LENTERA: Merenungkan Kekasih
Di masa remaja khususnya, salah satu hal yang membuat hidup jadi sangat indah adalah punya kekasih.
Nyaris 24 jam sehari hidup terasa indah. Jangankan memegang tangannya, membayangkan senyumannya saja, makan jadi enak, tidur jadi nyenyak.
Ringkasnya: "indah, indah, indah". Pengalaman pertama memegang tangan lawan jenis, apa lagi ciuman pertama. Di dalam ada yang bergetar sekali. Tidak saja jantung bergetar. Sedikit yang menyadari, bahwa itu hanya kompas petunjuk arah perjalanan.
Pertama, ada lubang jiwa di dalam. Dikira orang luar bisa menutupinya. Seorang sahabat bule yang menikah belasan kali bercerita, bahkan setelah berganti pasangan ratusan kali pun, orang luar akan tetap tidak memuaskan.
Kedua, getaran-getaran itu sedang bercerita, gunakan orang yang dicintai sebagai cermin. Wanita umumnya menyukai pria yang kebapakan. Karena rindu energi maskulin yang suci. Pria umumnya menyenangi wanita yang keibuan. Karena rindu energi feminin yang suci. Agar selamat, ini jawabannya.
"The way out is in". Kurangi mencari jalan ke luar. Perbanyak menemukannya di dalam. Getaran-getaran itu bercerita terang benderang. "Penutup lubang jiwanya ada di dalam". Mulailah dengan menerima diri secara utuh. Kemudian bertumbuh menjadi rasa berkecukupan. Termasuk merasa cukup dengan pencapaian spiritual. Dari rasa berkecukupan bertumbuhlah menuju rasa syukur yang dalam. Itu Tuhan yang terdekat. Ketiga, sebagaimana sifat alami bunga yang indah, sifat alami rasa syukur di dalam akan terekspresikan ke luar dalam bentuk cinta kasih yang indah. Dalam bahasa penyair besar Rumi: "Love is the bridge between you and everything". Cinta kasih adalah jembatan yang menghubungkan Anda dengan semua.
Ia yang diberkahi sampai di sini akan mengalami. Ketertarikan akan kekasih di luar menurun drastis. Diganti dengan pelukan indah dengan kekasih di dalam. Konkritnya, tidak lagi tertarik mengejar ke luar. Sudah menemukan yang dicari di dalam. Senyuman dan tatapan mata orang jenis ini sangat menyentuh. Di kelas-kelas meditasi sering terlihat, beberapa sahabat hanya ditatap saja dengan mata yang penuh penerimaan sudah menangis terharu. *
Gede Prama
1
Komentar