Klungkung Punya 200 Anak Putus Sekolah
Tidak hanya putus sekolah, namun ada juga anak yang sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
SEMARAPURA, NusaBali
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung hingga saat ini masih mencatat 200 orang anak memilih putus sekolah. Kondisi ini diakibatkan faktor lingkungan dan kondisi kemiskinan.
Kepala Disdikpora Klungkung I Ketut Sujana mengakui data tersebut. Kata dia, 200 anak putus sekolah itu tersebar pada empat kecamatan di Kabupaten Klungkung. Namun, terbanyak atau sekitar 50 persen ada di Kecamatan Nusa Penida.
"Tahun ini enam anak sudah berhasil kami jajaki agar kembali melanjutkan sekolah. Dari data sebelumnya, anak putus sekolah di Klungkung 206 orang," ujar Sujana, Senin (28/3).
Sujana belum mengetahui secara pasti apa penyebab anak-anak tersebut tidak melanjutkan sekolah. Karena pendataan baru dilakukan di tingkat desa. Namun berdasarkan informasi yang didapatkan di desa, anak-anak tersebut sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu. “Namun, ada juga yang berasal dari keluarga mampu sehingga dimungkinkan karena pengaruh lingkungan,” ujar Sujana.
Dalam waktu dekat ini, jelas Sujana, Disdikpora akan memverifikasi langsung ke rumah anak-anak tersebut. Tujuannya, untuk mengetahui secara pasti penyebab anak-anak tersebut tidak melanjutkan pendidikannya. Selain itu, untuk memotivasi anak-anak itu agar mau melanjutkan sekolah. Melalui program Pelayanan Tutor Keluarga, anak-anak itu nantinya akan dibuatkan kelompok-kelompok kecil untuk bisa mengikuti pembelajaran melanjutkan kelas yang ditinggalkan. Sementara untuk ujiannya, mereka akan diikutkan dalam ujian kesetaraan atau kejar paket. "Kami berharap anak usia sekolah yang tidak sekolah itu mau melanjutkan pendidikannya," harap Sujana.
Kata Sujana, tidak hanya putus sekolah, namun ada juga anak yang sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Akibatnya mereka mengalami buta aksara. Untuk itu, Sujana akan mengumpulkan orang-orang yang sempat putus sekolah, namun kembali bersekolah dan tamat, untuk memotivasi anak-anak ini. Dengan itu maka akan besar minat mereka untuk melanjutkan pendidikannya dan mengikuti ujian kesetaraan. *wan
Kepala Disdikpora Klungkung I Ketut Sujana mengakui data tersebut. Kata dia, 200 anak putus sekolah itu tersebar pada empat kecamatan di Kabupaten Klungkung. Namun, terbanyak atau sekitar 50 persen ada di Kecamatan Nusa Penida.
"Tahun ini enam anak sudah berhasil kami jajaki agar kembali melanjutkan sekolah. Dari data sebelumnya, anak putus sekolah di Klungkung 206 orang," ujar Sujana, Senin (28/3).
Sujana belum mengetahui secara pasti apa penyebab anak-anak tersebut tidak melanjutkan sekolah. Karena pendataan baru dilakukan di tingkat desa. Namun berdasarkan informasi yang didapatkan di desa, anak-anak tersebut sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu. “Namun, ada juga yang berasal dari keluarga mampu sehingga dimungkinkan karena pengaruh lingkungan,” ujar Sujana.
Dalam waktu dekat ini, jelas Sujana, Disdikpora akan memverifikasi langsung ke rumah anak-anak tersebut. Tujuannya, untuk mengetahui secara pasti penyebab anak-anak tersebut tidak melanjutkan pendidikannya. Selain itu, untuk memotivasi anak-anak itu agar mau melanjutkan sekolah. Melalui program Pelayanan Tutor Keluarga, anak-anak itu nantinya akan dibuatkan kelompok-kelompok kecil untuk bisa mengikuti pembelajaran melanjutkan kelas yang ditinggalkan. Sementara untuk ujiannya, mereka akan diikutkan dalam ujian kesetaraan atau kejar paket. "Kami berharap anak usia sekolah yang tidak sekolah itu mau melanjutkan pendidikannya," harap Sujana.
Kata Sujana, tidak hanya putus sekolah, namun ada juga anak yang sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Akibatnya mereka mengalami buta aksara. Untuk itu, Sujana akan mengumpulkan orang-orang yang sempat putus sekolah, namun kembali bersekolah dan tamat, untuk memotivasi anak-anak ini. Dengan itu maka akan besar minat mereka untuk melanjutkan pendidikannya dan mengikuti ujian kesetaraan. *wan
Komentar