Hari ini DPR RI-Gubernur Matangkan Pelaksanaan IPU di Bali
Momentum Kebangkitan Pariwisata Indonesia
DENPASAR,NusaBali
DPR RI-Gubernur Bali Senin (14/3) hari ini membahas kesiapan pelaksanaan Inter Parliamentary Union (IPU) ke 144, yang akan diselenggarakan di Kawasan Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung pada 20-24 Maret 2022 mendatang.
Ketua DPR RI Puan Maharani, pimpinan Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dan sekretariat DPR RI sudah tiba di Bali. Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan Indonesia sudah sangat siap melaksanakan IPU ke 144. Sebanyak 110 negara dari 179 negara anggota IPU sudah menyatakan kesiapannya hadir dalam sidang parlemen dunia yang akan dilaksanakan di Kawasan Nusa Dua secara bubble tersebut. "Besok (hari ini, red) dilakukan rapat bersama pimpinan DPR RI, BKSAP dan Pemprov Bali. Sekarang sudah 110 negara mengatakan konfirmasi untuk hadir di Bali. 16 negara diantaranya dengan kekuatan delegasi berkekuatan 40 orang, " ujar Supadma Rudana, di Denpasar, Minggu (13/3) sore.
Supadma Rudana menambahkan ke-144 di Nusa Dua, Bali, menjadi momentum bagi Indonesia untuk memulihkan sektor ekonomi dan pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19. "Momentum (IPU) di Bali, kita melihat yang terpenting adalah bagaimana kita menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu mengelola tantangan pandemi Covid-19 ini secara baik, sehingga diharapkan momentum IPU ini menjadi pembukaan pemulihan kembali ekonomi, khususnya ekonomi pariwisata," kata Supadma Rudana.
Menurut dia, momentum IPU ke-144 juga akan digunakan untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia. "Kita gaungkan bahwa Indonesia sudah siap menerima kunjungan dari berbagai pihak, khususnya parlemen dari seluruh dunia untuk dapat mengunjungi Indonesia dalam kegiatan IPU ke-144 di Bali," ujarnya.
Selain itu, momentum IPU akan dimanfaatkan untuk mencari satu sisi bersama, terkait isu-isu climate change atau perubahan iklim dan isu yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan, serta penggunaan energi yang bersih.
Menurut politisi senior Partai Demokrat tersebut, tantangan terbesar saat ini adalah mencapai target-target pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Oleh karenanya, hal itu harus menjadi komitmen global bagi dunia menuju ke tujuan pembangunan berkelanjutan."Ini menjadi penting bahwa Bali yang sudah memiliki kearifan lokal, penggunaan energi yang erat dengan isu dampak lingkungan yang minim. Contoh, di Bali ada Subak, yakni sistem pengairan sawah dengan menggunakan energi alam," ujar Supadma Rudana.
"Demikian juga dengan adanya Perayaan Hari Raya Nyepi, saat bumi diberikan waktu istirahat selama 24 jam, sehingga itu menjadi sebuah contoh yang baik menuju lingkungan yang lebih baik ke depannya," jelas anggota Komisi VI DPR RI itu.
Legislator asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini menambahkan, filosofi kearifan lokal yang ada di Bali salah satunya adalah Tri Hita Karana, yakni hubungan harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan alam/lingkungan.
Hal itu menjadi satu tolak ukur atau konsep yang bisa menjadi sumbangsih nyata kepada dunia untuk lebih menjaga bumi dan lingkungan. "Isu-isu ini diangkat disamping isu-isu yang lain, yang berhubungan dengan penggunaan energi yang bersih. Dan konsep green economy menjadi sangat penting karena ekonomi tetap tumbuh dan ramah lingkungan, serta masyarakat ikut terlibat," katanya.
Dia juga mendorong agar ekonomi dan kepariwisataan di Bali dan daerah lain bisa bangkit. "Mudah-mudahan momentum IPU ini, ekonomi akan kembali pulih dan pariwisata juga akan kembali baik dan masyarakat yang pada akhirnya mendapatkan manfaat dari segala kegiatan ini," ujarnya. *Nat
Komentar