Pesan Perdamaian dari Bali, Seniman Rusia Bikin Kaligrafi di Atap Vila Pengusaha Ukraina
MANGUPURA, NusaBali.com - Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tidak berarti membuat warga negara bertetangga tersebut memanas. Bahkan di Bali, suasana rukun dan guyub ditunjukkan oleh mereka.
Seperti yang ditunjukkan oleh Pokras Lampas. Seniman kaligrafi asal Rusia ini menorehkan lukisan karyanya di atap vila milik Alex Stefan yang seorang ekspatriat warga negara Ukraina.
Kaligrafi bertemakan perdamaian ini dilukis di atap vila seluas 980 m2 milik Alex Stefan di Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Karya yang bertajuk ‘World United’ ini dibuat dalam lima bahasa, yakni, Rusia, Ukraina, Inggris, Indonesia, dan Tiongkok.
“Sebenarnya proses pembuatan sudah dimulai sejak tanggal 7 Januari 2022,” ungkap Pokras Lampas soal pertemuan pertamanya dengan Alex Stefan.
Adapun proses pengecatan huruf-huruf kaligrafi dilakukan mulai 16 Februari hingga akhirnya tuntas pada 6 Maret 2022. “Saya melihat Bali sebagai daerah yang indah. Orang-orangnya juga baik-baik. Hal inilah yang menjadikan inspirasi bagi saya,” kata seniman yang sempat bekerjasama dengan brand Nike, Mercedes-Benz, hingga Lamborghini ini.
Pokras Lampas sendiri dikenal dengan gayanya yang memadukan seni kaligrafi kuno dan seni
graffiti yang didapuknya menjadi sebuah aliran baru bernama ‘kaligrafuturisme’. Adapun karya kaligrafi yang dibuatnya di Bali diakui digagas sebelum terjadinya perang.
“Ide dasarnya adalah one world unity, bagaimana menghubungkan semua manusia,” kata seniman yang karyanya juga terpampang di Kosmodrom Baikonur dan Gedung Red October di Moskow, Rusia.
Melalui karya seni ini, Pokras juga berharap bisa menyudahi perang yang tengah melanda di Eropa Timur. Karya seni perdamaian ini pun dinilai bukan sekadar untuk Presiden Rusia Vladimir Putin ataupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. “Ini untuk semua manusia, karena dalam sejarah, seni membantu manusia untuk menguatkan diri,” tegas Pokras Lampas.
Adapun Bali secara khusus dipilih karena letaknya yang strategis sebagai tempat berkumpul berbagai orang dari mancanegara, mulai dari wisatawan, insan kreatif, dan pebisnis. Di tengah pandemi yang sedang berlangsung, pengunjung dari mancanegara tetap berupaya dapat mengunjungi Pulau Dewata ini.
“Dimanapun kita berada, perlu diingat bahwa dunia ini satu meskipun kita berasal dari negara dengan budaya yang berbeda-beda. Saya melukis ‘МИР ЕДИН’ (Mir Yedin) yang berarti World United atau Dunia Bersatu dalam lima bahasa agar semua orang yang melihatnya bisa membawa makna dari kata-kata ini ke dalam hati,” terang Pakras Lompas.
Sementara itu Alex Stefan, pengusaha properti pemilik Alex Villas mengatakan bahwa sebagai pebisnis asal Ukraina, dirinya tidak menginginkan perang. “Kami tidak menginginkan perang. Kami ingin membangun masa depan bersama-sama. Kami mau perdamaian di seluruh dunia,” kata Alex yang datang ke Pulau Dewata sejak enam tahun silam.
Karya Dunia Bersatu yang ditorehkan di vila miliknya dinilai sangat bagus karena arsitektur vilanya sudah selaras dengan alam, dan kini juga bisa selaras dengan manusia dari berbagai budaya. “Ada nafas toleransi, persahabatan, dan penghormatan satu sama lain,” kata Alex.
Pesan damai ini dipaparkan di Citadines Berawa yang juga dihadiri oleh Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yuana Rochma Astuti. "Lukisan kaligrafi ini sangat sarat dengan makna di tengah situasi dunia yang sedang tegang," kata Yuana.
Dirinya mengaku bersyukur Bali menjadi tempat yang dipilih untuk melukiskan kaligrafi perdamaian ini, mengingat citra Bali sebagai tempat yang penuh kedamaian. “Indonesia, dan khususnya Bali, tentu sangat mendukung upaya perdamaian yang saat ini sedang diusahakan berbagai pihak. Karena itu, kami sangat mengapresiasi bentuk seni ini sebagai perwujudan dari keinginan rakyat dari seluruh dunia akan perdamaian,” puji Yuana.
Komentar