Nasib Perajin Bata Tulikup
GIANYAR, NusaBali
Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Gianyar, amat terkenal dengan kerajinan batu bata merahnya.
Kerajinan ini mulai menapak kejayaan sejak pembangunan hotel di Bali, terutama oleh PT BTDC (Bali Tourism Development Corporation) di Nusa Dua, Badung, tahun 1972. Karena kala itu, pemerintah mewajibkan hotel di kawasan itu berarsitektur Bali, antara lain berornamen batu bata merah. Namun belakangan ini, perajin batu bata Tulikup kerap meringis. Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, perajin makin banyak. Sedangkan permintaan batu bata turun drastis. Penyebabnya, antara lain pesaing produk kerajinan ini kian banyak. Baru bata Tulikup juga kena image miring, yakni bata yang mudah cendawaaan hingga gampang rapuh. Parahnya lagi, banyak proyek fisik prestisius milik Pemkab Gianyar tak pakai batu bata Tulikup. ‘’Padahal tak begitu (bata cendawanan,Red). Asalkan, saat memakai bata ini, jangan terlalu banyak semen. Kualitas bata Tulikup tak kalah dengan yang lain,’’ jelas perajin, I Nyoman Sukara yang juga Bendesa Tulikup Kelod. *lsa
Komentar