Suyasa Diminta Rebut Badung 1
Pilkada 2024 Tanpa Incumbent, Posisi Cabup Harga Mati
Soal koalisi, Golkar bisa mendekati Demokrat, NasDem, Gerindra, sebagai partai pemenang kedua di Pemilu 2019, Golkar di Badung bisa berpeluang besar.
MANGUPURA, NusaBali
Anggota Bappilu (Badan Pengendalian dan Pemenangan Pemilu) DPP Partai Golkar, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi meminta Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa untuk merebut Badung 1 (kursi Bupati Badung) di Pilkada serentak November 2024 mendatang. Gus Adhi menyebutkan Pilkada Badung 2024 menjadi kesempatan emas Partai Golkar merebut kembali kursi yang pernah dikuasai Golkar periode 2005-2010 dan 2010-2015 melalui paket Anak Agung Gde Agung-I Ketut Sudikerta.
“Pilkada 2024 tidak ada incumbent atau kandidat petahana, sehingga kesempatan emas bagi Partai Golkar merebut kursi Bupati Badung. Saya minta dan mendukung kader terbaik kita di Badung, saudara Wayan Suyasa untuk bertarung berebut Badung 1,” ujar Gus Adhi di sela-sela acara penyerahan mobil ambulance, CSR (corporate social responsibility) BTN kepada Yayasan Maju Prakasa, di Jalan Raya Canggu, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Senin (4/4) siang.
Dalam acara yang juga dihadiri Ketua DPD II Golkar Badung sekaligus Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa itu, Gus Adhi menegaskan kader Partai Golkar harus mengikuti jejak Ketua Umum Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto yang siap dicalonkan sebagai Capres 2024.
Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota sudah saatnya tampil dalam hajatan Pilkada. “Di Badung Wayan Suyasa kita dukung dan beliau harus siap pada Pilkada 2024 mendatang. Karena ini peluang, harus semangat, maksimal berjuang. Seperti semangat juang Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, semangat ini harus dimiliki oleh kader dalam memenangkan Bupati Badung di Pilkada,” ujar Anggota Fraksi Gokar DPR RI dapil Bali ini.
Gus Adhi tidak mau terpengaruh dengan nama besar PDI Perjuangan di Badung. Sebab Golkar bisa menjajaki koalisi dengan partai lain untuk menghadapi PDIP sebagai partai penguasa di Gumi Keris.
“Soal koalisi, Golkar bisa mendekati Demokrat, Partai NasDem, Partai Gerindra yang sejalan dengan Partai Golkar. Sebagai partai pemenang kedua di Pemilu 2019, Golkar di Badung bisa berpeluang besar,” ujar Anggota Komisi II DPR RI membidangi pemerintahan ini.
Soal kemungkinan koalisi dengan PDIP? “Bagi saya, sudah saatnya Golkar tampil di posisi Badung 1. Tidak ada hal yang tidak mungkin dalam satu perjuangan. Kocok koalisi dulu, kemudian ikuti proses. Jangan menyerah duluan. Ada tahapannya yang bisa mengukur. Ada survei, Calon Bupati Badung harga mati bagi Golkar Badung,” tegasnya.
Gus Adhi mencontohkan sukses pasangan Gde Agung-Sudikerta di Badung pada Pilkada Badung 2005. Ketika itu, Golkar bukan partai pemenang di pemilu legislatif (Pileg). Namun Golkar mengusung figur yang punya elektabilitas tinggi. Alhasil, ketika menampilkan Gde Agung-Sudikerta, Golkar jadi pemenang. “Golkar tidak jadi penguasa waktu itu, kalah di 4 dari 6 kecamatan, tetapi menangkan Pilkada bahkan sampai 2 periode. Saya saksi sejarah, saya ketika itu Sekretaris DPD II Golkar Badung,” beber putra dari tokoh Golkar Bali almarhum I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Kenapa ngotot Golkar harus ambil posisi Cabup Badung di Pilkada Badung 2024? Gus Adhi mengatakan, semangat memenangkan Gede Agung-Sudikerta pada 2005 silam berangkat dari kondisi pembangunan daerah saat ini. “Ketika itu, sangat jelas bisa dilihat kondisi kesehatan, kondisi pendidikan, kesejahteraan masyarakat sangat mengkhawatirkan. Begitu Gde Agung-Sudikerta naik ‘Badung1’, hasilnya luar biasa. Rumah Sakit Kapal (RSUD Mangusada, Red) terwujud, Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus meningkat. Jadi, kita memanggil kader Golkar memperbaiki Badung yang saat ini kondisi pembangunannya memprihatinkan,” ujar Gus Adhi.
