Minat Kerja ke Luar Negeri Meningkat
BANGLI, NusaBali
Minat kerja warga Bangli bekerja ke luar negeri terjadi peningkatan. Terbukti dari banyaknya warga urus dokumen untuk bekerja ke luar negeri di Dinas Koperasi, UMKM, dan Tenaga Kerja Bangli.
Mereka mencari dokumen AK 1 (kartu pencari kerja), ID card, pembuatan, dan perpanjangan paspor. Kadis Koperasi, UMKM, dan Tenaga Kerja Bangli, Ni Luh Ketut Wardani, mengungkapkan pada tahun 2020 jumlah warga yang urus dokumen sebanyak 52 orang. Pada tahun 2021 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Sebanyak 545 orang urus dokumen keberangkatan. Ketut Wardani memperkirakan tenaga kerja asal Bangli merasa jenuh hanya diam di rumah dan memilih bekerja ke luar negeri. “Dampak dari pandemi Covid-19, banyak tenga kerja asal Bangli yang dipulangkan dari luar negeri. Ada juga yang keberangkatannya tertunda,” ungkap Wardani, Rabu (9/3).
Mantan Kabag Ekonomi Setda Bangli ini menambahkan, belakangan warga Bangli sudah ada berangkat kerja ke luar negeri. Dijelaskan, Pemkab Bangli sangat konsen memfalitasi keberangkatan pekerja migran Indonesia (PMI). Pemkab Bangli juga memberikan bantuan pelatihan dan keberangkatan bagi warga kurang mampu. Melalui PT BPR Bank Daerah Bangli, Pemkab Bangli mengalokasi anggaran pelatihan Rp 12 juta dan keberangkatan mulai Rp 30 juta hingga Rp 35 juta. Pemkab Bangli berikan dana pendampingan kepada PT BPR Bank Daerah Bangli Rp 2 miliar untuk mendukung program pelatihan dan keberangkatan PMI.
Ketut Wardani mengungkapkan, PMI banyak berangkat ke Italia, bekerja di berbagai sektor. “Pada tahun 2021 yang berangkat ke Italia sebanyak 454 orang, Turki 62 orang, Maldiv dan Rusia 19 orang. Mereka bekerja di kapal pesiar dan karyawan spa,” ungkap Ketut Wardani. Salah seorang warga ditemui di Kantor Dinas Koperasi, UMKM, dan Tenaga Kerja Bangli, Eka mengaku mengurus keberangkatan yang kedua. Rencananya berangkat tahun lalu, namun tertunda karena pandemi. Perempuan asal Desa Buahan, Kecamatan Kintamani ini sebelumnya bekerja di Jepang. “Kerja di Jepang di bidang pertanian. Kontrak kerja selama 5 tahun. Habis kontrak, pulang,” tutur Eka. *esa
1
Komentar