UI Rencanakan Bangun Pura di Lingkungan Kampus
JAKARTA, NusaBali
Universitas Indonesia (UI) berencana melakukan pembangunan rumah ibadah, termasuk pura di lingkungan kampus.
Perwakilan dari UI pun gelar roadshow ke sejumlah majelis agama, termasuk Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Tim UI berkunjung ke Parisada Hindu Dharma (PHDI) Pusat di Jalan Anggrek Neli Murni, Blok A No 3, Slipi, Jakarta Barat pada Senin (14/3) lalu.
Mereka diterima Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya didampingi Ketua Bidang Keagamaan dan Spiritualitas KRHT Astono Chandra Dana (Mangku Astono) dan Kepala Sekretariat Kantor PHDI Pusat Wayan Suyasa. Sementara dari pihak UI adalah Wakil Rektor (Warek) Bidang SDM dan Aset Prof Dedi Priadi yang didampingi oleh Ngatawi Al-Zastrouw (Makara Art Center UI).
"Kedatangan mereka ke PHDI untuk menyampaikan rencana pembangunan rumah ibadah di kampus UI. Salah satunya pembangunan pura," ujar Sekum Pengurus Harian PHDI Pusat, Ketut Budiasa kepada NusaBali, Jumat (18/3) lalu. Mereka berencana membangun pura di depan asrama mahasiswa UI.
Pembangunan akan dilakukan tahun 2022 ini, karena bertepatan dengan pencanangan oleh pemerintah tahun 2022 adalah tahun toleransi. Namun, pembangunan belum disebutkan akan dimulai kapan. Begitu pula mengenai desain dan biaya yang dibutuhkan.
"Pembicaraan kemarin, belum sampai ke sana. Mereka juga belum memperlihatkan gambarnya. Mereka hanya baru menyatakan akan melakukan pembangunan rumah ibadah saja. Nanti akan ada survei lanjutan untuk melihat lokasinya," terang Ketut Budiasa.
Menurut Ketut Budiasa, biasanya pura di luar Bali hanya ada satu padmasana. PHDI berharap agar pihak UI terus melakukan konsultasi dengan PHDI dan umat Hindu yang memahami hal tersebut. Sebab, membangun pura tidak seperti bangunan lain. Bangunan pura harus memenuhi kaidah artistik dan spiritual.
Berdasarkan data yang diperoleh PHDI, kata Ketut Budiasa, civitas akademika di lingkungan UI yang beragama Hindu ada sekitar 500 orang. Berhubung UI belum memiliki pura, mereka kerap ibadah di pura terdekat, yaitu Pura Prajapati Purna Pralina di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mereka juga pernah mendapat tawaran sebuah ruang di dalam gedung untuk pura.
"Tetapi teman-teman di sana menilai tidak sesuai dengan kaidah pura yang dikenal selama ini, yaitu harus napak di tanah dan terbuka," jelas Ketut Budiasa. Untuk itu, PHDI Pusat mengapresiasi rencana pembangunan pura di UI. Bagi PHDI, itu merupakan itikad baik dari UI dan harus dikawal bersama agar terealisasi.
"Mudah-mudahan bisa terealisasi, karena pembangunan rumah ibadah bukan sekadar fisik saja. Melainkan simbol pula, lantaran pemerintah telah mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi dan moderasi beragama. Kami pun mendorong UI melakukan itu," papar Ketut Budiasa. Tak ketinggalan PHDI memberi masukan agar pembangunan pura kelak dilengkapi fasilitas seperti tempat istirahat dan ruang baca. Dengan begitu, civitas akademika UI beragama Hindu bisa menggunakan waktu kosong atau menunggu jam kuliah ke sana tidak sekedar sembahyang dan meditasi saja. Melainkan bisa istirahat atau membaca buku pula.
Sementara Wakil Rektor (Warek) UI Bidang SDM dan Aset, Prof Dedi Priadi menyatakan pembangunan rumah ibadah di lingkungan kampus UI dalam rangka membangun toleransi antar umat beragama. Saat ini, baru sampai tahap silaturahmi ke majelis agama. Mereka telah silaturahmi ke PGI dan PHDI pada, Senin (14/3) lalu.
Selanjutnya masih diagendakan ke majelis agama lainnya. Lantaran mereka berencana membangun gereja, pura, wihara, kelenteng dan mushola. Namun, mengenai luas bangunan, desain dan biaya belum dibahas. Meski begitu, mereka telah menentukan lokasi bangunan rumah ibadah di depan asrama mahasiswa UI.
"Pembangunan rumah ibadah ini, masih konsep dan belum secara detail. Saat ini, kami masih silaturahmi ke majelis agama. Senin (14/3) pagi lalu, kami ke PGI dan siang ke PHDI. Nantinya akan silaturahmi ke majelis agama lain. Setelahnya akan dibentuk tim," terang pria yang juga menjadi Pembina Pembangunan Rumah Ibadah di UI ini. *k22
1
Komentar