Heboh, Bayi Ditemukan dalam Kresek di Tempat Sampah
Sudah Ditangani Dinsos, Dititipkan di Yayasan Sayangi Bali
MANGUPURA, NusaBali
Temuan bayi berjenis kelamin laki-laki dalam kantong kresek di tumpukan sampah di pinggir Jalan Tibung Sari, kawasan Banjar Kwanji, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin (28/3) malam pukul 20.30 Wita, bikin heboh sekaligus mengundang rasa prihatin.
Bayi mungil itu saat ditemukan masih lengkap dengan ari-ari dan masih berdarah. Kini keberadaan bayi itu sudah dalam perlindungan Dinas Sosial Provinsi Bali dan Dinsos Kabupaten Badung yang dititipkan di Yayasan Sayangi Bali untuk dirawat.
Informasi yang dihimpun NusaBali, bayi malang ini pertama kali ditemukan oleh seorang pedagang sate diketahui bernama Usman, 25, terbungkus plastik warna hitam di tumpukan sampah di dekat tempat jualannya di pinggir Jalan Tibung Sari, kawasan Banjar Kwanji, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin malam pukul 20.30 Wita. Bayi ditemukan dalam kondisi hidup serta sehat.
Bayi dengan berat 3,2 Kg, panjang 49 Cm, dan kulit sawo matang itu ditemukan Usman setelah sebelumnya mendengar ada tangisan bayi. Pada saat ditemukan bayi malang itu terbungkus plastik warna hitam dalam posisi diikat. Bila dilihat dari kondisinya, bayi tersebut baru saja dilahirkan dan langsung dibuang di tumpukan sampah tersebut.
Oleh warga yang berdatangan ke lokasi TKP bayi laki-laki itu kemudian dievakuasi ke Bidan Ni Nyoman Kusriani di Jalan Tegal Permai Blok P3/35, Dalung untuk mendapatkan pertolongan. Hasil pemeriksaan Bidan Nyoman Kusriani kondisi bayi sehat. Untuk menjaga kestabilan kesehatannya malam itu bayi dititipkan sementara di Bidan Nyoman Kusriani.
Di sisi lain aparat Polsek Kuta Utara turun melakukan olah TKP dengan meminta keterangan saksi-saksi, dan mengecek rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi TKP. Guna mengungkap kasus tersebut, selain Usman yang merupakan dagang sate yang pertama kali menemukan bayi, polisi juga memeriksa tiga orang lainnya, yakni Putu Agus Eka Wiguna Putra, 22, Ni Komang Suiti dan Pak Rani, 40. Ketiga orang ini diperiksa karena memiliki informasi awal tentang peristiwa tersebut.
Keterangan dari Usman saat diinterogasi polisi di lokasi TKP menyebutkan awalnya dia mendengar tangisan bayi. Namun dagang sate yang tinggal di Kampung Jawa, Denpasar Utara itu awalnya mengabaikannya karena menduga tangisan bayi itu bersumber dari Ruko di depan tempatnya berjualan.
Namun demikian, Usman mengaku curiga dengan tangisan bayi itu, karena sumbernya lebih dekat dari Ruko yang berada di seberang jalan tempat jualannya. Lalu Usman menuju ke arah tumpukan sampah yang berada tak jauh dari tempat jualannya. Pada saat itu Usman melihat kantong kresek warna hitam pada tumpukan sampah itu bergerak.
"Melihat kresek bergerak, Usman lalu memanggil warga sekitar. Warga berdatangan dan membuka kantong kresek yang bergerak itu. Ternyata di dalamnya ada bayi laki-laki lengkap dengan ari-arinya. Bahkan terlihat masih berdarah seperti baru saja dilahirkan dari ibunya," ungkap Kasi Humas Polres Badung, Iptu Ketut Sudana saat dikonfirmasi, Selasa (29/3) pagi.
Sementara keterangan dari Putu Agus Eka Wiguna Putra mengatakan awalnya dapat informasi dari Usman. Putu Eka pada saat itu sebenarnya hendak cari makan. Saat melintas di lokasi TKP dipanggil Usman untuk melihat isi kresek yang bergoyang pada tumpukan sampah.
"Saksi Putu Eka merupakan orang pertama yang membuka ikatan kantong kresek warna hitam yang membungkus bayi tersebut. Setelah mengetahui isinya adalah bayi, ibu-ibu di sekitar lokasi langsung mengangkat bayi tersebut dan membungkusnya dengan kain. Lalu bayi itu dihantarkan ke Bidan Nyoman Kusriani oleh Ni Komang Suiti dan Pak Rani," beber Iptu Ketut Sudana.
