Wali Murid Berharap Jangan Online Lagi
Wali murid dan siswa senang bisa back to school. Selain karena pembelajaran lebih optimal, interaksi dengan teman mengurangi kejenuhan.
TABANAN,NusaBali
Pembelajaran tatap muka (PTM) di Tabanan kembali dilakukan per Jumat (1/4). Kalangan pelajar pun menyambut gembira diperbolehkan kembali ke sekolah setelah harus menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ/online) per 4 Februari 2022 setelah kasus Covid-19 sempat naik karena varian omicron.
“Mudah-mudahan PTM terus berlanjut,” harap Candra Dara, siswi SMPN 2 Tabanan. Kata Candra Dara dengan PTM, dia dan teman-teman bisa bertemu kembali, setelah sebelumnya belajar secara online.“Senang sih, soalnya kan bisa ketemu dengan teman-teman lagi,” ujarnya.
Menurutnya antara PJJ dan PTM jelas berbeda. “Kalau online, kita susah, interaksi juga susah. Kalau ini (PTM) bisalah interaksi ke teman-teman,” ujarnya.
Kadek Eka Putra Sanjaya, siswa SMPN 2 lainnya menyampaikan hal senada. ”Pasti senang, karena belajar di rumah kan membosankan,” kata dia. Selain itu belajar di rumah secara online kadang terhambat beberapa hal. Diantaranya gangguan sinyal dan kuota internet. “Kalau PTM sekarang sudah merasa lega, merasa enak,” kata Eka Putra Sanjaya.
I Gusti Komang Sugendra, guru setempat juga mengaku senang dengan diberlakukannya PTM. Menurut dia, lewat PTM guru bisa memberi support langsung kepada siswa. Kata dia, support itu dapat meningkatkan motivasi siswa. “Karena selain mengajar guru kan juga bisa memberi motivasi,” ujar Gusti Sugendra.
Kegembiraan juga dirasakan siswa-siswa di SDN 1 Kediri. “Senang sih, bisa sekolah lagi. Kalau belajar di susah mengerti materinya,” ujar Putu Vivin Puspita Cahyani.
Demikian juga dengan Ida Ayu Putu Gede Wiardari. “ Senang bisa paham materi lebih jelas,” ujarnya. Dia menyebut pelajaran Bahasa Inggris yang diterimanya Jumat kemarin.
Kata Dayu Wiardari, belajar menjadi lebih mudah, dibanding belajar di rumah. “Kalau di rumah harus mencari di internet,” tambahnya. Sementara itu Ni Kadek Puspitawati, salah seorang guru kelas di SDN 1 Kediri, menuturkan siswa sangat antusias ketika diberitahukan akan PTM kembali. “Kemarin ketika disampaikan melalui WA Group, anak-anak sangat antusias sekali,” ungkapnya.
Karena apabila belajar dari rumah atau PJJ, penjelasan terhadap materi tentu lebih terbatas, dibanding dengan penjelasan dengan interaksi langsung dengan anak-anak. “Walaupun misalnya belum sepenuhnya mengerti, namun dengan penjelasan tatap muka langsung anak-anak lebih semangat,” kata Puspitawati.
Sebaliknya kalau pembelajaran secara daring, selain harus tersedia kuota, juga mesti ada ponsel. “Kalau umpamanya ponsel dibawa orangtua kerja, jadi tak gampang,” lanjutnya.
Sebagai guru, Puspitawati menyatakan PTM membantu meringankan kewajibannya. “ Tidak mesti harus memberikan tugas dari rumah, “ ungkap Puspitawati.
Putu Gede Sumerta, salah seorang orangtua siswa di SDN 1 Kediri, juga bergembira dengan kembalinya PTM . “Lebih bagus langsung masuk sekolah, bisa ketemu dengan guru, teman- temannya,” ungkap Sumarta, asal Kediri. Kata Sumerta, dia yakini di sekolah anak-anak, akan lebih fokus belajar dibanding belajar secara online dari rumah. *k17
“Mudah-mudahan PTM terus berlanjut,” harap Candra Dara, siswi SMPN 2 Tabanan. Kata Candra Dara dengan PTM, dia dan teman-teman bisa bertemu kembali, setelah sebelumnya belajar secara online.“Senang sih, soalnya kan bisa ketemu dengan teman-teman lagi,” ujarnya.
Menurutnya antara PJJ dan PTM jelas berbeda. “Kalau online, kita susah, interaksi juga susah. Kalau ini (PTM) bisalah interaksi ke teman-teman,” ujarnya.
Kadek Eka Putra Sanjaya, siswa SMPN 2 lainnya menyampaikan hal senada. ”Pasti senang, karena belajar di rumah kan membosankan,” kata dia. Selain itu belajar di rumah secara online kadang terhambat beberapa hal. Diantaranya gangguan sinyal dan kuota internet. “Kalau PTM sekarang sudah merasa lega, merasa enak,” kata Eka Putra Sanjaya.
I Gusti Komang Sugendra, guru setempat juga mengaku senang dengan diberlakukannya PTM. Menurut dia, lewat PTM guru bisa memberi support langsung kepada siswa. Kata dia, support itu dapat meningkatkan motivasi siswa. “Karena selain mengajar guru kan juga bisa memberi motivasi,” ujar Gusti Sugendra.
Kegembiraan juga dirasakan siswa-siswa di SDN 1 Kediri. “Senang sih, bisa sekolah lagi. Kalau belajar di susah mengerti materinya,” ujar Putu Vivin Puspita Cahyani.
Demikian juga dengan Ida Ayu Putu Gede Wiardari. “ Senang bisa paham materi lebih jelas,” ujarnya. Dia menyebut pelajaran Bahasa Inggris yang diterimanya Jumat kemarin.
Kata Dayu Wiardari, belajar menjadi lebih mudah, dibanding belajar di rumah. “Kalau di rumah harus mencari di internet,” tambahnya. Sementara itu Ni Kadek Puspitawati, salah seorang guru kelas di SDN 1 Kediri, menuturkan siswa sangat antusias ketika diberitahukan akan PTM kembali. “Kemarin ketika disampaikan melalui WA Group, anak-anak sangat antusias sekali,” ungkapnya.
Karena apabila belajar dari rumah atau PJJ, penjelasan terhadap materi tentu lebih terbatas, dibanding dengan penjelasan dengan interaksi langsung dengan anak-anak. “Walaupun misalnya belum sepenuhnya mengerti, namun dengan penjelasan tatap muka langsung anak-anak lebih semangat,” kata Puspitawati.
Sebaliknya kalau pembelajaran secara daring, selain harus tersedia kuota, juga mesti ada ponsel. “Kalau umpamanya ponsel dibawa orangtua kerja, jadi tak gampang,” lanjutnya.
Sebagai guru, Puspitawati menyatakan PTM membantu meringankan kewajibannya. “ Tidak mesti harus memberikan tugas dari rumah, “ ungkap Puspitawati.
Putu Gede Sumerta, salah seorang orangtua siswa di SDN 1 Kediri, juga bergembira dengan kembalinya PTM . “Lebih bagus langsung masuk sekolah, bisa ketemu dengan guru, teman- temannya,” ungkap Sumarta, asal Kediri. Kata Sumerta, dia yakini di sekolah anak-anak, akan lebih fokus belajar dibanding belajar secara online dari rumah. *k17
Komentar