamis kemarin, Kapolres Karangasem AKBP Sugeng Sudarso mengatakan selama ini korban yang notabene anak buahnya tidak pernah menunjukkan gejala aneh di kantor. “Di kantor tidak ada masalah dengan teman kerja maupun atasannya. Soal korban sempat kena tipu, nanti akan kami selidiki,” tandas Kapolres AKBP Sugeng, yang Kamis pagi terjun langsung
memimpin olah TKP di rumah korban.

Korban Aiptu I Ketut Partono sendiri merupakan anak keempat dari enam bersaudara keluarga pasangan I Nengah Sekar (almarhum) dan Ni Nyoman Intaran. Korban sendiri meniti karier sebagai polisi sejak tahun 1994, setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Singaraja. Korban awalnya bertugas di Polda Bali tahun 1994 dengan pangkat Sersan Dua. Sejak 1999, korban pindah tugas ke Polres Karangasem.

Dalam catatan NusaBali, Aiptu I Ketut Partono merupakan polisi korban bunuh diri ketiga di wilayah hukum Polres Karangasem dalam kurun 5 tahun terakhir. Sebelumnya, polisi korban bunuh diri pertama adalah Briptu I Gusti Gede Martawi Umbara, 27. Anggota Sabhara Polres Karangasem ini nekat bunuh diri dengan meminum racun Potasium di kamar tidurnyn kawasan Banjar Padangkerta Kelod, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, 18 Mei 2012, gara-gara , gara-gara cintanya diputus pacar.

Polisi korban bunuh diri kedua adalah Bripka I Made Suartawan, 33. Anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Karangasem bunuh diri dengan menembak pelipis sendiri dengan senjata piston di rumahnya kawasan Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem, 2 Mei 2016. * k16

Komentar