Perumda Tirta Tohlangkir Kewalahan Suplai Air ke Besakih
Biaya bayar listrik dengan mengoperasikan enam pompa rata-rata Rp 700 juta per bulan.
AMLAPURA, NusaBali
Petugas Perumda Tirta Tohlangkir Unit Kecamatan Rendang, Karangasem kewalahan menyuplai air bersih ke Desa Besakih, Kecamatan Rendang untuk keperluan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh. Meski reservoar terus diisi dengan memanfaatkan enam pompa, suplai air bersih tetap menggunakan mobil tangki. Penggunaan mobil tangki untuk memenuhi kebutuhan air di Desa Besakih bagian timur, terutama ke Pura Kiduling Kreteg.
Kepala Unit Perumda Tirta Tohlangkir Kecamatan Rendang, I Wayan Mangku, mengaku telah berupaya melakukan pengisian air di reservoar penampungan di hulu Pura Penataran Agung Besakih. Jelang Karya Ida Bhatara Turun Kabeh kebutuhan air meningkat tajam karena pangempon di seluruh pura yang ada di Desa Besakih menggunakan air. Dalam kondisi normal, masyarakat Desa Besakih dapat suplai air tiap 12 hari sekali. Sejak seminggu terakhir jelang Karya Ida Bhatara Turun Kabeh dapat suplai air setiap 6 hari sekali. “Masyarakat menginginkan dapat giliran tiap 4 hari sekali, tetapi persediaan air terbatas sehingga perminttan warga belum bisa terpenuhi,” ungkap Wayan Mangku, Kamis (17/3).
Wayan Mangku mengungkapkan, biaya operasional sangat tinggi untuk mengangkat air dibagi 6 stage dari Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang. Mengangkat air dengan enam pompa. Solusinya, menambah suplai air dengan menggunakan mobil tangki. Syukurnya, keenam pompa tersebut tidak ada masalah, jika salah satu pompa mengalami gangguan, otomatis air tidak bisa diangkat. Pelayanan pakai pompa mulai dari pompa I di Banjar Tegenan. Setelah bak penampungan terisi air, didistribusikan dulu ke Banjar Tegenan dan sekitarnya. Setelah warga di Banjar Tegenan terpenuhi kebutuhannya, barulah air bisa dinaikkan ke pompa II.
Dari bak di pompa II, air didistribusikan ke Banjar Kedundung, Desa Besakih dan sekitarnya. Begitu seterusnya hingga pompa VI yang lokasinya di hulu Pura Penataran Agung Besakih. Biaya operasional rata-rata sebulan di Desa Besakih dengan mengoperasikan enam pompa bayar listrik hingga Rp 700 juta. Pemasukannya Rp 98 juta sebulan. Pelayanan air bersih di Desa Besakih dengan subsidi tinggi. Beda dengan pelayanan kepada pelanggan yang mengandalkan gravitasi. Terpisah, Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengatakan, suplai air selama Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih lancar-lancar saja. “Airnya lancar tidak ada kendala,” kata Jro Mangku Widiartha. Seluruh pewaregan (dapur), tempat untuk tirta, dan kamar kecil airnya mengalir. *k16
Kepala Unit Perumda Tirta Tohlangkir Kecamatan Rendang, I Wayan Mangku, mengaku telah berupaya melakukan pengisian air di reservoar penampungan di hulu Pura Penataran Agung Besakih. Jelang Karya Ida Bhatara Turun Kabeh kebutuhan air meningkat tajam karena pangempon di seluruh pura yang ada di Desa Besakih menggunakan air. Dalam kondisi normal, masyarakat Desa Besakih dapat suplai air tiap 12 hari sekali. Sejak seminggu terakhir jelang Karya Ida Bhatara Turun Kabeh dapat suplai air setiap 6 hari sekali. “Masyarakat menginginkan dapat giliran tiap 4 hari sekali, tetapi persediaan air terbatas sehingga perminttan warga belum bisa terpenuhi,” ungkap Wayan Mangku, Kamis (17/3).
Wayan Mangku mengungkapkan, biaya operasional sangat tinggi untuk mengangkat air dibagi 6 stage dari Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang. Mengangkat air dengan enam pompa. Solusinya, menambah suplai air dengan menggunakan mobil tangki. Syukurnya, keenam pompa tersebut tidak ada masalah, jika salah satu pompa mengalami gangguan, otomatis air tidak bisa diangkat. Pelayanan pakai pompa mulai dari pompa I di Banjar Tegenan. Setelah bak penampungan terisi air, didistribusikan dulu ke Banjar Tegenan dan sekitarnya. Setelah warga di Banjar Tegenan terpenuhi kebutuhannya, barulah air bisa dinaikkan ke pompa II.
Dari bak di pompa II, air didistribusikan ke Banjar Kedundung, Desa Besakih dan sekitarnya. Begitu seterusnya hingga pompa VI yang lokasinya di hulu Pura Penataran Agung Besakih. Biaya operasional rata-rata sebulan di Desa Besakih dengan mengoperasikan enam pompa bayar listrik hingga Rp 700 juta. Pemasukannya Rp 98 juta sebulan. Pelayanan air bersih di Desa Besakih dengan subsidi tinggi. Beda dengan pelayanan kepada pelanggan yang mengandalkan gravitasi. Terpisah, Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengatakan, suplai air selama Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih lancar-lancar saja. “Airnya lancar tidak ada kendala,” kata Jro Mangku Widiartha. Seluruh pewaregan (dapur), tempat untuk tirta, dan kamar kecil airnya mengalir. *k16
Komentar