nusabali

Profesor Jepang Kagumi Menulis di Daun Lontar

  • www.nusabali.com-profesor-jepang-kagumi-menulis-di-daun-lontar

Prof Miki Sueheri mengatakan lulusan SMK terbuka peluangnya bekerja di Jepang, tapi untuk bisa diterima mesti melalui tahapan seleksi berjenjang.

AMLAPURA, NusaBali
Dua profesor dari Hyogo University Jepang, Prof Miki Suehiro (wanita) ahli bidang budaya dan Prof Hiro Kazu Tanaka (pria) ahli bidang ilmu sosial saat berkunjung ke SMK Negeri Amlapura, Sabtu (4/3) mengagumi aktivitas ekstrakurikuler menulis di daun lontar. Maklum saja, aktivitas menulis di daun lontar tidak pernah ditemukannya di Jepang.

Kedua profesor ini kemudian meminta namanya diabadikan di daun lontar. Tak hanya itu, mereka juga minta ditambahkan Made dan Kadek di depan namanya. Sehingga nama keduanya menjadi Prof Made Miki Suehiro dan Prof Kadek Hiro Kazu Tanaka. Kedua guru besar di Hyogo University Jepang ini tertarik dengan ekstrakurikuler menulis di daun lontar setelah mengamati aktivitas belajar mengajar siswa di beberapa ruang kelas. Mulai dari ekstra gamelan baleganjur, hingga menulis di daun lontar.

“Ini merupakan hal yang baru saya lihat, menulis di daun lontar,” ujar Prof Miki Suehiro melalui penerjemah. Tujuan mereka datang ke Indonesia, salah satunya ke SMKN Amlapura untuk menjalankan kerjasama lebih erat antara Indonesia-Jepang. Kedua profesor Jepang itu kemudian menawarkan beasiswa kepada siswa berprestasi bagi yang berniat kuliah di Jepang atau magang sambil kuliah. Bisa juga program kerja sambil kuliah.

Prof Miki Sueheri memberikan informasi bahwa lulusan SMK terbuka peluangnya bekerja di Jepang. Tetapi untuk bisa diterima, mesti melalui tahapan seleksi secara berjenjang. “Jika tahapan dijalani dengan benar dan dinyatakan lulus, maka akan mendapatkan pekerjaan dan visa tinggal tetap di Jepang,” katanya. Kedatangan Prof Miki Suehiro dan Prof Hiro Kazu Tanaka di SMKN Amlapura diterima Kasek I Wayan Artana.

Di sana keduanya diajak meninjau lab otomotif, dan berkomunikasi dengan sejumlah siswa yang tengah praktek otomotif. Sementara terkait tawaran dari dua prof asal Jepang, menurut Kasek Wayan Artana diakui sangat menggiurkan. Hanya saja kendalanya, pihaknya harus menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di Jepang. Sebab, kebutuhan industri di Jepang belum tentu kualitasnya sama dengan di Indonesia.

“Inilah tantangan kita untuk meningkatkan sumber daya manusia, agar lebih trampil, profesional dan juga pemikirannya lebih cerdas. Tak kalah pentingnya, disiplin di segala hal,” kata Artana.

Kedua profesor itu berjanji akan datang lagi ke SMKN Amlapura tahun 2018 mendatang. Maklum saja, keduanya terkesan atas keramahan siswa, guru dan staf, yang menerima dengan senang hati. * k16

Komentar