Ribuan Pamedek Ikuti Melasti Jelang Karya Ida Bhatara Turun Kabeh
AMLAPURA, NusaBali
Menjelang Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih digelar upacara melasti di Mata Air Tegal Suci, Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Anggara Kliwon Dukut, Selasa (15/3) pukul 10.30 Wita.
Ribuan pamedek turut serta dalam melasti kemarin yang lokasinya berjarak 4 kilometer dari Pura Agung Besakih. Pantauan NusaBali, iring-iringan krama tampak mengular memenuhi hampir seluruh jalur perjalanan sepanjang 4 kilometer dari Pura Agung Besakih menuju lokasi melasti di Mata Air Tegal Suci. Bahkan saat rombongan pamedek paling depan sudah sampai di lokasi, rombongan yang di belakang masih berada di sekitar Pura Besakih.
Dalam prosesi melasti di Mata Air Tegal Suci kemarin dipuput oleh Ida Pedanda Gede Manu Singaraga dari Griya Taman Sari, Banjar/Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Menurut Wakil Ketua Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, I Gusti Mangku Jana, di setiap menggelar upacara melasti pihaknya menghadirkan pangayah khusus yang disebut pragunung.
Pragunung Pura tugasnya mundut panawasangan, Pragunung Pempatan dan Pragunung Badeg membawa payung pagut dan bandrangan, Pragunung Telun Buana membawa tedung, Pragunung Batusesa Mundut (mengusung) jempana linggih Ida Bhatara Geng, Pragunung Suukan mengusung jempana linggih Ida Bhatara Sri, Pragunung Tegenan mengusung jempana linggih Ida Bhatara ring Pura Dalem Puri Besakih, Pragunung Temukus dan Geliyang mengusung jempana linggih Ida Bhatara di Pura Batumadeg, Pragunung Alasngandang mengusung jempana linggih Ida Bhatara Penataran Agung Besakih, dan Pragunung Kesimpar tugasnya menabuh gong.
Iring-iringan melasti kemarin mulai dari Pura Penataran Agung Besakih. Berada paling depan mobil bak terbuka lengkap dengan pengayah yang tugasnya memercikkan tirta pamarisudha, agar jalan yang dilalui bersih secara niskala.
Disusul iring-iringan tetangguran tambur, atribut suci seperti lelontek, kemudian cendakan, mamas, bandrangan, payung pagut, dwaja, pasepan, sekarura, penastan, klungah makasturi, tatabuhan arak berem, daksina, canang rebong muah cane, tigasan, para pamangku ngagem genta miwah ngagem dupa serta Pajenengan Ida Ratu Bagus Pande.
Setelah itu barulah disusul jempana linggih Ida Bhatara Kabeh, yakni Ida Bhatara Ratu Pande, Ida Bhatara Ratu Pasek, Ida Bhatara Ratu Penyarikan, Ida Bhatara Ratu Dukuh, Ida Bhatara Brahma, Ida Bhatara Lingsir, Ida Bhatara Iswara, Ida Bhatara Kiwa-Tengen, Ida Bhatara Maspait, Ida Bhatara Manik Maketel, Ida Bhatara Sunaring Jagat, Ida Bhatara Sang Hyang Wisesa, Ida Bhatara Empu Bradah, Ida Bhatara Sri, Ida Bhatara Basukian, Ida Bhatara di Pura Goa Raja, Ida Bhatara Mahadewa, Ida Bhatara Manik Mas, Ida Bhatara Dalem Puri, dan Ida Bhatara Wisnu.
Seluruh Ida Bhatara dari Pura Pedharman juga ikut dalam prosesi melasti, yakni Pedharman Sri Aji Kresna Kepakisan, Pedharman Dalem Sukawati, Pedharman Mengwi, Pedharman Kaba-Kaba, Pedharman Dalem Bakas, Pedharman Arya Kenceng Sapta Sanak, Pedharman Arya Kenceng, Pedharman Arya Apit Yeh, Pedharman Arya Sukahet, Pedharman Ida Sri Empu Bhujangga Sakti, Pedharman Sri Bhujangga Waisnawa, Pedharman Arya Kanuruhan, Pedharman Ratu Sangging dan lainnya.
Perjalanan melasti selama satu jam ke arah selatan dari Pura Agung Besakih ini tiba pukul 11.30 Wita atau satu jam lamanya. Gusti Mangku Jana menuturkan melasti ini bertujuan menyucikan pratima Ida Bhatara secara niskala melalui banten dan puja Ida Sulinggih. “Mengingat rentang waktu setahun bisa saja ada yang cemer, sehingga perlu kembali melakukan upacara penyucian sebelum puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh,” katanya.
Puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih berlangsung pada Purnama Kadasa, Wraspati Paing Dukut, Kamis (17/3). Selanjutnya Ida Bhatara masineb pada Wraspati Pon Landep, Kamis (7/4).
Di bagian lain Wiku Tapini Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, Ida Pedanda Istri Karang dari Griya Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Sibetan, Karangasem memaparkan melasti sebagai bentuk ritual menyucikan pratima Ida Bhatara sebelum puncak upacara. "Penyucian pratima Ida Bhatara melalui upacara, lengkap dengan banten dan puja sulinggih yang lokasinya di pusat mata air," katanya.
Menyucikan pratima, selain di pusat mata air juga bisa ke laut. Sebab laut adalah pelebur segala kotoran. "Secara lahir dan bathin, pamedek juga penting melakukan penyucian agar lebih khusyuk ngayah," jelasnya.
Bukan saja di pusat mata air, pratima Ida Bhatara juga disucikan sekembali dari melasti, yakni setiba di Pura Soring Ambal-Ambal atau di jaba Pura Penataran Agung dengan sarana berupa banten pamendak sebelum distanakan di masing-masing pura. *k16
1
Komentar