nusabali

Berupaya Tekan Golput, Petugas KPPS Pakai Busana Cupak Gerantang

  • www.nusabali.com-berupaya-tekan-golput-petugas-kpps-pakai-busana-cupak-gerantang

Di Jembrana, ada pamangku yang melakukan ritual mengelilingi TPS 5 Desa Mendoyo Dauh Tukad sambil merafalkan mantra.

Sedangkan Ketua KPPS Desa Penarungan, Ketut Astika, menyatakan ada 8 TPS di desanya untuk Pilkada Badung 2015. Khusus di TPS 8 Banjar Blungbang, jumlah  pe-milih yang terdaftar dalam DPT sebanyak 592 orang. Dan, mayoritas pemilih datang ke TPS 8 Banjar Blungbang untuk menyalurka hak pilihnya.

Menurut Ketut Astika, kostum tradisional yang dikenakan anggota KPPS ini memang bertujuan untuk menekan angka golput. “Dengan menggunakan kostum unik ini, diharapkan dapat menghilangkan stigma bahwa Pemilu seram den penuh aroma persaingan, Muaranya, calon poemilih mau datang menggunakan hak pilihnya ke TPS,” papar Astika.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Ketua KPU Badung AA Gede Raka Nakula menyatakan apa yang terjadi di TPS 8 Banjar Blungbang, Desa Penarungan merupakan salah satu yang paling unik, Raka Nakula sendiri kemarin sempat melakukan peninjauan ke TPS 8 Banjar Blungbang ini. “TPS 8 Banjar Blungbang paling unik di Badung,” katanya.

Sementara itu, sejumlah permasalahan teknis terjadi di beberapa TPS kawasan Jembrana dalam Pilkada 2015, Rabu kemarin. Tidak sedikit pemilih yang lolos melakukan coblosan di TPS yang tidak seharusnya. Keadaan ini diduga karena masih adanya kesalahan pemetaaan lokasi TPS, hingga tidak dilengkapinya alamat TPS bersangkutan dalam C6 atau undangan memilih.

Kondisi ini diakui Ketua Panwaslu Jembrana, Pande Made Ady Muliawan, seusai melakukan pemantauan di sejumlah TPS, Rabu siang. Menurut Ady Mulyawan, kasus pemilih ‘salah kamar’ ini ditemukan di Desa Asah Duren, Kecamatan Pekutatan (2 orang), di Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan (1 orang), di Desa Dauhwaru, Kecamatan Jembrana (1 orang), dan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara (1 orang).

“Kami terima ini dari laporan Pengawas kami di lapangan. Kemudian, tadi katanya ada yang berusaha mencari solusi agar diambil surat suara dari TPS yang bersangkutan ke TPS yang salah dimasuki. Ya, kami arahkan, kalau memang sudah terjadi begitu, cukup dimasukkan sebagai pemilih yang menggunakan KTP. Kalau ternyata sudah masuk A7, dikategorikan pindah memilih,” tandas Ady Muliawan.

Meski sudah ada solusi, kata dia, ini tetap akan jadi bahan evaluasi bagi KPU Jembrana untuk Pemilu selanjutnya. Karena, masalah ini juga dirasa masih manusiawi, dan tidak ada mengarah pada faktor kesengajaan. “Ini kami lihat bisa terjadi, karena masih ada beberapa pemilih yang tidak mendapat TPS terdekat. Kemudian, tadi kami lihat juga ada C6 yang tidak dilengkapi alamat TPS-nya, sehingga ada kebingungan.”

Lain lagi kejadian di TPS 5 Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Je-mbrana. Saat coblosan Pilkada kemarin, Panwaslu sempat menerima laporan tentang gelagat mencurigakan salah seorang pamangku yang berkeliling sembil merafalkan mantra di TPS 5 Mendoyo Dauh Tukad. Akhirnya, pamangku bersangkutan disuruh keluar dari areal TPS. “Tidak ada maksud apa-apa. Pamangku itu hanya mendoakan biar semua berjalan lancar,” cerita Ady Muliawan. 7 asa,ode

Komentar