Pengabenan Mantan Bupati Sumantara Dipuput 2 Sulinggih
AMLAPURA, NusaBali
Upacara ngaben Mantan Bupati Karangasem periode 2000-2005, I Gede Sumantara, 67, berlangsung di Setra Desa Adat Datah, Banjar Kelodan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem pada Anggara Paing Watugunung, Selasa (22/3).
Upacara ngaben ini dipuput dua sulinggih, yakni Ida Pandita Empu Nabe Jaya Kusuma Daksa Natha dari Gria Agung Telaga Manik Mas, Banjar Tumbu Kelod, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem dan Sri Empu Darma Yoga Sogatha dari Gria Taman Giri Candra, Banjar Pegambangan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Pantauan NusaBali, prosesi ngaben diawali nyiramang di rumah duka di Lingkungan Juuk Manis, Kelurahan/Kecamatan Karangasem pada Soma Umanis Watugunung, Senin (21/3) kemudian jenazah diantar ke Banjar Lebah, Desa Datah daerah asal almarhum dinaikkan ke atas bade tumpang (tingkat) tujuh dengan warna hitam, lalu diusung menuju Setra Desa Adat Datah sejauh sekitar 3 kilometer ke arah timur.
Setiba di Setra Desa Adat Datah, jenazahnya diturunkan dari bade, lalu dikelilingkan tiga kali di pamuhunan (tempat membakar jenazah) kemudian dimasukkan ke dalam lembu. Selama prosesi mengelilingkan jenazah, diikuti 11 penari baris gede dari Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, dikoordinasikan penari Hanoman dibawakan penari I Gede Arya Adnyana dari Lingkungan Temega,Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, bersama dua penari topeng I Ketut Arta dari Banjar Sekar Gunung, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem dan I Wayan Kaler, dari Lingkungan Temega, Kelurahan Padangkerta.
Setelah jenazah tuntas dibakar lalu diprateka, kemudian digelar pamuspaan bersama, diakhiri dengan upacara nganyut di Tukad Sogsogan, Desa Datah,
Seluruh kerabat almarhum hadir mulai dari istri Ni Nyoman Candrawati, keempat anak-anaknya Putu Karca Sumanjaya, Kadek Dewi Semarawati, Komang Tri Sumandiarta dan Ketut Ayu Diah Sumantika Dewi, beserta 4 cucunya.
Ida Pandita Empu Nabe Jaya Kusuma Daksa Natha memaparkan, upacara ngaben bertujuan untuk pembersihan roh fase pertama, menaikkan status sang pitara menuju pitra loka atau bhwah loka.
Di dalam ngaben katanya, terjadi pemisahan jiwatma dengan sthulasarira. "Jiwatma yang berasal dari Ida Sang Hyang Widhi dikembalikan kepada Ida Sang Hyang Widhi, sedangkan sthulasarira berasal dari panca mahabhuta dikembalikan ke panca mahabhuta," katanya.
Putra sulung almarhum, Putu Karca Sumanjaya, mengatakan usai ngaben berlanjut ngeroras. Saat upacara ngeroras nganyut ke Segara Abian Soka, Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, berlanjut upacara diakhiri ngalinggihang. "Upacaranya hari ini tuntas mulai ngaben, ngeroras hingga ngalinggihang," ujar Putu Karca Sumanjaya.
Hadir di acara ngaben kemarin, mantan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kasek SMK Giri Pendawa Desa Nongan, Kecamatan Rendang I Putu Gede Arimbawa, mantan Lurah Subagan, Karangasem Ida Ketut Putra dan undangan lainnya.
I Gede Sumantara meninggal di RSUP Sanglah Denpasar, Sabtu (12/3) pukul 22.45 Wita, karena menderita sakit komplikasi, asam urat dan ginjal, yang belakangan ini bergelar Jro Mangku Gede Sumantara, selaku pamangku pangayah di Pura Dalem, Desa Adat Datah, Kecamatan Abang. Terakhir Sumantara juga menjabat Ketua DPC Demokrat Karangasem. *k16
Komentar