Anak Aniaya Ayah hingga Tewas
Insiden Maut Lingkup Keluarga di Kelurahan Kampung Baru, Buleleng
Aksi pelaku Iskak diduga gara-gara ayahnya tak menghiraukan permintaannya untuk memindahkan kucing dan kandangnya karena bau.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus penganiayaan maut dalam lingkup keluarga terjadi di Jalan Pulau Nias, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Kamis (10/3) sore. Korbannya adalah Muhammad Selamat, 82, yang diduga dianiaya oleh anak kandungnya, Iskak Jaelani, 53, menggunakan kayu pentungan. Aksi penganiayaan itu diduga hanya gara-gara kucing.
Informasi yang diterima, penganiayaan maut itu terjadi sekitar pukul 15.45 Wita di rumah korban dan pelaku di Jalan Pulau Nias Nomor 8 Kelurahan Kampung Baru, Buleleng.
Awalnya pelaku Iskak menyuruh saksi berinisial NA, 9, yang masih saudara pelaku, agar memberitahu ayahnya memindahkan kucing dan kandang karena menimbulkan bau tidak enak. Saksi NA pun kemudian memberitahu korban, namun tak dihiraukan. Sontak pelaku kemudian marah-marah kepada korban yang notabene ayah kandungnya sendiri sambil membawa kayu pentungan.
Tanpa pikir panjang, pelaku yang diduga pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli karena depresi ini langsung memukul kepala ayahnya itu. Setelah menerima pukulan, korban pun tersungkur dan mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat. Usai memukul korban Muhammad Selamat hingga tewas, pelaku Iskak langsung melarikan diri. Warga sekitar yang mendengar kejadian itu, langsung mendatangi lokasi dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Kota Singaraja.
Tim Inafis Polres Buleleng bersama jajaran Polsek Kota Singaraja tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP sekitar pukul 16.25 Wita. Di lokasi, polisi mengamankan barang bukti berupa satu lembar kain berisi bercak darah. Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUD Buleleng, Singaraja, menggunakan mobil ambulans PMI Buleleng untuk dilakukan otopsi. Hasil pemeriksaan awal, korban mengalami luka pukulan benda tumpul, yakni pada kepala sedalam 5 centimeter (cm) dan panjang 10 cm, serta luka sobek di lengan tangan kanan sepanjang 3 cm. Kasus ini kini masih ditangani oleh Polsek Kota Singaraja. Sejauh ini, ada beberapa orang saksi telah dimintai keterangan oleh polisi.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Dewa Ketut Darma Aryawan dikonfirmasi kemarin malam, membenarkan kejadian penganiayaan maut lingkup keluarga itu. Dikatakan Kompol Darma, pelaku Iskak berhasil diringkus di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng setelah sebelumnya sempat melarikan diri setelah membunuh ayahnya.
"Anggota sudah turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Kurang lebih sekitar 45 menit kemudian kami berhasil mengamankan terduga pelaku di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng. Saat ini terduga pelaku masih menjalani pemeriksaan polisi," kata Kompol Darma. Hingga kemarin malam, pelaku belum ditetapkan sebagai tersangka.
Disinggung terkait pelaku Iskak pernah dirawat di RSJ Bangli karena sempat mengalami depresi, Kompol Darma mengaku masih akan melakukan penyelidikan untuk riwayat penyakit pelaku dari hasil medis. "Sekarang kasusnya masih dalam penyelidikan untuk dapat mengetahui motif kejadian. Untuk jenazah segera akan dilakukan otopsi," pungkasnya.
Sementara itu, seorang tetangga korban yang enggan namanya dikorankan menyampaikan dirinya tak mendengar suara keributan sebelum kejadian. "(Korban dan pelaku) tinggal satu rumah. Kamarnya bersebelahan. Sebelum kejadian, tidak ada ribut-ribut. Tidak ada suara menjerit. Infonya dipukul pakai kayu. Tidak ada yang tahu persis bagaimana kejadiannya," jelas warga ini saat ditemui di TKP.
