Dukung Ketahanan Pangan, Mother Jungle Gelar Program Food Forest Design
Mother Jungle
Food Forest Design
Ketangguhan Pangan
Pangan
Yayasan Haka
komunitas Lakoat.Kujawas
Island Organics Bali
Paramuda Cendekia Indonesia
Orchid Garden
Yayasan Pratisara Bumi Lestari
MANGUPURA, NusaBali.com - Kedaulatan pangan adalah isu yang sangat penting bagi Indonesia. Sebagai negara tropis yang kaya akan sumber daya pangan, sudah seharusnya Indonesia menjadi negara yang berdaulat dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
Hutan sebagai salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia bisa menjadi sumber daya pangan tanpa merusak ekosistem hutan itu sendiri. Untuk itu, Mother Jungle berkolaborasi bersama Yayasan Pratisara Bumi Lestari kembali meluncurkan Program Food Forest Design pada Kamis (24/3/2022).
Acara peluncuran program bertema 'Mewujudkan Ketangguhan Pangan Indonesia Melalui Hutan Pangan Berbasis Komunitas' dilakukan secara daring, diisi dengan diskusi yang menghadirkan empat pembicara, yakni Farwiza Farhan (Ketua dari Yayasan Haka), Dicky Senda (Pendiri komunitas Lakoat.Kujawas), Ramadani Prasetya (Manajer Operasional Island Organics Bali), dan Endud Badrudin (Ketua Yayasan Paramuda Cendekia Indonesia).
Direktur dan Pendiri Mother Jungle, Sanne van Oort, mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah cara pandang terhadap keberadaan pangan.
“Ada banyak sekali permasalahan pangan seperti kelangkaan pangan, limbah makanan, rantai pasok pangan, kerawanan pangan, dan malnutrisi di Indonesia. Dengan program Food Forest Design kami berharap akan hadir solusi terhadap kedaulatan pangan dalam komunitas masyarakat di Indonesia,” ujar Sanne van Oort.
Ia melanjutkan, program Food Forest Design mencoba untuk mengatasi permasalahan ketahanan pangan di Indonesia dengan mengajak wirausahawan, tenaga pendidik, profesional serta pakar regeneratif untuk dapat belajar lebih lanjut tentang langkah, panduan, dan praktik terbaik untuk menyempurnakan, meluncurkan bisnis regeneratif atau program pendidikan di bidang hutan pangan.
Sementara itu pendiri komunitas Lakoat.Kujawas, Dicky Senda, mengatakan pangan lokal melambangkan biodiversitas dan karakter dari masing-masing wilayah di Indonesia.
"Sumber pangan kita sangatlah beragam mulai dari umbi-umbian, kacang-kacangan, jagung dan pangan lainnya. Jika kita bisa menghidupkan lagi pangan berbasis komunitas ini, saya yakin kita tidak akan kesusahan untuk urusan pangan,” ungkap Dicky Senda.
Endud Badrudin selaku Ketua Yayasan Paramuda Cendekia Indonesia sekaligus alumni program Food Forest Design di tahun 2021 menuturkan bahwa pengalamannya untuk bergabung di acara FFD merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam membuat proyek hutan pangannya.
“Saya dapat mengimplementasikan pelajaran yang saya dapatkan dari program langsung dengan komunitas saya. Materinya sangat praktikal dan bisa diterapkan langsung pada proyek hutan pangan kita, saya sangat merekomendasikan untuk mendaftar program ini,” imbuhnya.
Secara garis besar program Food Forest Design akan dibagi ke dalam dua fase yakni fase materi pengenalan hutan pangan dan aspek-aspek penting di dalamnya dan juga fase praktis dimana peserta akan mendapatkan bimbingan dari para mentor untuk dapat mengimplementasikan proyek hutan pangannya secara langsung.
“Program akan berlangsung selama 11 minggu dari bulan April sampai dengan Juli dengan menggabungkan kurikulum hutan pangan yang terintegrasi dengan pembelajaran berbasis proyek. Kami berharap program ini akan memberikan langkah praktis bagi semua peserta dalam mewujudkan proyek hutan pangannya,” terang I Made Cahya Narayana, Marketing and Communication Mother Jungle.
Ia menjelaskan, Mother Jungle diinisiasi pada tahun 2018 untuk membawa perubahan paradigma lingkungan pada individu dan masyarakat.
Mother Jungle memberikan program pengembangan profesional berdasarkan pengalaman yang berfokus pada keberlanjutan, pendalaman budaya, keterampilan kewirausahaan, serta dampak komunitas lokal.
Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan jaringan pemimpin hijau yang dilengkapi dengan kemampuan yang tepat dan merasa diberdayakan untuk mengambil tindakan untuk kepentingan bersama.
Untuk mengikuti program Food Forest Design, peserta dapat mendaftar melalui tautan https://bit.ly/DAFTARFFD2022 hingga tanggal 17 April 2022.*
1
Komentar