Vaksin Kadaluwarsa Capai 25.000 Dosis
Hanya Gianyar dan Bangli Tak Ada Laporan
DENPASAR, NusaBali
Ternyata tidak hanya di Kabupaten Buleleng ditemukan vaksin Covid-19 yang memasuki masa kadaluwarsa.
Hampir di seluruh Bali hal tersebut ditemukan, kecuali di Kabupaten Bangli dan Gianyar. Se Bali dilaporkan ada 25.000 dosis vaksin jenis AstraZeneca yang sudah memasuki masa kadaluwarsa.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr I Nyoman Gde Anom, didampingi Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit I Wayan Widia, membenarkan adanya stok vaksin kadaluwarsa di Bali. Hampir seluruh kabupaten/kota di Bali melaporkan adanya vaksin kadaluwarsa kecuali Kabupaten Bangli dan Gianyar.
Jumlahnya sekitar 25.000 dosis dan kesemuanya adalah vaksin jenis AstraZeneca. Kadis Gde Anom mengungkapkan bahwa vaksin yang memasuki masa kedaluwarsa tersebut adalah vaksin kiriman dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilimpahkan ke Bali karena di daerah tersebut terjadi kelebihan stok vaksin.
"Kebetulan dikirimnya ketika sudah mendekati masa kedaluwarsa," terang Kadiskes Gde Anom. Lebih jauh diterangkan olehnya, vaksin Covid-19 memang sengaja dibuat pendek masa penggunaannya dibanding vaksin lain pada umumnya, dikarenakan vaksin Covid-19 dibuat dalam keadaan emergency atau darurat. "Masa pakainya 2-3 bulan, kalau vaksin lainnya bisa 1 sampai 2 tahun masa pakainya," ujar Kadiskes asal Desa Blahbatuh, Gianyar ini.
Terkait tindakan lebih lanjut terhadap vaksin yang sudah memasuki masa kadaluwarsa, Kadiskes menyebut masih menunggu kajian dari BPOM. Hasil kajian akan merekomendasikan vaksin masih aman digunakan kembali atau sebaliknya harus dimusnahkan. Untuk diketahui sebelumnya dilaporkan 220 vial atau 2.200 dosis vaksin Covid-19 di Kabupaten Buleleng telah melewati masa tenggang atau kadaluwarsa.
Sementara itu secara nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI belum lama ini mengungkapkan ada 19,3 juta dosis vaksin Covid-19 yang telah memasuki masa kadaluwarsa sepanjang bulan Januari 2022 hingga Maret 2022.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Luh Putu Sri Armini, menyampaikan berdasarkan data per 4 April 2022 stok vaksin Covid-19 di Kota Denpasar sebanyak 26.512. Rinciannya, vaksin Biofarma sebanyak 3.128 dosis, vaksin Moderna 280 dosis, vaksin Pfizer sebanyak 8.104 dosis, dan vaksin AstraZeneca yang baru saja dipesan, sebanyak 15.000 dosis. "Sekarang stok masih banyak, malah sekarang memesan lagi AstraZeneca 15.000 dosis kepada Diskes Provinsi," terang Sri Armini kepada NusaBali, Senin pagi kemarin.
Kendati stok vaksin mencukupi, namun Sri Armini juga mengakui pihaknya baru saja meretur 500 vial atau 5.000 dosis vaksin AstraZeneca kepada pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali, karena setelah 31 Maret 2022 kemarin
memasuki masa kedaluwarsa. Sri Armini pun meminta masyarakat untuk tidak menunda melakukan vaksinasi termasuk vaksin booster, apabila sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Hal itu menurutnya untuk memperkuat herd immunity di Bali khususnya di Kota Denpasar. "Kita sudah menyiapkan vaksin, kita punya 40 fasyankes yang bisa didatangi," imbuh Sri Armini.
Sementara Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna meminta Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng untuk terus berinovasi, mengupayakan masyarakat datang ke layanan vaksinasi. Sejumlah gerakan kreatif pun memungkinkan bisa digelar untuk menarik masyarakat mendapatkan vaksin. Salah satunya membagikan doorprize kepada masyarakat yang mau divaksin.
Menurutnya vaksin kadaluwarsa di Bali dengan jumlah cukup banyak di Buleleng, dapat diantisipasi dengan berbagai macam upaya pemerintah. Sekretaris DPC PDIP Buleleng ini pun mengapresiasi langkah Satgas Buleleng mengejar target vaksinasi. Namun terlepas dari segala kendala, potensi vaksin kadaluwarsa tetap harus menjadi perhitungan Satgas Covid-19 Buleleng.
“Satgas Covid-19 Buleleng harus tetap memacu kegiatan vaksin dari dosis I, II dan booster. Selain juga kesadaran masyarakat untuk datang ke layanan vaksin juga. Sehingga tidak terjadi hal yang merugikan kita semua. Sia-sia kalau sampai kadaluarsa,” ucap Supriatna saat dihubungi via telepon Senin malam kemarin.
Inovasi skema vaksinasi yang memungkinkan bagi Supriatna, salah satunya memberikan doorprize kepada masyarakat yang mau datang ke tempat vaksinasi. Baik berupa sembako maupun kebutuhan harian masyarakat lainnya.
“Ini PR kita di Buleleng. Kalau memang diperlukan tidak masalah mengeluarkan anggar tambahan untuk pengadaan doorprize masyarakat yang mau di vaksin. Atau mungkin skema menarik lainnya,” imbuh politisi asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. Dia juga menekankan Satgas Covid-19 perlu mematangkan kembali persiapan vaksinasi. *cr78, k23
Komentar