Monyet Serang Kebun Resahkan Petani
Faktor utama serangan ini karena habitat kera menyempit akibat penebangan kayu untuk bangunan.
GIANYAR, NusaBali
Puluhan petani penggarap di Tukad Siap sampai Tukad Petanu, wilayah Kecamatan Payangan, Gianyar, resah. Karena tanaman pangan mereka yang sedang berbuah dan siap petik, malah diserang kawanan monyet.
Kera lebih dulu memanen jenis pisang, salak, jagung, dan kacang-kacangan. Seperti dituturkan salah seorang petani di Desa Buahan Kaja, Wayan Kira. Kawanan monyet menyerang tanaman pangan di sepanjang Tukad Siap sampai pertemuan Sungai Ayung, Kecamatan Payangan. Serangan monyet ini sudah berlangsung sejak enam bulan lalu. "Awalnya ada beberapa monyet yang menyerang kebun, sehingga tidak menyebabkan kerusakan berarti. Namun terakhir ini, serangan mengganas. Satu koloni jumlahnya ratusan kera, menyerang kebun dalam semalam," jelas Wayan Kira.
Dia mengeluhkan karena salak Bali yang siap dipanen ludes karena serangan koloni monyet Tukad Siap. Kerugian serupa juga dialami petani lain, seperti petani di sepanjang Tukad Siap, dari Desa Buahan Kaja sampai Banjar Bunteh, Desa Kerta. Hasil kebun yang dijarah kera yakni Pisang, Salak, Mangga, Durian, termasuk kacang-kacangan.
Dirinya bersama petani lain pernah berupaya menghalau kawanan monyet tersebut, namun usahanya tanpa hasil. "Di siang hari kami bisa menghalau kawanan monyet. Namun malam hari kawanan itu beraksi," tuturnya.
Apalagi saat menghalau di siang hari, kawanan monyet bersembunyi di lembah sungai, sehingga persembunyiannya aman. "Kami tidak memiliki harapan apa lagi, kemampuan petani sangat terbatas," ujarnya. Hal ini juga dibenarkan Kelian Subak Abian Buahan Kaja, Made Sandiasa.
Plt Kabid Pembibitan dan Produksi, Dinas Pertanian Gianyar Made Santiarka menjelaskan serangan kawanan monyet tidak hanya terjadi di sepanjang DAS di Kecamatan Payangan. Kawanan kera juga menyerang lahan pertanian sampai di DAS Tukad Petanu di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, dan Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, dan wilayah lain. Santiarka menjelaskan, faktor utama serangan ini karena habitat kera menyempit akibat penebangan kayu untuk bangunan.
Jelas dia, penanganan monyet ini sebelumnya oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan untuk kabupaten ditangani petugas Damkar. Kendati demikian, Damkar tidak bisa menangani keseluruhan dari serangan monyet di lahan pertanian. "Kecuali ada monyet lepas yang menyerang warga, barulah petugas Damkar turun tangan," jelasnya lagi. *nvi
Kera lebih dulu memanen jenis pisang, salak, jagung, dan kacang-kacangan. Seperti dituturkan salah seorang petani di Desa Buahan Kaja, Wayan Kira. Kawanan monyet menyerang tanaman pangan di sepanjang Tukad Siap sampai pertemuan Sungai Ayung, Kecamatan Payangan. Serangan monyet ini sudah berlangsung sejak enam bulan lalu. "Awalnya ada beberapa monyet yang menyerang kebun, sehingga tidak menyebabkan kerusakan berarti. Namun terakhir ini, serangan mengganas. Satu koloni jumlahnya ratusan kera, menyerang kebun dalam semalam," jelas Wayan Kira.
Dia mengeluhkan karena salak Bali yang siap dipanen ludes karena serangan koloni monyet Tukad Siap. Kerugian serupa juga dialami petani lain, seperti petani di sepanjang Tukad Siap, dari Desa Buahan Kaja sampai Banjar Bunteh, Desa Kerta. Hasil kebun yang dijarah kera yakni Pisang, Salak, Mangga, Durian, termasuk kacang-kacangan.
Dirinya bersama petani lain pernah berupaya menghalau kawanan monyet tersebut, namun usahanya tanpa hasil. "Di siang hari kami bisa menghalau kawanan monyet. Namun malam hari kawanan itu beraksi," tuturnya.
Apalagi saat menghalau di siang hari, kawanan monyet bersembunyi di lembah sungai, sehingga persembunyiannya aman. "Kami tidak memiliki harapan apa lagi, kemampuan petani sangat terbatas," ujarnya. Hal ini juga dibenarkan Kelian Subak Abian Buahan Kaja, Made Sandiasa.
Plt Kabid Pembibitan dan Produksi, Dinas Pertanian Gianyar Made Santiarka menjelaskan serangan kawanan monyet tidak hanya terjadi di sepanjang DAS di Kecamatan Payangan. Kawanan kera juga menyerang lahan pertanian sampai di DAS Tukad Petanu di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, dan Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, dan wilayah lain. Santiarka menjelaskan, faktor utama serangan ini karena habitat kera menyempit akibat penebangan kayu untuk bangunan.
Jelas dia, penanganan monyet ini sebelumnya oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan untuk kabupaten ditangani petugas Damkar. Kendati demikian, Damkar tidak bisa menangani keseluruhan dari serangan monyet di lahan pertanian. "Kecuali ada monyet lepas yang menyerang warga, barulah petugas Damkar turun tangan," jelasnya lagi. *nvi
Komentar