Peristiwa kejahatan pembuangan bayi itu ungkap Iptu Ketut Sudana menjadi atensi Kapolsek Kuta Utara Kompol Putu Diah Kurniawandari. Menerima laporan lisan tentang peristiwa itu, Kompol Putu Diah langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan secra langsung.
"Sekitar pukul 21.00 Wita 6 Unit UKL Polsek Kuta Utara dipimpin langsung oleh Kapolsek Kuta Utara Kompol Putu Diah Kurniawandari mendatangi lokasi TKP. Sampai saat ini (kemarin) aparat Polsek Kuta Utara masih mengumpulkan informasi untuk segera mengungkap kasus tersebut," tandas Iptu Ketut Sudana.
Hingga kemarin bayi malang itu telah dititipkan oleh Dinas Sosial Provinsi Bali dan Dinsos Kabupaten Badung ke Yayasan Sayangi Bali yang beralamat di Jalan Subak Dalem No 3, Peguyangan, Denpasar Utara, Kota Denpasar untuk dirawat. Pendiri Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata membenarkan jika bayi tersebut diserahkan pada, Selasa sore kemarin sekitar pukul 17.30 Wita. “Bayi yang kami terima dalam keadaan sehat. Beratnya lumayan, sekitar 3,2 kg. Dari pihak Dinsos Kabupaten Badung dan Dinsos Provinsi Bali serta tim medis telah mengecek kondisi bayinya,” jelas Dewa Wirata saat dikonfirmasi kemarin malam.
Dikatakan, selama kepolisian melakukan proses penyelidikan terhadap kasus pembuangan bayi ini pihaknya akan merawat bayi malang tersebut. Pihaknya juga tidak sembarangan dalam merawat bayi, sehingga kasusnya harus diselidiki. Termasuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Bali. “Seperti biasa kita rawat dulu bayinya, polisi akan menyelidiki. Kalau misalnya sudah selesai penyelidikan, kita tetap koordinasi lagi dengan Dinsos provinsi terkait adopsi maupun perawatan selanjutnya. Alurnya memang seperti itu,” katanya.
Dewa Wirata pun mengaku prihatin dengan terjadinya kembali pembuangan anak. Pada beberapa kasus, ada juga yang meninggalkan bayinya di rumah sakit usai melakukan persalinan. Dia pun mengimbau pada calon orangtua agar jangan sampai menelantarkan anak. “Yang lebih miris lagi, bayi yang akhirnya meninggal akibat ditelantarkan. Jangan sampai mengambil jalan pintas untuk membuang anak. Setiap anak berharga,” imbaunya.
Sekadar diketahui, Yayasan Sayangi Bali hingga kini merawat sebanyak 8 bayi yang sudah dirawat di Yayasan Sayangi Bali sejumlah 8 bayi mulai dari usia 0 bulan. Sementara itu, 3 di antaranya merupakan anak-anak. *pol, ind
Informasi yang dihimpun NusaBali, bayi malang ini pertama kali ditemukan oleh seorang pedagang sate diketahui bernama Usman, 25, terbungkus plastik warna hitam di tumpukan sampah di dekat tempat jualannya di pinggir Jalan Tibung Sari, kawasan Banjar Kwanji, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin malam pukul 20.30 Wita. Bayi ditemukan dalam kondisi hidup serta sehat.
Bayi dengan berat 3,2 Kg, panjang 49 Cm, dan kulit sawo matang itu ditemukan Usman setelah sebelumnya mendengar ada tangisan bayi. Pada saat ditemukan bayi malang itu terbungkus plastik warna hitam dalam posisi diikat. Bila dilihat dari kondisinya, bayi tersebut baru saja dilahirkan dan langsung dibuang di tumpukan sampah tersebut.
Oleh warga yang berdatangan ke lokasi TKP bayi laki-laki itu kemudian dievakuasi ke Bidan Ni Nyoman Kusriani di Jalan Tegal Permai Blok P3/35, Dalung untuk mendapatkan pertolongan. Hasil pemeriksaan Bidan Nyoman Kusriani kondisi bayi sehat. Untuk menjaga kestabilan kesehatannya malam itu bayi dititipkan sementara di Bidan Nyoman Kusriani.
Di sisi lain aparat Polsek Kuta Utara turun melakukan olah TKP dengan meminta keterangan saksi-saksi, dan mengecek rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi TKP. Guna mengungkap kasus tersebut, selain Usman yang merupakan dagang sate yang pertama kali menemukan bayi, polisi juga memeriksa tiga orang lainnya, yakni Putu Agus Eka Wiguna Putra, 22, Ni Komang Suiti dan Pak Rani, 40. Ketiga orang ini diperiksa karena memiliki informasi awal tentang peristiwa tersebut.
