Dispar Badung Optimalkan Aplikasi 'Sita'
Berharap Bisa Menggaet Lebih Banyak Wisatawan
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pariwisata (Dispar) Badung akan mengoptimalkan aplikasi Sistem Informasi Pariwisata (Sita).
Hal ini dilakukan menyusul kembali bergairahnya pariwisata setelah pintu gerbang internasional dibuka, ditambah diberikannya kelonggaran bebas karantina dan layanan Visa on Arrival (VoA) bagi wisatawan yang hendak masuk ke Pulau Bali.
“Kondisi ini menjadi angin segar untuk menggaet wisatawan lebih banyak untuk menikmati wisata di Gumi Keris. Makanya, kami akan mengoptimalkan kembali aplikasi Sita yang ada saat ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Nyoman Rudiarta, Jumat (11/3).
Dikatakan, aplikasi Sita yang dimiliki Dispar untuk mempermudah wisatawan mengakses Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada. Selain itu, pelaku pariwisata juga bisa melakukan transaksi pariwisata dan juga promosi. “Kami sudah ada aplikasi Sita, itu yang akan kami optimalkan untuk menarik sebanyak-banyaknya wisatawan,” tegas Rudiarta.
Menurut mantan Camat Kuta ini, aplikasi Sita sebelumnya kurang maksimal lantaran dipengaruhi beberapa faktor, antara lain dikarenakan adanya persaingan internal yang semakin tinggi, selain itu keinginan pelaku wisata untuk masuk di aplikasi Sita masih rendah. Untuk itu, Rudiarta berharap adanya suatu jalinan kolaborasi antar OPD dan unsur terkait lainnya, dalam memaksimalkan aplikasi tersebut.
“Aplikasi Sita ini tidak hanya berbicara pada tatanan DTW, maupun desa wisata tapi juga berbicara tentang indusrti pariwisata maupun hiburan umum. Karena tujuan Sita juga melakukan promosi dan transaksi. Sekarang ini banyak trevel agent online yang malah ramai. Padahal kami juga punya aplikasinya,” kata Rudiarta.
Sejalan dengan recana mengoptimalkan aplikasi Sita, kalangan pelaku pariwisata di Badung juga berharap tata kelola wisata bahari perlu mendapatkan sentuhan dan dikelola secara maksimal, khususnya terkait promosi dan digitalisasi marketing. Hal itu merupakan suatu upaya untuk memaksimalkan sektor pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Badung. Selama ini market tersebut lebih banyak digarap trevel agent online yang cenderung tidak berkantor di Bali.
Pengelola usaha Pandawa Water Sport di Tanjung Benoa, Made Wijaya, mengatakan selama ini kebanyakan wisatawan yang datang menikmati wahana tirta membeli paket ke travel agen online, sehingga pengelola kebanyakan hanya menerima dan melayani wisatawan yang datang. Dia berharap ke depan hal semacam itu bisa difasilitasi Pemkab Badung, sehingga dapat menambah pundit-pundi PAD. Terlebih usaha travel agent itu diketahuinya tidak memiliki kantor, counter maupun gerai di Bali, yang secara otomatis mereka tentu tidak menyetorkan pajak kepada pemerintah daerah.
“Jadi kami di sini seolah diatur travel agent. Mereka yang mengontrol dan bernegosiasi, kami hanya melayani saja. Peket yang ditawarkan itu komplit dari penerbangan, hotel, dan destinasi,” kata Wijaya. *ind, dar
Komentar