nusabali

Penipu Catut Pejabat Marak di Jembrana

  • www.nusabali.com-penipu-catut-pejabat-marak-di-jembrana

NEGARA, NusaBali
Aksi penipuan dengan mencatut nama dan foto pejabat belakangan marak di Kabupaten Jembrana.

Tidak tanggung-tanggung, aksi penipu yang leluasa mencari korban di tengah perkembangan teknologi saat ini, belakangan bisa mengaku sebagai siapa pun. Tidak terkecuali mengaku sebagai pejabat yang berada di lingkungan dekat calon korban.

Ulah penipuan dengan mengatasnamakan pejabat itu pun diketahui masih kerap memakan korban. Meskipun tidak sedikit korban memilih bungkam atas penipuan yang dialaminya lantaran malu sudah lengah dan berhasil diperdaya, ada juga yang mau memediakan penipuan yang dialaminya agar masyarakat lebih waspada.

Salah satunya ialah Diah Puspayanti, warga Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana. Diah yang pegawai di Kantor Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Usaha Kecil Menengah Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) Jembrana ini, diketahui sempat menjadi korban dari penipu yang mengatasnamakan Perbekel Banyubiru dan Camat Negara.

Saat ditemui di Kantor PLUT KUMKM Jembrana, Senin (21/3), Diah menceritakan, kalau penipuan yang dialaminya itu terjadi pada Jumat (18/3) lalu. Saat itu, dirinya mengaku dihubungi via WhatsApp oleh seseorang yang mengaku sebagai Perbekel Banyubiru. Pada profil foto orang yang menghubunginya itu, menggunakan foto Perbekel Banyubiru dan meminta dikirimkan pulsa Rp 200.000.

"Kebetulan saya memang jualan pulsa. Karena rumah saya juga dekat kantor desa dan yang menghubungi saya itu suaranya juga menyakinkan dengan memakai bahasa Bali, ya saya kirimin pulsa," ujarnya.

Setelah mengirimkan pulsa Rp 200.000 itu, sambung Diah, oknum yang mengaku Perbekelnya itu juga berusaha meyakinkan dengan mengatakan sedang bersama Camat Negara. Saat itu , sang oknum yang mengaku  Perbekelnya, juga mengatakan bahwa Camat juga meminta dikirimkan pulsa. Kemudian setelah itu, ada nomor baru yang menghubungi dengan menggunakan foto Camat Negara dan minta kiriman pulsa.

"Karena tidak ada curiga, saya kirim pulsa sampai total Rp 800.000. Setelah mengirimkan pulsa, tiba-tiba meminta ditransferkan uang Rp 3 juta ke rekening. Tetapi nama rekeningnya itu atas nama Ahmad Pansori Lukman. Nah saat itu saya baru sadar kalau sudah ditipu," ucapnya.

Saat sadar itu, dirinya langsung berusaha melapor ke salah satu saudaranya di Polda Bali. Sambil menunggu informasi dari saudaranya, dirinya pun langsung berusaha mengecek ke Kantor Desa Banyubiru. Ternyata saat datang ke Kantor Desa Banyubiru, dinyatakan bahwa Perbekel tidak ada di kantor karena sedang sakit.

Sementara dari pengecekan lewat cyber crime di Polda, kata Diah, lokasi penipu itu ada di Lampung. Diah pun berharap apa yang dialaminya itu tidak sampai memakan korban lain lagi. "Semoga tidak ada lagi korban penipuan yang modusnya seperti ini. Karena sekarang banyak foto pejabat dipakai untuk modus penipuan. Kita harus hati-hati. Harapan kami, para penipu itu bisa ditangkap," ucapnya. *ode

Komentar