Denphex 2022 Pamerkan Belasan Ribu Benda Filatelis di Dharma Negara Alaya
DENPASAR, NusaBali.com - Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) Pengurus Daerah Bali menggelar pameran filateli bertajuk Denphex (Denpasar Philately Exhibition) 2022 di Gedung Dharma Negara Alaya, Selasa (29/3/2022).
Sekitar 13.000 benda filatelis seperti perangko dan kartu pos dipamerkan selama lima hari, 29 Maret-2 April 2022.
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, membuka langsung pameran yang sudah diselenggarakan untuk keenam kalinya sejak 2014. Selain walikota beserta jajarannya, juga tampak hadir perwakilan PT Pos Indonesia Kantor Regional V Jawa Timur-Bali Nusra.
Puluhan siswa sekolah juga tampak mengunjungi pameran, mendapat edukasi dari panitia mengenai benda filatelis dan sejarah di baliknya.
Ketua panitia pameran sekaligus Ketua PFI Pengurus Daerah Bali, Gede Ngurah Surya Hadinata, mengatakan Denphex 2022 diselenggarakan untuk merayakan Hari Filateli Nasional yang jatuh setiap tanggal 29 Maret.
Selain itu, juga untuk merayakan hari jadi ke-234 Kota Denpasar yang jatuh pada 27 Februari 2022.
Pameran kali ini juga menjadi spesial karena dibuka bertepatan hari jadi ke-100 PFI sejak berdiri pada 29 Maret 1922 silam.
"Yang spesial tahun ini adalah 100 tahun, satu abad Perkumpulan Filatelis Indonesia," ujar Hadinata, ditemui di sela pameran, Selasa (29/3/2022).
Lebih jauh dijelaskan, koleksi perangko dan benda filatelis lainnya seperti kartu pos, merupakan milik 40 orang kolektor yang berdomisili di Bali maupun di luar Bali.
Koleksi terbagi ke dalam 41 panel atau 82 frame, dengan beragam tema yang diusung, mulai dari budaya, politik, hingga kesehatan. Dalam belasan ribu koleksi, bahkan terdapat perangko yang diterbitkan pertama kali di Indonesia, yakni pada 1 April 1864.
"Tujuan dari pameran ini adalah bagaimana memberikan edukasi, literasi kepada masyarakat melalui kegiatan filateli yang mengandung hal-hal positif," sebut Hadinata.
Menurutnya di dalam sekeping perangko atau benda filatelis lainnya bukan saja soal sekeping kertas melainkann juga terdapat edukasi sejarah ataupun budaya.
"Dari filateli kita belajar bagaimana sejarah 100 tahun, 200 tahun yang lampau, banyak yang tidak kita dapatkan di buku sejarah, bisa kita temukan dalam benda-benda filateli," ungkap Hadinata.
Seperti misalnya dalam pameran ini terdapat beberapa kartu pos yang menggambarkan situasi Pulau Bali pada tahun 1930, selain perangko yang terbit pertama kali di Indonesia.
Dituturkan untuk di Bali sendiri terdapat sekitar 75 anggota aktif PFI. Mereka cukup getol mengoleksi berbagai macam benda filatelis.
Menurut Hadinata, benda filatelis bukan sekadar berfungsi sebagai bahan koleksi, melainkan juga sebagai identitas sebuah negara. Setiap negara berdaulat, misalnya, pasti mengeluarkan perangko sendiri.
"Sama halnya seperti mengeluarkan uang kertas," jelasnya.
Perlahan benda filatelis juga berubah menjadi benda seni. Bagi seseorang satu perangko atau benda filatelis lainnya bisa menjadi sangat bernilai, sehingga berani membayar dalam jumlah yang tidak main-main jumlahnya hingga ratusan juta.
Sementara itu Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, dalam sambutannya menuturkan, di zaman yang serba canggih seperti saat ini komunikasi bisa dilakukan secara kilat, peran benda filatelis pun seakan memudar.
Namun, walikota menambahkan, nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah filatelis tidak boleh hilang begitu saja.
"Untuk itulah saya sangat apresiasi sekali dengan pameran ini karena ada basis budaya yang sedang kita pertahankan," sebut Walikota Jaya Negara.
1
Komentar