Relawan Pungut 45 Kampil Sampah Plastik
Pasca Upacara Melasti 28 Desa Adat Blahbatuh Tua
Karena jumlah sampah terlalu banyak, dominan sampah plastik, maka pembersihan membutuhkan waktu tambahan.
GIANYAR, NusaBali
Pasca Melasti 28 desa adat se Kecamatan Blahbatuh atau dikenal dengan Blahbatuh Tua, sejumlah relawan melakukan bersih-bersih di pesisir pantai kawasan di Kecamatan Blahbatuh. 45 kampil sampah plastik berhasil dipungut. Selebihnya sampah sisa upakara diangkut menggunakan truk.
Saking banyaknya sampah, pemungutan sampah plastik yang dibuang sembarangan ini membutuhkan waktu dua hari. Hari pertama usai Melasti, pembersihan oleh relawan Trash Hero Bali bersama perangkat Desa Saba. Hari kedua, Jumat (18/3), Trash Hero berkolaborasi dengan banyak instansi. Mulai dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gianyar, Satpolair Polres Gianyar, Rutan Kelas IIB Gianyar, Dinas Lingkungan Hidup Gianyar, Lapas Narkotika Bangli, dan Desa Saba. Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati HUT BNN Indonesia ke-20. Pembersihan di sepanjang Pantai Pering dan Pantai Saba.
Ketua Trash Hero Indonesia I Wayan Aksara yang juga merupakan krama Desa Adat Blahbatuh Tua mengatakan, pihaknya sudah memungut sampah di pesisir pantai ini sejak Kamis (17/3) atau setelah upacara Melasti yang dilakukan krama Blahbatuh Tua. Karena jumlah sampah terlalu banyak, dominan sampah plastik, maka pembersihan membutuhkan waktu tambahan. Setidaknya, upaya di hari pertama tersebut berhasil menghalau sampah hanyut ke laut.
"Dari Pemdes Saba juga sudah melakukan bersih-bersih kemarin, namun masih ada sampah-sampah di areal seputaran pantai. Sampah plastik ada sekitar 45 kampil," ujar Aksara.
Dia berharap, hal ini tidak terulang kembali, terutama dari segi sampah plastik. "Diharapkan setiap acara seperti ini agar setiap desa adat bisa mengantisipasi sampah-sampah yang akan timbul dengan menyediakan karung oleh masing-masing desa adat, sehingga sehabis upacara sampah tidak berserakan," ujarnya.
Camat Blahbatuh Wayan Gede Eka tak menampik bahwa pasca upacara melasti, jumlah sampah yang ditimbulkan cukup banyak. Pihaknya sudah bekerjasama dengan Trash Hero dan perangkat desa setempat. Dia beralasan, saat upacara melast ada eweh pakewuh memungut sisa piranti persembahyangan. "Tidak enak rasanya habis dihaturkan, langsung dipungut. Makanya begitu krama budal (pulang) saat itulah kami bersihkan. Sudah dari kemarin bersih-bersih. Karena terlalu banyaknya sampah," ujarnya.
Kedepan, kata dia, pihaknya pun akan lebih menggiatkan edukasi tentang penggunaan, terutama plastik sekali pakai, supaya hal ini tak terulang lagi.
Kepala BNNK Gianyar AKBP Gusti Agung Alit Adnyana mengatakan, dalam HUT BNN Indonesia ke-20 diisi dengan kegiatan bersih-bersih pantai untuk menciptakan keasrian lingkungan. "Semoga kegiatan yang kami lakukan dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan asri," ujarnya. *nvi
Saking banyaknya sampah, pemungutan sampah plastik yang dibuang sembarangan ini membutuhkan waktu dua hari. Hari pertama usai Melasti, pembersihan oleh relawan Trash Hero Bali bersama perangkat Desa Saba. Hari kedua, Jumat (18/3), Trash Hero berkolaborasi dengan banyak instansi. Mulai dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gianyar, Satpolair Polres Gianyar, Rutan Kelas IIB Gianyar, Dinas Lingkungan Hidup Gianyar, Lapas Narkotika Bangli, dan Desa Saba. Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati HUT BNN Indonesia ke-20. Pembersihan di sepanjang Pantai Pering dan Pantai Saba.
Ketua Trash Hero Indonesia I Wayan Aksara yang juga merupakan krama Desa Adat Blahbatuh Tua mengatakan, pihaknya sudah memungut sampah di pesisir pantai ini sejak Kamis (17/3) atau setelah upacara Melasti yang dilakukan krama Blahbatuh Tua. Karena jumlah sampah terlalu banyak, dominan sampah plastik, maka pembersihan membutuhkan waktu tambahan. Setidaknya, upaya di hari pertama tersebut berhasil menghalau sampah hanyut ke laut.
"Dari Pemdes Saba juga sudah melakukan bersih-bersih kemarin, namun masih ada sampah-sampah di areal seputaran pantai. Sampah plastik ada sekitar 45 kampil," ujar Aksara.
Dia berharap, hal ini tidak terulang kembali, terutama dari segi sampah plastik. "Diharapkan setiap acara seperti ini agar setiap desa adat bisa mengantisipasi sampah-sampah yang akan timbul dengan menyediakan karung oleh masing-masing desa adat, sehingga sehabis upacara sampah tidak berserakan," ujarnya.
Camat Blahbatuh Wayan Gede Eka tak menampik bahwa pasca upacara melasti, jumlah sampah yang ditimbulkan cukup banyak. Pihaknya sudah bekerjasama dengan Trash Hero dan perangkat desa setempat. Dia beralasan, saat upacara melast ada eweh pakewuh memungut sisa piranti persembahyangan. "Tidak enak rasanya habis dihaturkan, langsung dipungut. Makanya begitu krama budal (pulang) saat itulah kami bersihkan. Sudah dari kemarin bersih-bersih. Karena terlalu banyaknya sampah," ujarnya.
Kedepan, kata dia, pihaknya pun akan lebih menggiatkan edukasi tentang penggunaan, terutama plastik sekali pakai, supaya hal ini tak terulang lagi.
Kepala BNNK Gianyar AKBP Gusti Agung Alit Adnyana mengatakan, dalam HUT BNN Indonesia ke-20 diisi dengan kegiatan bersih-bersih pantai untuk menciptakan keasrian lingkungan. "Semoga kegiatan yang kami lakukan dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan asri," ujarnya. *nvi
Komentar