Tiga Tahun Berhenti, Bank Sampah Dharma Laksana Panjer Diaktifkan Kembali
Nasabah Aktif Dapat Reward Berupa Sembako
DENPASAR, NusaBali
Bank Sampah Dharma Laksana, Banjar Kaja, Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan, diaktifkan kembali pada Minggu (3/4).
Pengaktifan kembali bank sampah tersebut setelah sempat terhenti karena pembangunan banjar di tahun 2019 lalu, disambung pandemi Covid-19, membuat swakelola baru diaktifkan kembali. Ketua Bank Sampah Dharma Laksana I Wayan Suartawan, mengatakan bank sampah ini sudah berdiri sejak 2016. Namun sempat tidak aktif pada 2019 hingga 2021 dikarenakan ada pembangunan dan pandemi Covid-19. Sementara di 2022 ini pihaknya mengaktifkan kembali bank sampah yang diinisiasi sekaa teruna.
Suartawan mengatakan bagi warga atau nasabah yang aktif dalam bank sampah ini akan mendapat reward berupa beras, kopi hingga minyak goreng. Sedangkan tabungan bank sampah ini dicairkan setiap enam bulan sekali menjelang Hari Raya Galungan. “Nanti menjelang Galungan tabungan ini ditarik oleh warga agar bisa dipakai untuk membeli buah-buahan atau daging,” jelas Suartawan.
Adapun jenis barang bekas yang diterima di bank sampah ini yakni koran, kardus, botol, kaleng, hingga beling. Harga untuk koran dan kardus berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 1.200 per kilogram. Sedangkan untuk botol plastik yang sudah bersih Rp 3.000 ribu per kilogram. “Tapi harga ini berubah-ubah tergantung harga yang diberikan oleh pengepul,” imbuh Suartawan.
Operasional bank sampah ini dilaksanakan pada setiap Minggu pukul 08.00 – 10.00 Wita. Sampai saat ini jumlah anggota bank sampah ini sebanyak 105 orang.
Lurah Panjer I Putu Budi Ari Wibawa mengatakan aktivitas bank sampah ini juga terkait dengan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Paku Sari Panjer. Selain mengolah sampah organik, TPS3R ini juga memiliki mesin pres untuk plastik.
“Kami juga meminta agar warga aktif memilah sampah di rumah tangga masing-masing, sehingga dalam pengolahannya akan lebih mudah dan efektif,” ujar Budi Ari.
Selain itu, pihaknya juga mendorong anak-anak di wilayahnya untuk ikut aktif menabung di bank sampah serta aktif memilah sampah. “Dari kecil memang anak-anak ini harus dibiasakan, sehingga akan menjadi kebiasaan hingga dewasa nanti,” tandas Budi Ari. *mis
1
Komentar