Sementara Ketua DPD II Golkar Badung, Suyasa dikonfirmasi soal peluang maju di Pilkada Badung 2024, mengatakan dirinya siap dengan perintah dan penugasan induk partai. “Masih jauh sih Pilkadanya, kita lihat perkembangan sambil kita turun ke masyarakat. Saya sangat taat dengan penugasan dan perintah partai,” ujar politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini usai acara dengan Gus Adhi. *nat
“Pilkada 2024 tidak ada incumbent atau kandidat petahana, sehingga kesempatan emas bagi Partai Golkar merebut kursi Bupati Badung. Saya minta dan mendukung kader terbaik kita di Badung, saudara Wayan Suyasa untuk bertarung berebut Badung 1,” ujar Gus Adhi di sela-sela acara penyerahan mobil ambulance, CSR (corporate social responsibility) BTN kepada Yayasan Maju Prakasa, di Jalan Raya Canggu, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Senin (4/4) siang.
Dalam acara yang juga dihadiri Ketua DPD II Golkar Badung sekaligus Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa itu, Gus Adhi menegaskan kader Partai Golkar harus mengikuti jejak Ketua Umum Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto yang siap dicalonkan sebagai Capres 2024.
Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota sudah saatnya tampil dalam hajatan Pilkada. “Di Badung Wayan Suyasa kita dukung dan beliau harus siap pada Pilkada 2024 mendatang. Karena ini peluang, harus semangat, maksimal berjuang. Seperti semangat juang Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, semangat ini harus dimiliki oleh kader dalam memenangkan Bupati Badung di Pilkada,” ujar Anggota Fraksi Gokar DPR RI dapil Bali ini.
Gus Adhi tidak mau terpengaruh dengan nama besar PDI Perjuangan di Badung. Sebab Golkar bisa menjajaki koalisi dengan partai lain untuk menghadapi PDIP sebagai partai penguasa di Gumi Keris.
“Soal koalisi, Golkar bisa mendekati Demokrat, Partai NasDem, Partai Gerindra yang sejalan dengan Partai Golkar. Sebagai partai pemenang kedua di Pemilu 2019, Golkar di Badung bisa berpeluang besar,” ujar Anggota Komisi II DPR RI membidangi pemerintahan ini.
Soal kemungkinan koalisi dengan PDIP? “Bagi saya, sudah saatnya Golkar tampil di posisi Badung 1. Tidak ada hal yang tidak mungkin dalam satu perjuangan. Kocok koalisi dulu, kemudian ikuti proses. Jangan menyerah duluan. Ada tahapannya yang bisa mengukur. Ada survei, Calon Bupati Badung harga mati bagi Golkar Badung,” tegasnya.
Gus Adhi mencontohkan sukses pasangan Gde Agung-Sudikerta di Badung pada Pilkada Badung 2005. Ketika itu, Golkar bukan partai pemenang di pemilu legislatif (Pileg). Namun Golkar mengusung figur yang punya elektabilitas tinggi. Alhasil, ketika menampilkan Gde Agung-Sudikerta, Golkar jadi pemenang. “Golkar tidak jadi penguasa waktu itu, kalah di 4 dari 6 kecamatan, tetapi menangkan Pilkada bahkan sampai 2 periode. Saya saksi sejarah, saya ketika itu Sekretaris DPD II Golkar Badung,” beber putra dari tokoh Golkar Bali almarhum I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Kenapa ngotot Golkar harus ambil posisi Cabup Badung di Pilkada Badung 2024? Gus Adhi mengatakan, semangat memenangkan Gede Agung-Sudikerta pada 2005 silam berangkat dari kondisi pembangunan daerah saat ini. “Ketika itu, sangat jelas bisa dilihat kondisi kesehatan, kondisi pendidikan, kesejahteraan masyarakat sangat mengkhawatirkan. Begitu Gde Agung-Sudikerta naik ‘Badung1’, hasilnya luar biasa. Rumah Sakit Kapal (RSUD Mangusada, Red) terwujud, Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus meningkat. Jadi, kita memanggil kader Golkar memperbaiki Badung yang saat ini kondisi pembangunannya memprihatinkan,” ujar Gus Adhi.
Sementara Ketua DPD II Golkar Badung, Suyasa dikonfirmasi soal peluang maju di Pilkada Badung 2024, mengatakan dirinya siap dengan perintah dan penugasan induk partai. “Masih jauh sih Pilkadanya, kita lihat perkembangan sambil kita turun ke masyarakat. Saya sangat taat dengan penugasan dan perintah partai,” ujar politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini usai acara dengan Gus Adhi. *nat
Komentar