Cuaca Buruk, Produksi Padi di Tabanan Menurun
TABANAN, NusaBali
Kendati luas tanam meningkat, dari 20.197 hektare pada 2020 menjadi 20.199 hektare di 2021, justru produksi padi di Kabupaten Tabanan mengalami penurunan.
“Salah satu penyebabnya karena cuaca ekstrem. Namun karena cuaca ekstrem produktivitas menurun, total produksi ikut merosot.,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana, Senin (14/3).
Dijelaskan cuaca ekstrem dimaksud adalah kondisi cuaca yang tidak menentu, bahkan ekstrem. Diantaranya hujan lebat disertai angin kencang. Kemudian panas terik matahari yang menyengat. Keadaan cuaca seperti itu, kata Budana, menyebabkan tanaman padi rusak. Terutama untuk untuk padi yang baru mulai keluar malai. “Disusul serangan hama tanaman. Terutama tikus sangat cepat berkembang biak dalam kondisi cuaca demikian,” jelas Budana.
Itulah yang menyebabkan terjadi penurunan produksi padi di Tabanan. Dikatakan penurunan produksi padi hampir di seluruh 10 kecamatan yang ada di Tabanan.
Untuk menekan penurunan produksi padi, Dinas Pertanian meminta petani menerapkan pola tanam. “Kalau musim cukup air, kita harapkan padi,” terangnya.
Jenis padi yang disarankan, adalah varietas yang relatif tahan hujan lebat. Sebaliknya pada musim kering kemarau, petani diminta menanam padi yang juga tahan terhadap situasi kondisi minus air. Prinsipnya Dinas Pertanian meminta petani tetap berbudidaya, untuk tetap bisa memproduksi kebutuhan pangan yakni beras di Kabupaten Tabanan.
Total produksi padi di Tabanan pada 2021 sebanyak 197.993 ton. Sedang pada tahun 2020 produksinya 211.243 ton gabah kering panen (GKP). Sementara produksi beras 105.177 ton. Berkurang dari produksi beras pada tahun 2020 sebanyak 112.784 ton. Sementara kebutuhan beras untuk tahun 2021 sebanyak 105.177 ton. *k17
Komentar