Keterangan dari Usman saat diinterogasi polisi di lokasi TKP menyebutkan awalnya dia mendengar tangisan bayi. Namun dagang sate yang tinggal di Kampung Jawa, Denpasar Utara itu awalnya mengabaikannya karena menduga tangisan bayi itu bersumber dari Ruko di depan tempatnya berjualan.
Namun demikian, Usman mengaku curiga dengan tangisan bayi itu, karena sumbernya lebih dekat dari Ruko yang berada di seberang jalan tempat jualannya. Lalu Usman menuju ke arah tumpukan sampah yang berada tak jauh dari tempat jualannya. Pada saat itu Usman melihat kantong kresek warna hitam pada tumpukan sampah itu bergerak.
"Melihat kresek bergerak, Usman lalu memanggil warga sekitar. Warga berdatangan dan membuka kantong kresek yang bergerak itu. Ternyata di dalamnya ada bayi laki-laki lengkap dengan ari-arinya. Bahkan terlihat masih berdarah seperti baru saja dilahirkan dari ibunya," ungkap Kasi Humas Polres Badung, Iptu Ketut Sudana saat dikonfirmasi, Selasa (29/3) pagi.
Sementara keterangan dari Putu Agus Eka Wiguna Putra mengatakan awalnya dapat informasi dari Usman. Putu Eka pada saat itu sebenarnya hendak cari makan. Saat melintas di lokasi TKP dipanggil Usman untuk melihat isi kresek yang bergoyang pada tumpukan sampah.
"Saksi Putu Eka merupakan orang pertama yang membuka ikatan kantong kresek warna hitam yang membungkus bayi tersebut. Setelah mengetahui isinya adalah bayi, ibu-ibu di sekitar lokasi langsung mengangkat bayi tersebut dan membungkusnya dengan kain. Lalu bayi itu dihantarkan ke Bidan Nyoman Kusriani oleh Ni Komang Suiti dan Pak Rani," beber Iptu Ketut Sudana.
Peristiwa kejahatan pembuangan bayi itu ungkap Iptu Ketut Sudana menjadi atensi Kapolsek Kuta Utara Kompol Putu Diah Kurniawandari. Menerima laporan lisan tentang peristiwa itu, Kompol Putu Diah langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan secra langsung.
"Sekitar pukul 21.00 Wita 6 Unit UKL Polsek Kuta Utara dipimpin langsung oleh Kapolsek Kuta Utara Kompol Putu Diah Kurniawandari mendatangi lokasi TKP. Sampai saat ini (kemarin) aparat Polsek Kuta Utara masih mengumpulkan informasi untuk segera mengungkap kasus tersebut," tandas Iptu Ketut Sudana.
Hingga kemarin bayi malang itu telah dititipkan oleh Dinas Sosial Provinsi Bali dan Dinsos Kabupaten Badung ke Yayasan Sayangi Bali yang beralamat di Jalan Subak Dalem No 3, Peguyangan, Denpasar Utara, Kota Denpasar untuk dirawat. Pendiri Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata membenarkan jika bayi tersebut diserahkan pada, Selasa sore kemarin sekitar pukul 17.30 Wita. “Bayi yang kami terima dalam keadaan sehat. Beratnya lumayan, sekitar 3,2 kg. Dari pihak Dinsos Kabupaten Badung dan Dinsos Provinsi Bali serta tim medis telah mengecek kondisi bayinya,” jelas Dewa Wirata saat dikonfirmasi kemarin malam.
Dikatakan, selama kepolisian melakukan proses penyelidikan terhadap kasus pembuangan bayi ini pihaknya akan merawat bayi malang tersebut. Pihaknya juga tidak sembarangan dalam merawat bayi, sehingga kasusnya harus diselidiki. Termasuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Bali. “Seperti biasa kita rawat dulu bayinya, polisi akan menyelidiki. Kalau misalnya sudah selesai penyelidikan, kita tetap koordinasi lagi dengan Dinsos provinsi terkait adopsi maupun perawatan selanjutnya. Alurnya memang seperti itu,” katanya.
Dewa Wirata pun mengaku prihatin dengan terjadinya kembali pembuangan anak. Pada beberapa kasus, ada juga yang meninggalkan bayinya di rumah sakit usai melakukan persalinan. Dia pun mengimbau pada calon orangtua agar jangan sampai menelantarkan anak. “Yang lebih miris lagi, bayi yang akhirnya meninggal akibat ditelantarkan. Jangan sampai mengambil jalan pintas untuk membuang anak. Setiap anak berharga,” imbaunya.
Sekadar diketahui, Yayasan Sayangi Bali hingga kini merawat sebanyak 8 bayi yang sudah dirawat di Yayasan Sayangi Bali sejumlah 8 bayi mulai dari usia 0 bulan. Sementara itu, 3 di antaranya merupakan anak-anak. *pol, ind
Komentar