Berupaya Tekan Golput, Petugas KPPS Pakai Busana Cupak Gerantang
Di Jembrana, ada pamangku yang melakukan ritual mengelilingi TPS 5 Desa Mendoyo Dauh Tukad sambil merafalkan mantra.
MANGUPURA, NusaBali
Banyak sisi menarik di balik coblosan Pilkada Badung 2015 yang dilakukan di 574 TPS (Tempat Pemungutan Suara), Rabu (9/12). Salah satunya, keunikan di TPS 8 Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung di mana seluruh petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) mengenakan busana tradisional pragina (penari) Cupak Gerantang. Tujuannya, sebagai uapaya undang calon pemilih datang ke TPS untuk menekan angka golput.
Pantauan NusaBali, ada 7 petugas KPPS yang bertugas di TPS 8 Banjar Blungbang, Desa Penarungan saat coblosan Pilkada Badung 2015, Rabu kemarin. Seluruh petugas KPPS ini melayani masyarakat yang hadir ke TPS untuk nyoblos dengan mengenakan busana pragina Sekaa Arja Cupak Gerantang.
Ketua KPPS Desa Penarungan, I Wayan Sutika, tampak mengenakan busana pragina tokoh Cupak. Sedangkan busana yang dikenakan para anggota KPPS lainnya beragam. Ada yang mengenakjan busana tokoh Gerantang, ada pula pakai busana tokoh Punta, dan ada lagi tokoh Wijil. Petugas yang mengenakan busana tokoh punakawan Punta dan Wijil ini terlihat paling sibuk mondar mandir. Pasalnya, mereka ini berfungsi sebagai pengganti petugas Linmas.
Ketua KPPS Wayan Sutika yang berpakaian tokoh Cupak (berpenampilan angker dan seram) bertugas khusus memberikan surat suara kepada calon pemilih. Sementara anggota KPPS yang berbusana tokoh Punta bertugas memanggil satu per satu calon pemilih dengan pengeras suara. Sebaliknya, petugas KPPS berbusana tokoh Gerantang dyang parasnya ganteng dan polos, bertugas menjaga kotak suara.
Keunikan busana anggota KPPS yang bertugas melayani calon pemilih di TPS 8 Banjar Blungbang, Desa Penarungan ini tak pelak mampu mengundang perhatian masyarakat. Walhasil, masyarakat setempat pun tertarik datang berbondong-bondong ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.
Menurut tokoh masyarakat Desa Penarungan, I Wayan Suyasa, petugas KPPS yang diterjunkan sengaja mengenakan busana pragina Arja Cupak Gerantang, untuk beragam tujuan. Salah satunya, menghilangkan kesan bahwa Pemilu itu seram dan penuh persaingan. Selain itu, yang paling utama, untuk menyihir calon pemilih mau datang ke TPS guna menggunakan hak suaranya.
“Masyarakat di Banjar Blungbang, Desa Penarungan ingin memberi contoh bahwa Pemilu itu tidak selalu harus seram, tapi menyenangkan. Intinya, kami ingin memberikan nuansa yang berbeda,” jelas Wayan Suyasa yang notabene Sekretaris DPD II Golkar Badung.
Menurut Suyasa, Arja Cupak Gerantang merupakan kesenian sakral. Arja Cupak Gerantang biasanya dipentaskan setiap ada upacara keagamaan di pura-pura tertentu. “Arja Cupak Gerantang adalah ciri khas Banjar Blungbang. Nah, lewat Pilkada Badung 2015 ini, kami ingin tetap melestarikan seni dan budaya yang ada,” tegas Suyasa yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Badung.
Selanjutnya...
1
2
Komentar