Sambut Ramadhan, Umat Muslim Buleleng Gelar Pawai Tarhib

Pawai yang diikuti ribuan orang ini, mengambil rute dari kawasan Eks Pelabuhan Buleleng dan berakhir di Masjid Agung Jamik Singaraja. Pawai tersebut digelar oleh Dewan Masjid Kampung Kajanan. Sejumlah grup kesenian hadrah turut serta meramaikan pawai. Iring-iringan gong juga memeriahkan pawai. Formasi pawai disusun sesuai tagline Kampung Kajanan, yakni ‘Kampung Ulama’, ‘Kampung Budaya’.

Rombongan pawai dilepas oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara. Kadis Dody mengaku, ikut berbahagia dengan pawai yang digelar dengan meriah tersebut. Kata dia, momen kegembiraan ini berbarengan dengan serangkaian HUT ke-418 Kota Singaraja. "Saya turut merasa berbahagia dan ikut meluapkan kegembiraan bersama. Masyarakat melakukan pawai menyambut bulan suci Ramadan, sekaligus serangkaian HUT ke-418 Kota Singaraja," katanya.

Dody pun menyambut baik pawai Tarhib Ramadan 1443 H yang digelar oleh umat Muslim di Kampung Kajanan. "Ini sebagai wujud kebersamaan, gotong royong, di mana satu sama lain saling kasih. Ada perpaduan budaya dalam kegiatan ini. Ini yang harus terus dikembangkan dan dirawat bersama," imbuh mantan Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng ini.

Dody menilai, tagline yang diusung dalam pawai dapat diwujudkan secara nyata oleh para tokoh dan masyarakat di Kampung Kajanan. Mengingat, kampung ini memiliki riwayat sejarah yang panjang sejak zaman dahulu. "Di Kampung Kajanan terdapat warisan budaya yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, seperti Masjid Agung Jamik Singaraja, yang memiliki sejarah panjang sejak zaman kerajaan dulu," tandasnya.

Sementara itu, Ketua pawai Tarhib Ramadan 2022, Fauzi Ahmad, menjelaskan, pawai tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan sekaligus untuk merayakan HUT ke-418 Kota Singaraja. "Masyarakat muslim Kampung Kajanan merasa haus sekali dengan acara seperti ini," katanya.

Fauzi menambahkan, pawai Tarhib Ramadan dilaksanakan oleh Dewan Masjid Kampung Kajanan dan diikuti oleh sedikitnya sekitar 3.000 orang. "Ini merupakan syiar Islam. Kami ingin menunjukkan dan mengabarkan bahwa masyarakat Islam hidup penuh toleransi dengan umat Hindu di Kabupaten Buleleng," tutup Fauzi. *mz