Masih menurut tetangga korban, pelaku memang sempat dirawat di RSJ Bangli. Namun, beberapa tahun lalu pulang setelah dinyatakan tidak ada gangguan kejiwaan lagi alias sembuh. "(Pelaku) sempat masuk RSJ, keseharian di masyarakat biasa. Diajak ngobrol nyambung," tutupnya. *mz
Informasi yang diterima, penganiayaan maut itu terjadi sekitar pukul 15.45 Wita di rumah korban dan pelaku di Jalan Pulau Nias Nomor 8 Kelurahan Kampung Baru, Buleleng.
Awalnya pelaku Iskak menyuruh saksi berinisial NA, 9, yang masih saudara pelaku, agar memberitahu ayahnya memindahkan kucing dan kandang karena menimbulkan bau tidak enak. Saksi NA pun kemudian memberitahu korban, namun tak dihiraukan. Sontak pelaku kemudian marah-marah kepada korban yang notabene ayah kandungnya sendiri sambil membawa kayu pentungan.
Tanpa pikir panjang, pelaku yang diduga pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli karena depresi ini langsung memukul kepala ayahnya itu. Setelah menerima pukulan, korban pun tersungkur dan mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat. Usai memukul korban Muhammad Selamat hingga tewas, pelaku Iskak langsung melarikan diri. Warga sekitar yang mendengar kejadian itu, langsung mendatangi lokasi dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Kota Singaraja.
Tim Inafis Polres Buleleng bersama jajaran Polsek Kota Singaraja tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP sekitar pukul 16.25 Wita. Di lokasi, polisi mengamankan barang bukti berupa satu lembar kain berisi bercak darah. Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUD Buleleng, Singaraja, menggunakan mobil ambulans PMI Buleleng untuk dilakukan otopsi. Hasil pemeriksaan awal, korban mengalami luka pukulan benda tumpul, yakni pada kepala sedalam 5 centimeter (cm) dan panjang 10 cm, serta luka sobek di lengan tangan kanan sepanjang 3 cm. Kasus ini kini masih ditangani oleh Polsek Kota Singaraja. Sejauh ini, ada beberapa orang saksi telah dimintai keterangan oleh polisi.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Dewa Ketut Darma Aryawan dikonfirmasi kemarin malam, membenarkan kejadian penganiayaan maut lingkup keluarga itu. Dikatakan Kompol Darma, pelaku Iskak berhasil diringkus di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng setelah sebelumnya sempat melarikan diri setelah membunuh ayahnya.
"Anggota sudah turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Kurang lebih sekitar 45 menit kemudian kami berhasil mengamankan terduga pelaku di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng. Saat ini terduga pelaku masih menjalani pemeriksaan polisi," kata Kompol Darma. Hingga kemarin malam, pelaku belum ditetapkan sebagai tersangka.
Disinggung terkait pelaku Iskak pernah dirawat di RSJ Bangli karena sempat mengalami depresi, Kompol Darma mengaku masih akan melakukan penyelidikan untuk riwayat penyakit pelaku dari hasil medis. "Sekarang kasusnya masih dalam penyelidikan untuk dapat mengetahui motif kejadian. Untuk jenazah segera akan dilakukan otopsi," pungkasnya.
Sementara itu, seorang tetangga korban yang enggan namanya dikorankan menyampaikan dirinya tak mendengar suara keributan sebelum kejadian. "(Korban dan pelaku) tinggal satu rumah. Kamarnya bersebelahan. Sebelum kejadian, tidak ada ribut-ribut. Tidak ada suara menjerit. Infonya dipukul pakai kayu. Tidak ada yang tahu persis bagaimana kejadiannya," jelas warga ini saat ditemui di TKP.
Masih menurut tetangga korban, pelaku memang sempat dirawat di RSJ Bangli. Namun, beberapa tahun lalu pulang setelah dinyatakan tidak ada gangguan kejiwaan lagi alias sembuh. "(Pelaku) sempat masuk RSJ, keseharian di masyarakat biasa. Diajak ngobrol nyambung," tutupnya. *mz
Komentar