Pedagang Pasar Ubud Dipindah ke Sentral Parkir
Menolak Direlokasi ke Pasar Desa Singakerta
Sejak Pasar Ubud dikosong dan dibongkar untuk revitalisasi, ratusan pedagang berjejer membuka lapak di trotoar.
GIANYAR, NusaBali
Ratusan pedagang Pasar Ubud dipindahkan ke Sentral Parkir Monkey Forest, Lingkungan Pedangtegal, dan Sentral Parkir Pura Batukaru, Lingkungan Sambahan, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Minggu (20/3) subuh.
Para pedagang dipindahkan dari tempat berjualan sebelumnya yang memanfaatkan trotoar pinggir Jalan Raya Ubud dan Jalan Suweta, Ubud.
Pemindahan itu melibatkan unsur Desa Adat Ubud, Yayasan Bina Wisata Ubud, Camat Ubud, Lurah dan OPD terkait seperti Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Perindustrian dan Perdagangan hingga Kepala Pasar Ubud.
Dua sentral parkir itu dipakai pasar sementara karena sebagian besar pedagang enggan berjualan di Pasar Singakerta, sebagaimana arahan Pemkab Gianyar. Alasannya, karena lokasi itu jauh dari pusat kota kecamatan dan pemukiman penduduk. Akibatnya, sejak Pasar Ubud dikosong dan dibongkar untuk revitalisasi, ratusan pedagang berjejer membuka lapak di trotoar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar Luh Gede Eka Suary, saat dikonfirmasi, mengatakan jumlah pedagang yang direlokasi ke Sentral Parkir Pura Batukaru sekitar 120 orang dan ke Sentral Parkir Monkey Forest baru sekitar 25 pedagang bermobil. "Di Sentral Parkir Monkey Forest masih siap menampung pedagang bermobil lagi. Kapasitasnya cukup luas," jelasnya.
Kata Eka Suary, relokasi pedagang ini sudah berdasarkan hasil rapat dengan pihak terkait. Setelah pembongkaran Pasar Ubud, pedagang mulai berjualan di Jalan Raya Ubud memanfaatkan trotoar. "Kami sempat arahkan pedagang ke Pasar Desa Singakerta. Tapi pedagang menolak, mereka pilih jualan di trotoar," terang Eka Suary.
Guna mengantisipasi agar wajah kampung turis Ubud tak terkesan kumuh dan pedagang mendapatkan solusi tempat jualan yang representatif, beberapa kali rapat digelar. "Kami diundang rapat dengan Desa Adat Ubud, Yayasan Bina Wisata, Camat Lurah dan OPD terkait. Mulai dicarikan solusi," jelasnya.
Eka Suary bersyukur Desa Adat Ubud bersedia menyiapkan lahan relokasi sementara untuk pedagang selama pembangunan Pasar Ubud. Desa Adat Ubud menyiapkan lahan pedagang yang berjualan di jalan Raya Suweta untuk masuk ke Sentral Parkir Pura Batukaru di Sambahan Ubud. Mengingat tidak semua tertampung, Desa Adat Padangtegal menawarkan Sentral Parkir Monkey Forest untuk digunakan.
Sebelum direlokasi, Eka Suary mengaku sudah menyosialisasikan ke pedagang selama 3 hari, Kamis (17/3) - Sabtu (19/3) agar semua pedagang ke sentral parkir. ‘’Minggu pagi ini (kemarin, Red), kami memastikan mereka masuk ke tempat yang dituju," jelas pejabat asal Tabanan ini.
Jelas dia, perpindahan pedagang ini akan dipantau selama seminggu ke depan. Pedagang diminta ikut menciptakan ketertiban dan kenyamanan masyarakat di Ubud dan sekitarnya.*nvi
Para pedagang dipindahkan dari tempat berjualan sebelumnya yang memanfaatkan trotoar pinggir Jalan Raya Ubud dan Jalan Suweta, Ubud.
Pemindahan itu melibatkan unsur Desa Adat Ubud, Yayasan Bina Wisata Ubud, Camat Ubud, Lurah dan OPD terkait seperti Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Perindustrian dan Perdagangan hingga Kepala Pasar Ubud.
Dua sentral parkir itu dipakai pasar sementara karena sebagian besar pedagang enggan berjualan di Pasar Singakerta, sebagaimana arahan Pemkab Gianyar. Alasannya, karena lokasi itu jauh dari pusat kota kecamatan dan pemukiman penduduk. Akibatnya, sejak Pasar Ubud dikosong dan dibongkar untuk revitalisasi, ratusan pedagang berjejer membuka lapak di trotoar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar Luh Gede Eka Suary, saat dikonfirmasi, mengatakan jumlah pedagang yang direlokasi ke Sentral Parkir Pura Batukaru sekitar 120 orang dan ke Sentral Parkir Monkey Forest baru sekitar 25 pedagang bermobil. "Di Sentral Parkir Monkey Forest masih siap menampung pedagang bermobil lagi. Kapasitasnya cukup luas," jelasnya.
Kata Eka Suary, relokasi pedagang ini sudah berdasarkan hasil rapat dengan pihak terkait. Setelah pembongkaran Pasar Ubud, pedagang mulai berjualan di Jalan Raya Ubud memanfaatkan trotoar. "Kami sempat arahkan pedagang ke Pasar Desa Singakerta. Tapi pedagang menolak, mereka pilih jualan di trotoar," terang Eka Suary.
Guna mengantisipasi agar wajah kampung turis Ubud tak terkesan kumuh dan pedagang mendapatkan solusi tempat jualan yang representatif, beberapa kali rapat digelar. "Kami diundang rapat dengan Desa Adat Ubud, Yayasan Bina Wisata, Camat Lurah dan OPD terkait. Mulai dicarikan solusi," jelasnya.
Eka Suary bersyukur Desa Adat Ubud bersedia menyiapkan lahan relokasi sementara untuk pedagang selama pembangunan Pasar Ubud. Desa Adat Ubud menyiapkan lahan pedagang yang berjualan di jalan Raya Suweta untuk masuk ke Sentral Parkir Pura Batukaru di Sambahan Ubud. Mengingat tidak semua tertampung, Desa Adat Padangtegal menawarkan Sentral Parkir Monkey Forest untuk digunakan.
Sebelum direlokasi, Eka Suary mengaku sudah menyosialisasikan ke pedagang selama 3 hari, Kamis (17/3) - Sabtu (19/3) agar semua pedagang ke sentral parkir. ‘’Minggu pagi ini (kemarin, Red), kami memastikan mereka masuk ke tempat yang dituju," jelas pejabat asal Tabanan ini.
Jelas dia, perpindahan pedagang ini akan dipantau selama seminggu ke depan. Pedagang diminta ikut menciptakan ketertiban dan kenyamanan masyarakat di Ubud dan sekitarnya.*nvi
1
Komentar