Kemenperin Apresiasi GPFI Ikut Bangun Kemandirian Kesehatan
MANGUPURA, NusaBali - Kementerian Perindustrian mengapresiasi Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) yang telah ikut membantu upaya pemerintah mewujudkan kemandirian kesehatan.
Hal itu disampaikan Plt Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito dalam Musyawarah Nasional XVI GPFI di Hotel Merusaka Nusa Dua, Bali, Kamis (24/3/2022).
"GPFI menjadi salah satu fondasi fundamental untuk membangun ekosistem kemandirian kesehatan bangsa ini," kata Ignatius.
Menurutnya, kemandirian kesehatan sejalan dengan inisiatif Indonesia yang akan diusung dalam KTT G20 di Bali akhir tahun ini. Inisiatif itu adalah kemandirian produksi vaksin untuk menghadapi ancaman pandemi selanjutnya.
Ignatius menjelaskan, di Indonesia saat ini terdapat empat industri farmasi BUMN, 199 industri farmasi swasta dan 24 perusahaan farmasi multinasional.
Yang membanggakan, industri farmasi nasional saat ini telah menguasai 89% suplai obat di negeri ini. Selain itu, saat ini sudah ada enam industri farmasi dalam negeri yang mampu memproduksi bahan baku obat.
Ignatius melanjutkan, dukungan pemerintah terhadap industri farmasi ditunjukkan lewat TKDN sebagai salah satu kriteria dalam pengadaan obat nasional.
"Dalam TKDN, sudah 2.722 produk farmasi yang telah memiliki sertifikat TKDN yang artinya obat-obat wajib dibeli pemerintah untuk digunakan dalam program jaminan kesehatan nasional," papar Ignatius.
Sementara itu, Deputi Bidang Monitoring- Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Gatot Pambhudi Poetranto mengatakan akan terus mendorong TKDN industri farmasi.
"Dengan makin tingginya belanja produk farmasi dalam negeri yang ber-TKDN, akan semakin membuat bangsa ini mandiri dan mempunyai ketahanan dalam hal kesehatan," tandas Gatot.
1
Komentar